PROLOG

1K 27 0
                                    

Welocome semuanya...
Selamat membaca, tapi jangan lupa vote dan komen dulu sebelum baca oke.

.T.010124.B.

Mill menarik kerah eila kencang saat eila hampir saja mencapai pintu, membuat sang empu tertarik lagi ke belakang.

Huft..

Eila mematung, hampir saja ia berteriak saat seseorang dengan sengaja menarik kerahnya ke belakang, tangannya masih setia memegang daftar menu yang di pakai untuk menutupi wajahnya. Sial batin eila.

Srett..

Cetak..

Mill menyingkirkan daftar menu itu dengan sekali hentakan dan tangannya secara langsung menyentil dahi eila, sangat sangat keras sampai sang empu rasanya ingin menangis detik itu jugaa.

"Auuu! Ihhh tangan lo ihhh" Rengek eila kesal sambil menatap mill berang.

"Heh bocil, ngapain lo di sini, bukannya lo udah di asingkan ke Amerika ya sama papih?" Ucap mill menatap eila tanpa dosa.

***

Eila, gadis yang selalu ceria dan tampak bar bar itu kini berhasil masuk ke SMA 7 Angkasa sebagai anak pindahan. sebenarnya tidak sulit baginya untuk masuk ke sekolah ini, toh ayahnya seorang kepala sekolah disini, namun tetap saja beliau bilang kalau Eila mau masuk ke sekolah
SMA 7 angkasa dia harus memenuhi beberapa syarat.

1. Harus pulang ke rumah ayahnya dan tidak tinggal di apartemen.

2.tidak membuat onar atau kerusuhan.

Syarat yang sederhana tapi sulit, pasalnya Eila benar benar tidak ingin tinggal di rumah ayah dan ibu tirinya.
Namun, apa boleh buat, dari pada harus tinggal di Amerika lebih baik dia turuti saja syarat ayahnya.

Lalu syarat yang kedua itu benar benar menyiksa Eila, pasalnya dia itu orangnya kelewat bar bar, gak bisa cuma diam dan gak berbuat apa apa. Alasan dia pindah pun bukan pure karena ingin pindah, tapi karena di Amerika dia sering sekali di pukuli dan di palak.

Sebenarnya itu semua terjadi karena pada waktu itu Eila memukuli seorang anak laki laki yang bersikap kurang ajar pada dirinya dan Alhasil anak laki laki itu dilarikan ke rumah sakit.

Namun, tak berselang lama dia di hampiri segerombolan anak laki laki lainnya yang ia yakini sebagai teman dari anak laki laki yang ia pukuli.

Eila di hajar habis habisan pada waktu itu, sampai dilarikan kerumah sakit selama 1 bulan. Tidak ada satu pun di keluarganya yang tau dengan kejadian itu termasuk ayahnya sendiri.

Setelah pulih dia akhirnya memutuskan untuk memberikan surat pindah sekolah yang sudah di tandatangi orang tuanya.

****

Dan disinilah sekarang dia berada, duduk di bangku kantin paling pojok dengan tujuh orang teman temannya. "S.W.G." (Sekelompok wanita gila)

itulah nama yang di berikan anak anak SMA 7 angkasa pada dia dan juga ke- tujuh teman temannya itu.

Em. Eila cukup bangga dengan julukan itu, rasanya kata kata itu sangatlah mendefinisikan dirinya saat ini. Kata kata itu juga tidak terlalu buruk malah teman temannya menganggap kata kata itu sangat keren dan pas untuk mereka.

"Sa, menurut lo nanti uang kas kita, enaknya kita apain ya?" Kaila gadis itu bertanya sembari menopang dagu.

"Emm, kayanya di pake liburan oke tuh" Usul Devi.

"Kalo menurut gue si ya lebih baik kita pake bisnis bersama aja gimana? Lumayan kan bisa bikin cuan lebih ngalir" Jawab Sasa sembari mengaduk aduk minuman yang ada di depannya.

"Emm, emang bagus sih, gue setuju"  Devi mengangguk anggukan kepalanya setuju.

"Gimana kalo kita bikin cafe aja, atau enggak bikin restoran gitu biar kita gak perlu nongkrong di cafe sebelah lagi" kaila menepuk meja bersemangat.

"Ck, sebelum itu, kalian bayar dulu tuh tunggakan kalian yang banyak itu, lunasin biar kita cepetan kaya" Tukas rara sembari menyeruput kuah mie bakso di depannya.

"Yehh enak aja, gue mah udah lunas kali" Ucap kaila sedikit ngegas.

"Eh bentar deh emang uang kas kita berapa kak?" Eila menatap sasa penasaran.

"Emm kalo gak salah minggu ini sih harusnya udah mau nyampe 100 juta ya, tapi gak tau belum gue itung lagi" Jawab sasa menimang nimang.

"Ohhh banyak juga ya, gak sia sia gue gak jajan sebulan" Tempat Devi sumringah.

"Eh, eh liat deh bukannya itu si alex and the geng ya?" Ucap ilona menunjuk ke arah pintu dengan dagunya.

Mereka semua menatap ke arah pintu kantin dengan serentak, kecuali rara yang kini tengah asik dengan handphone yang ada di tangannya.

"Ck, gilaaa! Ngapain mereka di sana?" Tanya kaila kesal melihat cewe cewe yang mulai berkerumun membentuk setengah lingkaran, mengerumuni geng klorofil.

"Ck, ck, ck. Gue yakin caca sama gengnya itu pasti berharap di notice sama geng klorofil, secara kan akhir akhir ini geng klorofil jarang keliatan" Ucap ilona dengan sangat yakin.

Eila bangkit dari duduknya ketika melihat orang yang seharusnya tidak ia lihat berjalan masuk bersama teman temannya ke kantin, tangannya bergerak mengambil daftar menu dan setelah itu, ia berlari ke arah kerumunan dengan wajah yang di tutupi daftar menu yang tadi.

"Eh Ei, lo mau kemana?" Teriak rara yang mulai sadar dengan sekitarnya.

"Tuh bocah kenapa ya? Lari sambil bawa buku menu? Gue Curiga dia pasti mau jualan" Tebak kaila.

Ketika yang lain kebingungan dengan tingkah eila, Elena dan sasa malah bersikap biasa aja dan tak menghiraukan, karena mereka sudah tau alasan eila bertingkah demikian.

Eila terus menerus menerobos kerumunan, niatnya sih dia ingin kabur keluar kantin, namun na'as kantin ini cuma punya satu pintu saja, yaitu pintu utama yang kini penuh dengan para maniak cogan.

Huft..

Mill menarik kerah eila kencang saat eila hampir saja mencapai pintu, membuat sang empu tertarik lagi ke belakang.

Eila mematung, hampir saja ia berteriak saat seseorang dengan sengaja menarik kerahnya ke belakang, tangannya masih setia memegang daftar menu yang di pakai untuk menutupi wajahnya. Sial batin eila.

Srett..

Cetak..

Mill menyingkirkan daftar menu itu dengan sekali hentakan dan tangannya secara langsung menyentil dahi eila, sangat sangat keras sampai sang empu rasanya ingin menangis detik itu jugaa.

"Auuu! Ihhh tangan lo ihhh" Rengek eila kesal sambil menatap mill berkaca kaca, ingin menangis.

"Heh bocil, ngapain lo di sini, bukannya lo udah di asingkan ke Amerika ya sama papih?" Ucap mill menatap eila tanpa dosa.

Eila tak menjawab, dia lari sekencang mungkin keluar dari kantin, melewati beberapa koridor dan berhenti di depan kelasnya.

"Hikss.. Hiks.. Bang mill sialan, adiknya pulang bukannya di sambut malah di bully, dasar abang laknat, serah lah gue mau mabal, ihhh sebel" Umpat eila sembari mengambil tasnya.

T. 030124.B

B

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DION MARCELL (ON GOING 🔥) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang