Eila menahan napasnya sebentar, masih kaget dengan pernyataan dion barusan yang menurutnya terlalu tiba tiba, lain hal dengan dion yang sekarang malah sedang senyum senyum tidak jelas sambil memeluk eila dari belakang.
Eila merasakan lengan dion yang terus mengerat di perutnya, perlahan tapi pasti, rasanya tubuhnya semakin terhimpit oleh lengan dion yang besar
Hal itu berselang cukup lama, karena eila malah hanyut dengan pikirannya sampai tak sadar bahwa hal ini sebenarnya tidak boleh terjadi.
"Eh, lepass!!!" Eila mencoba melepaskan tangan dion yang melingkar di perutnya dengan sepenuh tenaga. Namun tetap dia kalah kuat.
"Ssttt! Jangan berisik nanti kalo ada yang kesini kan bahaya" Ucap dion tepat di telinga eila. Senyum dion melebar, seru sekali rasanya bisa menjaili anak satu ini.
Eila semakin was was, gak, gak bisa di biarkan, tangan dion harus lepas. "Lepas kak! Lo kelewat batas! Lepass atau"
"Diem sayang.." Ucap dion dengan senyum semriknya. eila merasa bulu kuduk nya berdiri kali ini, dion benar benar berhasil membuat eila merasa geli dan ngeri secara bersamaan. Sumpah baru kali ini eila merasa takut, bukan takut apa apa, tapi takut ke gep oleh orang orang yang lewat atau oleh orang yang tiba tiba masuk tanpa mengetuk pintu.
"Ihh, lepas..." Eila memelankan suaranya beberapa oktap, kali ini dia benar benar harus berpikir keras.
"Aha.." Eila mendapatkan sebuah ide, dia yakin cara kali ini pasti berhasil, Eila berhenti bergerak, tangannya tiba tiba menyentuh lengan dion lembut dan perlahan. "Kak" Panggil eila lembut.
"Hm.. Kenapa?" Senyum dion memudar, dia merasakan ke anehan dari nada bicara eila kali ini.
"Milih lepas atau celaka?" Tanya eila dengan nada yang lembut tapi tatapan tajam. Sungguh mengerikan auranya.
"Gak kedua duanya" Ucap dion tak menghiraukan ancaman lembut eila, dia merasa ancaman eila bukanlah sesuatu yang harus di takuti, meski dia celaka dia akan tetap memeluk eila, biarlah mereka mati bersama, pikirnya.
"Ck, ok" Eila memejakan kepalanya kedepan, dan mulai menghitung,
"1, 2,3"Ctakk..
"Auhh..shiitt!" Tanpa di duga eila benar benar Membenturkan kepalanya ke-kepala dion di belakang, hal itu berhasil membuat dion terjungkal ke belakang dan menjauh sambil memegangi keningnya yang mulai membiru.
"Shittt! Eila! Lo bikin Kepala gue pusing! Auu!" Dion memegangi kepalanya pusing, dia merasa sepertinya kepalanya retak sekarang.
"Stttt! Rasain, makanya jadi orang Jagan suka jail wle.."
Dion semakin memundurkan langkahnya, dan hal itu di sadari oleh eila. "S-sakit banget?". Dion tak menjawab, saking sakitnya dia mulai berjongkok dan memijat kepalanya, matanya dia tutup, merasakan nyeri di bagian depan kepalanya, yang mungkin sekarang sudah memerah akibat ulah eila.
" Kak? Kak? Sakit banget ya? Maaf ya aku gak sengaja, eh sengaja sih tapi kan, yaudah lah, mana? Mana yang sakit?" Eila berjongkok menyesuaikan diri dengan dion, tangannya mengelus jidat dion pelan, dan kemudian membantu dion untuk beralih duduk di kursi.
Dion menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, mengurut jidatnya pelan, lalu setelah itu tangannya bergerak melonggarkan dasi. Sesak.
Penampakan dion saat ini. Tetap ganteng meski kepala pusing.
Eila menatap dion dari atas, posisinya berdiri, tanpa di sadari ternyata matanya sudah bergerak meneliti setiap inci dari wajah dion, matanya terus bergerak sampai akhirnya berhenti tepat di
Gila.. Kak dion hot banget..
Eila memalingkan wajahnya dari dion, ini pertama kalinya dion terlihat ganteng di mata eila."Itu salah Lo! Siapa suruh Lo kurang ajar! Inget ya kak, kalo sampai Lo ngelakuin hal kaya gitu lagi, gue gak kan segan segan buat bunuh Lo!" Eila tak menghiraukan Dion, dia pergi keluar dari UKS dengan sedikit terburu buru.
"Shibal kak Dion, Lo udah menodai gue, ihhh amitttt sumpah, kayanya gue harus mandi kembang setelah ini" eila mengusap usap bekas pelukan Dion di tubuhnya.
Sedangkan Dion, sekarang ia tengah merutuki dirinya yang bersikap gegabah, dan kekanak Kanakan.
"Fuck dionn! Lo seharusnya gak bertindak bodohh kaya gitu! Pasti setelah ini eila bakal benci sama Lo, akhhh!!! Brengsek!" Dion memaki dirinya sendiri, ia frustasi, merasa bersalah dan merasa bodoh dengan tindakannya.
Dion tau saat ini dia sudah jatuh cinta dengan eila, tapi dia juga tau kalo ini terlalu cepat, Dion duduk di kursi, menatap kosong dan bingung. Haruskah dia meminta maaf, atau melanjutkan aksinya, atau melupakannya seolah olah dia tak pernah melakukan kesalahan. Semua pemikiran itu malah membuat dia semakin bingung.
Dion menarik napas lama, dan akhirnya dia memutuskan untuk meminta maaf. "Ya, minta maaf gak bakal bikin harga diri gue turun" Dion memutuskan untuk mengejar eila.
"Bentar, kalo gue minta maaf sekarang itu bakalan akhhh, gak! Gak bisa! Gue harus cari waktu yang tepat, enggak sekarang" dion mengacak rambutnya kesal, harusnya dia tak melakukan itu, dia berpikir mungkin eila akan membencinya.
___
Eila berjalan memasuki kelas, kelas itu sangat riuh dan berisik, membuat kepala eila semakin ingin meledak, karena jujur eila pun masih memikirkan kejadian di UKS yang menurutnya sangat keterlaluan.
"Berisik!!!" Teriak eila membuat semua mata menoleh padanya. "Teman temanku yang goblok, pada bisa diem gak kalian? Otak gue lagi mumet nih? Kalo kalian gak bisa diem mendingan kalian balik, kan lebih enak tuhhh kalo balik!" Eila menahan amarahnya agar tidak meledak.
"Hah? Gak mauuuuu, Lo aja sana balik! Malah nyuruh nyuruh kita lagi, siapa Lo?" Ucap Andra yang sedang asik main UNO bersama teman temannya.
Sudah, eila sudah tidak bisa menahan lagi amarahnya, rasanya sebentar lagi dia benar benar akan meledak. Maka dari itu sebelum meledak akhirnya dia memutuskan untuk pulang.
Eila mengambil tasnya dari bangku paling depan, dan menghampiri Andra sebelum dia keluar.
"Bangsatttt andraaaaaa!!!" Bentaknya tepat dh depan telinga Andra.
Yuhuuuuuuu, siapa nih yang kangen sama cerita dionnn, pastii pada nungguin yah, sorry sorry guyss beberapa bulan ini emang gue lagi hectic parah jadi i'am sorry ya, Jan pada ngambek dan kabur Lo pada
KAMU SEDANG MEMBACA
DION MARCELL (ON GOING 🔥)
Novela Juvenil⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA ⚠️ 🚫DILARANG PLAGIAT 🚫 Menceritakan tentang sosok Dion marcell, yang gak pernah pacaran, Tapi di saat dia sudah mulai bisa mencintai seseorang dia malah di tolak habis habisan. 'Mudur? Tentu tidak, tabrak ter...