Waktu itu

1.3K 70 0
                                    

Dua bocah berumur 12 tahun dan satunya berumur 13 tahun, memandang satu sama lain di depan sebuah rumah mewah, wajah kedua anak kecil itu tampak tak rela.

Senyum di antaranya mengambarkan, seperti akan ada perpisahan di dalamnya.

"Aku mau pindah rumah" ucap gadis kecil itu, dengan bando pita, dan rambut pendeknya. Menatap anak laki-laki yang terlihat sedih.

"Gimana kalo aku tunggu kamu?"

Syarah menunduk dengan kecil hati. "Kalo kita ngak pernah ketemu? Dan aku nggak akan pernah kembali lagi?" tanya Syarah bimbang di masa depan nanti.

"Aku cari kamu"

"Emang kamu bisa cari aku" tanya Syarah masih tak percaya perkataan anak laki-laki lebih tua darinya.

"Bisa" Laiv tersenyum kecil. "Aku kan cowok."

"Syarah, kita udah mau berangkat nih!" panggil Tamara berdiri di depan mobil sejak tadi.

Syarah menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Laiv. "Tapi kamu harus janji dulu."

Laiv memandangi jadi Syarah, sebelum akhirnya sepakat. "Janji."

"Mama aku panggil, aku pergi dulu."

"Syarah tunggu!"

Gadis kecil itu berbalik, dan kembali ke tempat Laiv berdiri. "Kenapa?"

Laiv menyodorkan tangannya di hadapan Syarah, tangan bocah itu masih mengepal tak lama ia membukanya secara perlahan, terdapat kalung dan hiasan berlian palsu, di kalung itu terdapat huruf 'S'

"Untukku?" tanya Syarah.

Laiv mengangguk semangat" kalau aku temuin kamu, jangan lupain aku."

"Syarah, nanti kita terlambat sayang!"

Syarah berbalik. "iya Ma!"

Syarah kembali menatap Laiv. "makasih Kay, aku pergi dulu Mama udah nunggu, aku pasti nggak akan pernah lupain kamu!"

Sebuah kata-kata yang tidak akan pernah dilupakan Laiv, dan tahun-tahun telah berganti. Memasuki sekolah SMA, adalah penantian Laiv sejak lama. Cowok itu dengan santainya berjalan masuk ke halaman sekolah.

Laiv tak henti-hentinya untuk berhenti tersenyum, ketika melihat seorang gadis rambut panjang, mata lentik dan bibir terbelah, menarik perhatianya. Laiv langsung berjalan ke arah gadis itu.

Laiv mencengkal tangan gadis itu yang di awal sedang berjalan, Laiv tak menyangka, bisa menemukan Syarah di sekolah ini, sekilas Laiv juga menatap kalung yang dipakai Syarah, ternyata gadis itu masih menyimpan kalung dia berikan.

"Ketemu"

Syarah memandang Laiv aneh, dia sama sekali tidak mengenal pemuda itu. "Lo siapa?"

Wajah Laiv berubah datar, mendengar pertanyaan Syarah kepadanya. "Jadi lo nggak kenal gue?"

Syarah mengeleng pelan. "Nggak, emang lo siapa?"

Pandangan Syarah turun, melihat Laiv masih mengengam tanganya. Lalu melepasnya secara paksa. "gue nggak kenal lo, sorry lo pasti salah orang."

Syarah melanjutkan langkahnya, Laiv sendiri hanya termangu melihat tingkah Syarah yang berubah 100%.

"Bukanya lo bilang lo nggak akan pernah lupain gue? Tapi kenapa lo harus lupain gue?"

Dan setelah kejadian itu, Laiv akhirnya melupakan Syarah, teman masa kecilnya yang harus berpisah, Laiv tahu Syarah mungkin melupakannya, tetapi Syarah tidak akan bisa jauh darinya. Laiv pernah berjanji, akan menemukan gadis itu.

LAIVSYARAH [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang