5

778 93 12
                                    

Keesokan paginya terlihat Zhan yang sedang duduk di tempat tidur. Kamarnya kembali berwarna putih. Dia duduk di atas bantal, rasanya tidak nyaman sekali sejak tadi malam. Semuanya terasa salah.

Kepalanya pusing memikirkan bahwa dia harus mengandung seorang anak untuk Yibo dan lebih buruk lagi Yibo sudah menikah dan bahagia.

Seorang pelayan dengan pelan memasuki kamarnya, "Waktunya makan Tuan," panggil pelayan itu sambil membantu Zhan bangun dari tempat tidur.

"Aku bisa melakukannya sendiri," katanya ragu-ragu, sebelum dia memberi isyarat kepada pelayan untuk keluar dari ruangan. Zhan belum siap untuk melangkah keluar dari tempat perlindungannya dan menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia berharap bisa menarik semua tirai di kamarnya dan bersembunyi di dalamnya sehingga tidak ada yang bisa menemukannya.

Tapi dia tahu itu tidak mungkin karena dia harus mengandung anak Yibo.

Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar dia tidak harus 'melakukan' itu lagi dengan Yibo.

Tidak ada cinta, tidak ada gairah, tidak ada sentuhan lembut kecuali sentakan kasar Yibo pada tubuhnya.

Ketika pintu kamarnya terbuka, semua pelayan diam. Semua orang diam, bahkan Nyonya Wang dengan tenang meminum teh paginya seperti tidak terjadi apa-apa.

"Sayang, kau tidak seharusnya kesini" kata Ny. Wang khawatir.

"Aku baik-baik saja, ibu" gumam Zhan. Dia duduk di sebelah ibunya, banyak pikiran melintas di benaknya.

"Memikirkan tentang itu?" tanya ibunya, dan Zhan tidak repot-repot menyembunyikan apapun karena ibunya bisa membaca pikirannya.

Nyonya Wang tertawa kecil karena Zhan tidak menjawab. Sambil meletakkan tehnya, dia meraih tangan Zhan,"Kau tahu, aku selalu berpikir bagaimana aku bisa memberikan anakku yang cantik ini kepada orang asing yang tidak jelas asal usulnya? dan sekarang aku senang mengetahui bahwa Yibo adalah orang asing itu. Bahwa suatu saat aku akan menikahkanmu dengan Yibo "katanya dengan senyum lembut.

" Ibu, gege sudah menikah dan aku-"
"Yibo boleh mempunyai istri kedua dengan izin dari orang tuanya. Dan Zhanzhan ibu tahu kau luar dalam, bagaimana ibu bisa menolak kau menjadi menantuku?"

"Ibu-"

"Tuan Yibo ada di sini bersama Nyonya Liying" kata seorang pelayan dengan sopan, membiarkan Yibo dan Liying memasuki ruangan.

Yibo menghindari kontrak mata dengan Xiao Zhan, sementara laki-laki yang lebih muda hanya bisa menatapnya mendamba. Dan Liying merasa seolah-olah dia terjepit di antara keduanya... 'kekasih yang terhalang takdir'

-

"Tidak, maaf, Nyonya Wang" dokter itu menggelengkan kepalanya sambil memalingkan muka dari wanita yang lebih tua ke pria yang lebih muda yang duduk di tempat tidur.

"Apakah kau yakin, dia bilang dia sedang tidak enak badan," Nyonya Wang memberi tahu.

"Saya yakin, dia tidak hamil," dokter meyakinkan dan desahan kecewa keluar dari bibir Nyonya Wang.

Yibo berdiri membelakangi jendela menatap ke luar, hatinya tak karuan saat mendengar bahwa Xiao Zhan belum hamil. Itu berarti akan ada persetubuhan lagi..

-

Untuk menghindarkan Yibo dan Xiao Zhan dari komentar negatif anggota Klan Wang, semuanya dilakukan dengan rahasia.

Yibo merasa seperti telah menusukkan pisau ke hati Liying. Xiao Zhan harus segera hamil.

Bibir mereka tidak pernah bertemu untuk sebuah ciuman manis nan romantis..

SUBSTITUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang