Ungkapan cinta

1.6K 76 0
                                    

Di pagi itu seperti biasa, sudah lumayan banyak anak-anak datang ke sekolah, ada juga yang sudah berada di kelas menunggu guru akan datang untuk mengajar.

Di kelas 12 Ipas 3, dimana kelas Laiv berada dan Farzan, kedua cowok itu tak seperti biasanya tinggal di dalam kelas, setiap pagi mereka akan pergi ke kantin belakang untuk nongkrong.

"Sar, tumben kita nggak nongkrong di belakang?" tanya Farzan sibuk membaringkan sebagian tubuh dan kepalanya di atas meja menatap ke samping jendela.

"Nggak" jawab Laiv datar.

"Why bro?"

"Gue ada urusan sama Syarah"

Kepala Farzan langsung tegap lurus, dan menoleh menatap Laiv tak percaya.

"Lo serius? Jadi lo udah deket sama Syarah, si cewek yang pernah lo cerita itu?" Cowok itu terbalalak lebar menatap Laiv, membuat Laiv memandang Farzan aneh

"Nggak juga, gue mau bawain kalung Syarah."

Farzan tertawa gamang. "Cuman gitu doang rencana lo? Nggak ada yang lebih romantis gitu, atau semacam strategi deketin Syarah?"

"Nggak ada gunanya kalau gitu!"

Laiv sendiri menatap jengkel Farzan. "Lo nggak berhak manggil nama panjangnya."

Farzan memutar bola matanya jengah. "Iya, gue tahu. Gue sering denger kata-kata itu, gue mau tidur." Farzan kembali membaringkan kepalanya di atas, dengan menyamping.

Tak lama, seorang gadis memakai jilbab putih dengan kaca mata khasnya datang membawa buku catatan dan pulpen untuk mencatat sesuatu.

Gadis memakai jilbab putih, dengan pipi sedikit cabi dan imut. Mencubit bahu Farzan pelan untuk membangunnya.

"Woy Farzan bangun bayar uang kas!!" panggil Ciah- ketua kelas.

Farzan berusaha mengangkat kepalanya, menatap gadis itu dengan wajah sedikit mengantuk, saat yang sama gadis itu sudah mulai ingin mencatat nama Farzan.

"Kalau nggak, gue laporin ke wali kelas kita." ancam gadis itu.

Wajah Farzan berubah menjadi murung, yang tak semangat. "Capek banget jadi manusia, bayar uang kas mulu." .

Farzan mengehela nafas, seraya mengulurkan tangannya, dengan bibir sedikit manyungkan ke depan "Pengen jadi buku aja."

"Kok gitu?" tanya Ciah bingung.

"Biar selalu kamu genggam."

Ciah bergidik ngeri, Ciah selaku ketua kelas memang sangat susah meminta uang kas pada Farzan. Padahal Farzan bisa dibilang orang tuanya berada, masih mampu. Namun Farzan saja, yang sering membeli hal tidak berguna, seperti; Rokok, makanan ringan, atau tidak Farzann akan memodifikasi motornya.

"Dih gila kamu, ngak usah ngegombal Farzan, kapan bayar uang kas?"

"Besok deh"

"Besok-besok mulu, banyak boongnya, paling besok nggak akan jadi lagi."

"Ciah, berapa Farzan harus bayar?"

"20 RB, Farzan belum bayar dari kemarin, kemarin."

Laiv mengambil uang dari saku celananya lalu memberikan kepada Ciah. "Nih gue bayarin."

"Loh" Ciah sedikit kebingungan, Laiv yang tiba-tiba membayarkan untuk Farzan.

"Serius nih?" tanya Farzan tak percaya. Detik itu juga Farzan tersenyum senang. "Thanks Sar, lo udah bantu gue."

"Lo sih, jangan kebayakan jajan dong, jadi kamu Farzan udah lunas semua." gadis itu mencoret nama Farzan yang bertanda Farzan telah selesai membayar kas.

LAIVSYARAH [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang