"Gue akan tanggung jawab."
June runtuh, hancur tanpa sisa. Takut dan miris menamparnya sekencang mungkin. Fakta bahwa dia hamil berhasil memukul berat impiannya, harapan akan masa depan yang lebih baik. Jelas ia tidak pernah menginginkan hal seperti ini menimpa dirinya, mengingat June tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Matthew terus memeluk June erat. Momen itu berakhir ketika June mendorong bahu Matthew keras hingga pelukan keduanya terlepas. Si perempuan mengusap pipinya kasar menghilangkan jejak tangisan.
"Gue anterin lo pulang, ayo,"
Tak ada tanggapan dari June.
"Besok kita ke Rumah Sakit buat periksa lebih lanjut," June langsung menatap tajam Matthew, dan berlalu keluar bathroom tanpa mengindahkan interupsi Matthew.
June benci, ia tidak ingin melihat wajah Matthew, bahkan mungkin Luke sekalipun.
Matthew mematung di lorong hotel tepat saat pintu elevator menutup, membawa June turun ke lantai dasar.
Sama halnya seperti June, Matthew juga khawatir sekaligus kalut. Haruskah berakhir demikian? Ia tahu harus bertindak bagaimana, namun titik masalah terberat ada di sisi June.
Matthew menutup wajahnya frustasi. Kecewa dengan dirinya sendiri, merasa gagal menuruti pesan mendiang bunda-nya yang mengajarinya menghargai perempuan. Bukan menghargai, Matthew malah merusak—fisik dan batin si gadis.
Matthew yakin, Kalfiyara June belum menerima kenyataan.
"Congrats, bro! Gue tahu lo gak akan mengecewakan!" selebrasi kemenangan di kumandangkan oleh pria Ginting berdarah Batak Karo—Lucas setelah Matthew kembali menampung kemenangan balapan malam ini.
"Lu keren, bro, gile sih!" Matthew tak bereaksi apapun saat Liam memujinya. Merasa urusan mengenai janjinya untuk menggantikan Nicholas telah usai, Matthew tancap gas meninggalkan area balapan.
Pikiran Matthew telah terpaku pada satu nama seorang perempuan. Kalfiyara June, perempuan dengan rambut pendek yang tengah berbadan dua karena hasil perbuatan bejatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
June
Teen Fiction[17+] June-si pecinta kedamaian tak pernah menyangka kehidupan nya akan merumit setelah tragedi di kamar hotel saat out class. Tragedi itu terjadi secara kebetulan menodong June sebagai korban. Di sisi lain-Matthew berusaha mengingat dengan yakin d...