Sore itu, Syarah tampak membersihkan kamarnya, dan juga melipat beberapa pakaian yang baru saja dia keluarkan agar terlihat rapi.
Syarah tertawa ringan. "Ini kan bajunya Rion, astaga kok sampe ke sini?" Syarah menaruh kembali ke tempat tidur, agar bisa mengembalikan baju Rion.
Kebiasaan Syarah, jika bajunya tidak ada yang cocok, Syarah akan santai meminjam baju Rion. Biasanya Syarah mungkin tidak akan mengembalikannya. Karena faktor lupa, mungkin.
Setelah menaruh kembali, sebuah baju modern dress hitam, menarik perhatiannya, lalu Syarah mengambil dan membentangkan baju itu di hadapannya. Sekilas kenangan tentang Jeno dan dirinya muncul, bersama dengan baju ini, dimana Syarah hampir mengungkap perasaannya kepada Jeno dulu tahun lalu. Baju tersebut menjadi saksi waktu di masa itu.
Syarah tersenyum kecil. "Kirain nih baju udah hilang." Syarah kembali menatap baju itu.
Sebuah taman, dimana Syarah dan Jeno berada, tepat Jeno akan pergi. Syarah mengambil tangan Jeno. Gadis itu menunduk sedikit. Wajah Jeno bertanya-tanya mengapa gadis di hadapannya tak berbicara sepatah pun.
"Ra? Kenapa? Kamu mau buang air atau?"
Syarah cepat mengeleng. "Bukan" Syarah menaikan pandangannya, menatap Jeno lekat.
"Jeno, aku tuh sebenernya..."
"Jeno!" keduanya menoleh ke arah sumber suara, Syarah terkejut kedatangan Aura yang sedang berlari ke arah mereka.
Jeno melambai ke arah Aura "Aura sini."
"Itu Aura?" tanya Syarah menatap Jeno.
Jeno mengangguk. "katanya Aura pengen deket sama kamu, makanya aku ajak sekalian."
"Tadi kamu mau bilang apa?" tanya Jeno.
Syarah mengeleng lalu tersenyum kecil, bukan waktu yang tepat untuk menjawab pertanyaan Jeno sekarang, apa lagi Aura harus ikut bersama mereka."nggak ada."
"Andai aja Aura nggak ada di antara kita, mungkin kata 'Nggak ada' itu, pasti bakal 'ada' Jeno."
Tak ingin berlama-lama, Syarah kemudian menggantung bajunya di hanger, lalu memasukan baju itu ke dalam lemari.
"Kak!"
Panggilan itu, refleks Syarah berbalik belakang dengan wajah kaget. "Rion! Kenapa nggak ketuk aja sih? Gue kagetan tau!"
"Maaf kak"
Rion kemudian masuk tanpa beban, Rion menatap ke atas tempat tidur, sepertinya kakanya itu sedang membereskan kamar lagi.
"Lagi bersihin kamar?" tanya Jeno.
Syarah tak menjawab, dia kembali mengambil, baju lainnya dari atas tempat tidur. "Lo ngapain ke sini? Mau minta gue bantuin kerja tugas matematika lo lagi?" tanya Syarah menduga kedatangan Rion ke kamarnya.
"Bukan"
"Terus, lo ngapain ke sini?"
Rion lantas berjalan, lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Lo ngapain tidur di situ, pergi nggak?! gue habis bersihin, Yon!"
"Bangun nggak!"
Syarah yang berusaha menarik tubuh Rion, karena begitu berat, Syarah tidak bisa menariknya. "Rion!!"
Rion hanya bisa tersenyum kemenangan mendengar suara kekesalan Syarah, untuk menganggu kakanya, senyumnya seketika berhenti, melihat bajunya di atas di atas tempat tidur tak jauh darinya. "Loh itu kan Hoodie gue, kok ada di sini?" tanya Rion bangkit, menatap Syarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAIVSYARAH [On-Going]
Teen FictionJika Syarah mencintai Jeno, apakah Jeno akan mencintainya juga? itu yang sering muncul di benak Syarah. mencintai hanya sepihak, tanpa terbalaskan apapun, tetapi Syarah dengan sabar menunggu Jeno Saktiawan Sinaga mencintainya, Syarah hanya tidak ing...