08-BAD STUDENT-

906 137 20
                                    

Daesang High School kembali di landa berita duka. Kali ini datang dari salah satu murid berprestasi, teladan, dan digadang-gadang akan menjadi Ketua Osis selanjutnya.

Yah, nyawa siapa yang tahu. Padahal selama ini ia dikenal sebagai pribadi yang tak mengusik siapapun. Tak mau ikut campur dengan gilanya sekolah ini.

Tapi lagi-lagi, nyawa siapa yang tahu. Kematian adalah takdir yang kita sendiri tidak bisa menghindarinya.

Kemarin ia masih tersenyum cerah, menyapa setiap kawan dengan hangat. Binar matanya tidak pernah berbohong saat membantu orang lain dengan tulus.

Namun esoknya, hari ini, detik ini. Ia terbujur kaku di peti mati. Sosok malaikat, ketua kelas, dan pemersatu bagi kelas 2-A. Cha Eunwoo.

"Penghormatan untuk ketua kelas kami," pimpin Winwin membungkukkan badan diikuti yang lain.

Tangan Lisa mengepal seiring dengan raut wajah mendingin. Terlebih saat harus melihat figura foto yang tersenyum cerah di depan sana.

Ia tersentak kecil begitu merasakan sebuah tangan menggenggamnya lembut. Jaehyun tersenyum tipis menenangkan.

Namun, apakah Lalisa bisa setenang itu? Tentu tidak! Ia merasa... bersalah. Sangat.

Seandainya ia tidak membawa dendam di masa lalu. Seandainya pertemuan awal mereka lebih baik. Seandainya ia dapat menurunkan ego. Seandainya...,seandainya...,dan seandainya!

Lisa berharap ini hanyalah bunga tidur. Karena benar jika penyesalan itu datang di akhir. Namun, saat sebuah tangan meremas bahunya, menariknya ke dunia nyata. Ia sudah kehilangan harapan itu.

"Hei, kau baik-baik saja?"

Lisa menatap Jaehyun lama sebelum memeluk pemuda itu erat. Ia membutuhkan sandaran saat ini. Dan Jaehyun memberikannya, mengusap punggung dan surainya lembut.

Sampai sebuah suara membuat mereka kembali berjarak.

"Kak Lisa... Kak Jaehyun?" panggilnya ragu.

"Siapa?" balas Jaehyun. Pasalnya gadis yang berada di depannya ini terlihat asing.

Tersenyum tipis sebelum menjawab, "adik tiri Kak Eunwoo, Jeon Somi."

"Ada apa?" tanya Lisa mencoba tenang.

"Bisa kita bicara sebentar," Somi melihat sekitar. "Tentang Kakakku," lanjutnya berbisik.

Jaehyun dan Lisa saling menatap sebelum menganggukkan kepala. Mengikuti Somi yang berjalan menjauh dari rumah duka.

-://:-

"Aku masih merinding."

Yeji berdecak malas, menatap gadis di depannya yang sedang fokus dengan ponsel. "Sudah sepuluh kali, aku muak mendengarnya."

Lia mencebikkan bibir, "Tapi ini——"

"Lagi?!"

Kali ini Lia diam. Suasana di meja mereka mendadak hening. Yeji yang fokus dengan laptopnya dan Lia yang masih sibuk dengan grup gosip sekolah.

Namun, sebuah suara lain yang baru datang membuat mereka menghentikan aktivitas. "Guys! Maaf aku baru datang."

Karina, gadis berambut ungu yang sibuk mengatur napas memburunya.

"Kau berlari?" tanya Yeji menatap gadis itu yang menenggak habis minuman milik Lia. Sedangkan si empu memandangnya kesal.

"Yapp! dan aku melihat sesuatu yang tidak wajar. Omo~! Aku harus bagaimana ini?!" histeris Karina.

"Melihat apa?" antusias Lia. Tidak apalah minumnya habis asal ia mendapatkan gosip terbaru. Dasar!

"Sepertinya hidupku mulai sekarang tidak tenang," balas Karina meratapi nasibnya.

"Sebenarnya kau melihat apa?"

"Apakah aku akan mendapatkan teror setiap hari?! Arggghh, no!"

"Ck, kau melihat apa, sih?!" kesal Lia.

"Atau aku akan——"

"Oh, shit!! jugeullae?!" tanya Yeji yang sudah tidak tahan. Ia sampai menggebrak meja, membuat beberapa pengunjung kafe melihat ke arah mereka.

Karina berdeham pelan sembari melirik ke sekitar, "Aku melihat Senior Kim dan Senior Suh bertengkar!"

"Apaaaa?! yang benar saja heol!" histeris Lia tidak percaya.

Sedangkan Yeji mencoba meredam emosi yang tiba-tiba melonjak naik. Kenapa temannya tidak ada yang waras dan selalu mengurusi masalah orang lain.

"Sungguh!" Karina mengangkat dua jarinya. "Dan, brengsek! Senior Suh menamparnya. Ugh, keras sekali. Aku masih ingat jelas suaranya."

"Kau tidak salah lihat?! Bagaiman mungkin seorang Johnny Suh si anak teladan menampar perempuan." Lia masih tidak percaya. "Apalagi dia Jennie Kim, kekasihnya."

Karina mengangguk, "Awalnya aku pun tak percaya. Tapi mataku tidaklah rabun untuk melihat hal itu. Aku dengan jelas melihatnya."

"Kau dengar apa yang mereka bicarakan?" tanya Yeji sedikit tertarik.

Karina mulai mengingat-ingat kembali. "Errr, Lalisa, pemuda sialan, dan... mati?" Gadis itu mendelik sebelum menggebrak meja kafe.

Kali ini mereka mendapat teguran.

"Apa ini berhubungan dengan kematian Senior Cha?"

"Kemungkinan besar iya. Senior Suh pasti kecewa mendengar kekasihnya melakukan hal keji itu."

"Atau kecewa akan kecerobohannya," balas Yeji berpendapat lain.

"Maksud kau?"

"Ya, Yeji. Apa maksudmu?" Lia ikut bertanya.

Yeji tersenyum tipis, "Lupakan."

Lia berdecak malas, ia bangkit berdiri. "Aku akan memesan kopi. Kalian mau sesuatu?"

Yeji menggeleng sedangkan Karina memesan kopi sebelum Lia melenggang pergi.

"Arrgh! Shibal! Sepertinya kita salah memilih sekolah. Selalu ada kematian akhir-akhir ini," frustasi Karina.

"Bukannya itu hal biasa? Semester lalu, kau tahu betul kekacauan seperti apa." balas Yeji santai.

"Heumm, yeah, sekolah kita memang sinting! Tapi aku masih merasa sejak kepindahan Senior Hwang ke Daesang menjadi lebih banyak terjadi tragedi."

Yeji menatap Karina lurus. "Kau mencurigainya?"

"Kita berada di klub yang sama dengannya. Saat itu aku melihat beberapa kali Senior Hwang bertemu Senior Kim Sojeong secara diam-diam sebelum ia tewas ." Karina menghela napas, "Dan untuk Senior Cha, ia harus tewas karena Jennie Kim merasa terinjak harga dirinya oleh Lalisa. Bukankah Senior Hwang sangat terlibat?"

Yeji tertawa kecil, "Bukannya kau yang terlibat?"

Karina tersentak, mendapat balasan tak terduga. "Apa maksudmu?"

"Malam itu kau yang membawa Senior Cha." Ini pernyataan dan sialnya sebuah fakta.

Gadis bersurai ungu itu terkekeh lirih. "Aku pun tidak tahu jika dia akan mati."

-://:-

[Dark]

BAD STUDENT || •Jaelice•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang