Meminta maaf

1.2K 62 0
                                    

Alena terus berlari tanpa berbalik sedikitpun, menatap mereka apa lagi Farzan. Itu sangat menakutkan baginya. Mengingat apa yang sudah dia lakukan, Alena tidak bisa berkata-kata lagi, sejujurnya Alena saat ini sangat takut.

Gadis itu membaringkan kepalanya di atas meja miliknya, dalam hatinya Alena terus berdoa, agar dia tidak pernah berurusan dengan Farzan lagi.

"Ngapain lo lari segala?" Syarah memasuki kelas dengan santai.

Alena mengangkat kepalanya, menatap Syarah penuh ketakutan. "Kok Lo nggak bilang sih, kalau mereka nggak bully lo?"

"Yang nggak tanya siapa? Lo lah, maunya lo tanya dulu," Syarah berjalan mendekati Alena lebih dekat. "Eh tiba-tiba lo langsung mukul Farzan."

Alena menunduk sedih, bingung harus bagaimana lagi di hadapan Farzan. "Terus gue harus gimana?"

"Minta maaf"

Alena terkejut, mendengar jawaban Alena. "Lo udah gila? Kalau gue minta maaf, terus Farzan bully gue gimana? Terus gue stres, nggak lama bunuh diri, gue harus gimana?"

"Nggak usah lebay Len, Farzan nggak gitu, Lo aja yang parnoan."

Alena mengehela nafas berat. "Ra, gue nggak mau minta maaf, tetap gue nggak mau minta maaf, titik!"

Syarah menaikan kedua bahunya tak peduli. "Terserah lo, oh iya Len, lo tahu nggak pas lo ninggalin lapangan tadi?"

"Apa?"

Syarah tertawa kecil. "Farzan tanyain nama lo, karena...."

Alena mengangkat kedua tangannya, untuk menyuruh Syarah berhenti melanjutkan kalimatnya lagi."gue mohon stop, gue tahu hidup gue bakal berakhir."

Syarah memutar bola matanya jengah, dengan sikap Alena yang berlebihan. "Len, Farzan nggak gitu, lo juga ngapain juga lo malah buat alasan ada Spider-Man, bukanya minta maaf."

"Ra, lo nggak akan paham di posisi gue tadi, gue takut tahu, lo mau gue di bully?"

"Stop Len, Farzan nggak gitu, yang ada Farzan malah tanyain nama lo doang tadi." Jawab Syarah santai.

Mata Alena terbelalak lebar. "dan lo kasih tahu?"

Syarah mengangguk semangat. "Kasih tahu lah, gue jawab 'Alena Aprilia Yuswandari' "

"Ngapain lo ngasih tahu sih Ra, gue paham sekarang, si Farzan bakal balas dendam sama gue, ngancem gue terus." Gadis itu ketakutan setengah jika Farzan membuatnya kena masalah. Lalu mengacak acak rambutnya.

"Kalau gitu lo harus minta maaf, kebetulan gue mau bawain topi Laiv, kita ke kelas mereka bareng pas udah istirahat."

Syarah mengambil topi dari tasnya, memperlihatkan sebuah topi hitam bertuliskan bad boy. Alena justru bingung, mengapa topi Laiv berada di tangan Syarah.

"Kok topi Laiv ada sama lo?" tanya Alena.

Syarah menatap topi Laiv di tanganya. "Ceritanya panjang."

"Yaudah ceritain dengan singkat aja"

Syarah kembali menatap Alena datar, dan sedikit ragu. "di saat gue tahu Jeno ternyata nembak gue cuman latihan doang biar bisa nembak Aura. Gue di situ nangis."

Ekspresi Alena semakin penasaran tentang cerita selanjutnya. "Gue nangis, Laiv tiba-tiba datang sama gue, langsung pakein topi biar gue nggak diliatin orang."

Alena sangat terkejut mendengarnya, laki-laki seperti Laiv ternyata punya hati juga?"Laiv pinjamin lo topi? Really? Bukanya dia cowok hati batu."

Syarah mengeleng. " Nggak gitu juga kali, Laiv itu sebenarnya baik Len."

LAIVSYARAH [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang