9

1K 110 31
                                    

"Apa kau mendengarku? Dia ada di rumah sakit sekarang, "suara serak ibunya terdengar melalui perangkat kecil di tangannya.

Nafas Yibo tercekat, paru-parunya terasa seperti membeku. Dia menoleh untuk melihat istri yang sedang tidur..

"Yibo?" Yibo menoleh untuk melihat istrinya yang tidurnya terganggu. Yibo segera menutup telepon, dan berbaring kembali ke tempat tidur.

"Siapa?" tanya Liying penasaran.

"Bukan siapa-siapa. Tidak ada yang penting... tidak ada sama sekali..." gumam Yibo sambil menarik Liying ke dalam pelukannya. Memeluk istrinya satu-satunya.

Tapi dia ketakutan...

Takut Liying akan mati kapan saja jika dia pergi..

Takut menghadapi Xiao Zhan setelah dia meluapkan emosinya pada yang lebih muda..

Dia hanya takut....dan pelukan Liying bisa menyelamatkannya dari semua ketakutannya..

-

Cahaya memikat yang tergantung di atasnya membangunkannya dari tidurnya. Dia melihat sekeliling ruangan dan tahu bahwa dia ada di rumah sakit. Dia ingat semua yang telah terjadi.

Kepalanya berdenyut-denyut dan tubuhnya remuk seperti ditabrak truk.

"Ibu?" Panggil Xiao Zhan dengan lembut, berharap ibunya ada di kamar. Dia tidak berani membuka matanya untuk menghadapi cahaya yang kejam, menyala sangat terang di kelopak matanya yang tertutup.

Dia merasakan sentuhan pada telapak tangannya. Ibunya meremas tangannya, begitu erat.

"Xiao Zhan" suaranya penuh perhatian dan rasa khawatir.

Xiao Zhan ingin menjawab, tapi ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya dan dia merasakan dorongan untuk muntah.

Beralih ke sisi tempat tidur, Xiao Zhan refleks memuntahkan semua isi perutnya. Sedikit makanan yang di konsumsi di Bar kemarin malam.

"Xiao Zhan! Panggil dokter!" suara ibunya sangat khawatir, dan dia merasakan tangan ibunya mengelus punggungnya mencoba menenangkan.

Rasanya dia berada di kamar sendirian selama berjam-jam, tetapi pada kenyataannya hanya sepuluh menit berlalu sejak dokter meminta untuk berbicara dengan Nyonya Wang. Xiao Zhan menoleh ke kiri, di atas meja nakas ada ponsel dan dompetnya.

Membuka perangkat kecil itu, Xiao Zhan menghubungi nomor yang sangat dikenalnya, dering berdengung di telinganya. Yibo tidak mengangkatnya.

Air mata menggenang di matanya saat dia merasakan hidungnya mulai memanas, tidak bisakah dia mengangkat teleponnya?

Xiao Zham menelepon lagi, kali ini Yibo mengangkatnya pada deringan kelima. Xiao Zhan hendak berbicara ketika suara diseberang memotongnya.

"Ibu! Aku tidak akan menikahi Xiao Zhan, aku hanya butuh Liying! Apa kau mengerti?! Liying adalah satu-satunya yang kucintai dan akan menjadi satu-satunya yang kucintai. Xiao Zhan tidak berarti apa-apa bagiku!" tiba-tiba ada jeda, dan Xiao Zhan tahu, Yibo telah mengira ia berbicara dengan ibunya. Dia tidak bisa menemukan keberanian untuk berbicara setelah banyak pengakuan kebencian untuknya.

"Liying hanya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup, aku ingin menghabiskan semua waktu yang aku punya bersamanya. Xiao Zhan tidak akan pernah bisa menggantikan Liying di hatiku, tidak peduli betapa kau membenci istriku!"

Ada jeda panjang lagi dan Xiao Zhan sudah merasakan air matanya jatuh. Setetes demi setetes.

"Apa kau mengerti?" Yibo menekankan sekali lagi.

SUBSTITUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang