JUNE | 1

6.8K 103 0
                                    

Luke berdecak kesal melihat kelakuan kedua kakaknya yang terus menerus adu mulut. Melihat keduanya membuat Luke ingin meyakini kalau mereka benar-benar bukanlah anak kembar tiga dari ibu yang sama. Nicholas si pertama yang keras kepala, Dan Matthew yang sama keras kepalanya juga dengan Nicholas.

"Lo mau balapan dengan keadaan kayak gitu? Otak lu di mana sih, Nic?!" Matthew berujar tegas yang terselip kekesalan tingkat jahanam.

"Gua gak peduli, pokoknya malem ini gue harus kalahin si bajingan Ferdian itu di sirkuit!" Nicholas tak kalah bengisnya menjawab pertanyaan Matthew.

"Lu gak kapok kemarin masuk Rumah Sakit dan bikin mama kalut?" Nicholas dan Matthew menoleh ke arah pintu kamar yang menjadi sandaran Luke semenjak pertunjukan gladiator antara keduanya di mulai, "At least use your brain, Nic."

Seratus persen apa yang baru saja terucap dari mulut Luke adalah kebenaran. Baru kemarin Nicholas masuk IGD karena demam tinggi dan nyaris pingsan, sekarang dengan mudahnya ia ingin kembali ke kebiasaan buruknya. Balapan motor mengadu popularitas dan kekuasaan. Orang di sekitarnya tidak habis pikir mengapa Tuhan terlalu baik memberikan kesempatan pada Nicholas untuk terus hidup walaupun berkali-kali anak itu hampir menawarkan nyawanya secara cuma-cuma. Nicholas memang yang tertua dan sekaligus terbrutal diantara adik-adiknya, alih-alih mencontohkan hal baik dia memilih tetap pada pendiriannya. Baginya, ia bukan seorang kakak, maupun menganggap Matthew dan Luke sebagai adiknya. Yang jelas menurutnya, mereka itu sama setara, tidak ada tingkatan, dan pasti punya keinginan masing-masing.

"Minggir, Matthew! Gue mau pergi," Nicholas mencoba menangkis pertahanan yang di buat Matthew namun tidak semudah itu pilar yang Matthew buat bisa runtuh.

Matthew menghela nafas.

"Bro, listen, sekarang lo mending istirahat, fokus pulihin imun tubuh lo. Soal Ferdian biar gua yang urus," Nicholas hendak menangkal namun Matthew dengan cepat memotong, "tolong, demi mama, gua gak sanggup lihat dia khawatir tentang lo."

Nicholas diam telak, dia tak punya peluru cadangan untuk mengelak. Masalah musuhnya Nicholas yakin Matthew bisa menanganinya bahkan mungkin bisa lebih handal.


Ini kesekian kalinya Matthew menggantikan Nicholas balapan motor. Keahliannya menguasai kuda besi juga tak perlu siapapun ragukan, kemampuannya bisa menandingi Nicholas untuk urusan itu.

"Nic, bentar lagi Ferdian cabut ke sini."

Matthew mengangguk mendengar penuturan Liam. Ia tak protes siapapun memanggilnya dengan nama sang kakak. Sama seperti anugerah anak kembar identik lain di dunia ini, mereka bertiga memang sulit di bedakan dalam sekilas. Setidaknya butuh waktu minimal 5 menit untuk membedakan mana Nicholas, Matthew atau Luke si bungsu yang renggang waktu kelahirannya 10 menit dari Matthew. Proses membedakan ketiganya akan di persulit oleh gelap ketika malam menyapa. Hani-sang ibu sambung mereka pun terkadang masih mengalami miskomunikasi dengan ketiganya. Mungkin yang benar-benar bisa membedakan mereka dengan akurat baru sang adik tiri perempuan-Katya.

Malam ini, duel antara Ferdian dan Nicholas yang di gantikan Matthew mempertaruhkan sebuah kuasa apabila salah satunya kalah, maka dengan keputusan mutlak sang pemenang berhak membubarkan kelompok si kalah. Nasib geng motor yang berada di bawah kehendak Nicholas ada di tangan Matthew kali ini. Matthew cukup awam apabila Ferdian-si ketua geng motor PRANCA adalah musuh bebuyutan Nicholas bersama TAKSAKA.

Bunyi decitan rem motor mengalihkan atensi Matthew dan teman lainnya. Si penunggang motor menaikkan kaca helm dan tersenyum remeh. Penantang malam ini, Ferdian.

"What's up bro?" Ferdian masih dengan senyum mengejeknya, "akhirnya kita ketemu lagi, gue gak sabar buat ngalahin lo malam ini."

Matthew menaikkan kedua alisnya dan tertawa renyah, "lo yakin?"

JuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang