Flash back..
Dion berjalan cepat menuju kelas paling ujung di gedung 1, yang menunjukan bahwa ia sedang berada di gedung anak kelas sepuluh, hari ini dia datang ke sekolah sangat pagi sekali, hal itu karena ia ingin menyempatkan diri untuk mengunjungi adik kelas tengil yang semalaman mengisi pikirannya.
Sebenarnya ini kali ke 5 dia datang ke kelas itu, setelah tadi pagi ia datang sekitar empat kali, namun karena dia datang terlalu pagi, sekitar jam 6 man jadinya dia datang sebelum ada orang, dan alhasil ia hanya bertemu dengan cowok kurus berkaca mata.
Dion sampai di depan pintu dengan tulisan X IPA 3, dia menarik napas dalam, baru kali ini ia menghampiri seorang gadis selama empat kali berturut-turut, dan yang paling parah cewek yang dia incar adalah adik kelasnya sendiri. Dion melihat kanan kirinya heran, 'perasaan tadi terakhir gue kesini belum ada orang deh dan kenapa mereka ngeliat gue kaya gitu' memang ia seganteng itu ya sampai semua pintu kelas dari ujung kanan ke ujung kiri di penuhi para siswi kelas 10. Atau mungkin mereka berpikir bahwa dia nyasar karena masuk ke gedung yang bukan seharusnya. Entahlah tidak penting juga, pikir dion.
Dion mengetuk pintu itu tiga kali, mirip seperti botol aladin yang harus di gosok tiga kali. Pintu terbuka, menampilkan cowok berkaca mata, dengan perawakan kurus dan baju rapih itu lagi, dion yakin bahwa cowok ini adalah ketua kelas di kelas ini, lihat saja tadi pagi dia datang pagi sekali, jam 6? Emm tidak pasti jam 6 kurang soalnya dion tadi datang ke sini jam 6 juga.
Cowok itu membenarkan kaca matanya sebentar, "mau apa lagi ya? Kalo anda cuma mau nanyain eila datang apa tidak, jawabannya tidak, atau mungkin belum datang" Ucapnya menyilangkan tangan, tak ada rasa takut sama sekali, ya gimana mau takut dia aja sampai hafal apa yang mau di tanyakan dion.
Dion tak menjawab, dia melirik siswa itu sekilas, lalu dia menyelinapkan kepalanya ke pintu untuk melihat ke dalam kelas sebentar. "Lo tau kenapa dia gak sekolah?" Dion menatap cowok itu penasaran.
Cowok itu menarik napas jengah, masalahnya dion sudah menanyakan itu sekitar empat kali. "Heuh.. Ck, bentar, lily! Woy..sini!"
"Apa! Mau apa lo?" Ucap lily belum sadar akan ke kehadiran dion.
"Gue gak tau kemana eila, dia juga gak kasih kabar ke gue, padahal gue ketua kelas di sini, tapi mungkin lily tau dia kemana" Cowok itu menatap lily dan dion bergantian dan setelah itu dia pergi meninggalkan mereka berdua di depan pintu.
Lily menahan napasnya sejenak ketika tau bahwa orang yang ada di depannya adalah dion.
"Lo temennya eila?" Ucap dion.
"I-iya kak, kenalin nama aku lil-" Lily melipat tangannya lagi yang ingin perkenalan.
"Lo tau eila ke mana?" Tanya dion to the poin.
"Hah? Oh..eila, aku gak tau kak eila kemana" Ucap lily dengan suara yang di imut imut kan.
"Oh, yaudah" Dion membalikan badannya, berniat untuk pergi.
"Eh tunggu kak!" Lily menarik jaket yang di kenakan dion dari belakang.
"Eila! Biasanya dia suka telat, kak! Gimana kalo gini, nanti kalo eila dateng aku kasih tau kakak" Ucap lily berusaha memberi usulan.
Dion menatapnya aneh, "ok" Ucap dion singkat.
"Em, Kalo gitu boleh aku minta nomor kakak, biar ngehubunginya gampang " Ucap lily mengigit bibir bawahnya sok imut.
"Gue di kantin, kalo eila datang, lo boleh cari gue di kantin" Ucap dion sembari berlalu pergi.
Lily menatap dion lama, senyumnya terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
DION MARCELL (ON GOING 🔥)
Teen Fiction⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA ⚠️ 🚫DILARANG PLAGIAT 🚫 Menceritakan tentang sosok Dion marcell, yang gak pernah pacaran, Tapi di saat dia sudah mulai bisa mencintai seseorang dia malah di tolak habis habisan. 'Mudur? Tentu tidak, tabrak ter...