11

1.7K 130 39
                                    

"Dokter Choi, jika anda menginginkan mereka selamat maka kita harus melakukan operasi sekarang"

Dokter Choi menoleh kembali ke Yibo, menatapnya memohon,
"Anda dengar itu? mereka berdua bisa mati jika kita tidak melakukan apa-apa!" Dokter Choi bergumam, dia tidak ingin berakhir seperti ini. Hanya operasi caesar satu-satunya cara untuk melahirkan anak itu dengan selamat.

"Aku tidak menginginkan anak itu..." Yibo memeluk Xiao Zhan erat-erat,

"Aku menginginkan istriku.." dan bibirnya tak henti-henti menciumi puncak kepala Xiao Zhan.

Para perawat dan dokter berdiri diam, mereka semua tahu rasa sakit Yibo. Ini adalah keputusan yang sulit. Hingga salah satu perawat melebarkan matanya ketika melihat monitor jantung, "Detak jantungnya meningkat!" dia berteriak seolah-olah keajaiban baru saja datang.

"Apa?" Dokter Choi mendekat ke monitor kecil itu dan dia benar, dia menoleh untuk melihat Xiao Zhan dengan takjub sebelum kembali ke monitor.

Dokter Choi sedang menuju tubuh Xiao Zhan yang lemas ketika dia merasakan tangan dokter Hwang di bahunya, "Apa kau mau bertaruh?" teman lamanya bertanya.

Dokter Choi mengangguk, dia belum akan menyerah pada pasiennya dan dia tahu Yibo juga belum siap untuk kehilangan Xiao Zhan.

Dengan tangan Yibo yang tidak pernah melepaskannya , Xiao Zhan berhasil memanjat keluar dari lubang gelap yang perlahan menariknya, kembali ke arah cahaya. Dan dengan kehadiran Yibo di kamar itu, Xiao Zhan berhasil melahirkan bayi laki-laki yang tampan.

Nyonya Wang menangis terharu, mulutnya tak henti-henti mengucap syukur pada Dewa saat perawat membawa bayi kecil yang terbungkus itu padanya. Memegang anak yang lemah di tangannya, dia menangis. Dan Liying diam-diam tersenyum haru melihat penerus keluarga Wang telah hadir.

_______

Pemakaman diadakan dua minggu kemudian. Suasana mendung semakin menambah suasana haru. Pendeta berbicara monoton di tengah rintik hujan dan angin.

Musik dimainkan dengan lembut ketika satu per satu kerabat Wang berdoa di sana dengan hormat dan meletakkan mawar putih di atas peti mati yang tertutup. Ketika semuanya berakhir, peti mati diturunkan hingga menghilang dari pandangan.

Yibo duduk di barisan depan, di tengah hujan, menatap sebidang tanah yang sekarang menjadi rumah baru kekasihnya dengan tatapan kosong. Dia tahu dia berada di tempat yang lebih baik sekarang, tidak akan ada lagi pandangan menghina, ucapan yang melukai hati, tetapi hanya memikirkannya saja sudah membuat hatinya hancur. Dia menangis tergugu..

Banyak hal terjadi begitu cepat hingga dia bahkan tidak bisa ingat apa pun.

Dan seperti itu, dia kehilangan kekasih hatinya...

______

5 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 tahun kemudian

Waktu menunjukkan lewat tengah malam. Lewat satu, lewat dua dan mendarat tepat pada jam tiga pagi. Berdiri ruangan gelap dengan sebuah gelas anggur di tangan kiri dan sebatang rokok di tangan kanan. Pikirannya berkelana, hari ini begitu penting dan sangat berarti sehingga dia tidak berkeinginan untuk tidur.

"berhentilah minum, itu buruk untuk kesehatanmu," gumam Xiao Zhan pelan sambil menatap punggung suaminya. Kata-kata Xiao Zhan menyadarkan lamunannya. Dan Yibo menyapanya dengan senyuman yang dipaksakan.

Xiao Zhan berjalan ke arah Yibo, mengambil gelas anggur dari tangannya. Sebelum memeluk erat suaminya.

Liying meninggal pada hari ini... lima tahun yang lalu...

"Masih memikirkan Jiejie?", suara lirih Zhan menyadarkannya.

" Hmm.. Maafkan aku" Yibo menelusupkan wajahnya diceruk leher Zhan, berusaha menahan tangis yang sebentar lagi akan pecah.

"Shhh... Its okay. Menangislah. Tapi berjanjilah ini terakhir kali kau menangisi Jiejie, okay. Karena aku cemburu Wang Yibo" Gurau Xiao Zhan sambil mengusap punggung yang mulai bergetar.

Sepuluh menit dihabiskan Yibo untuk menangisi masa lalunya. Meluruhkan segala kenangan tentang Liying bersama dengan air matanya. Farewell Liying.

"Yibo, promise me eternity if you feel the same way as I do?" Bisik Zhan.

Yibo melonggarkan pelukannya, hanya untuk mendapati Zhan yang menyambutnya dengan senyuman tulus. Diusapnya wajah istrinya sejak lima tahun lalu. Dikecupinya matanya, pelipisnya, pipinya, hidungnya, bibirnya. 'for eternity'.

END

❤❤❤❤

SUBSTITUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang