6. KOK GELAP?

303 15 4
                                    

Eila dan Dion berjalan melewati lorong gelap dengan jalan sempit setapak. Hanya ada satu lampu 💡neon kecil bulat kuning saja yang menerangi jalan mereka.

Eila meneliti setiap sudut lorong itu, tak ada CCTV, atau pun AC disana, bahkan untuk sekedar pintu sel pun tidak ada.

Wait, Eila tersadar, kenapa di sini tidak ada pintu atau hal semacam lift, yang dapat membawa mereka ke sel VVIP.

"Sampai kapan kita akan berjalan di lorong gelap ini?" Eila berhenti berjalan. CAPE... pikirnya.

"Kita sudah sampai" David membalikan badan menghadap dion dan eila dan dengan satu kata "turun" Lantai yang mereka tapaki kian menurun seperti lift tanpa dinding.

Jantung eila berdegup kencang kala lantai itu turun. Sungguh lantai itu membuatnya sangat kaget bahkan hampir jantungan.

"Gila, gue belum siap nih lantai udah turun aja" Umpat Eila dalam hati.

Lift ini berjalan di lorong vertikal yang gelap. Sejak 5 detik ke berangkatan lift ini ke bawah, dion dan Eila kompak menghidupkan senter HP mereka, sedangkan David, Jangan ditanya, dia sudah duduk anteng seperti orang yang sedang meditasi.

Sudah sekitar 10 detik lift itu berjalan, Eila memperhatikan sekitarnya, ini benar benar gila, karena lift atau lantai ini benar benar tidak memiliki dinding atau sesuatu yang dapat di jadikan pegangan.

Sedangkan di depannya dion sama sekali tidak melirik sekitarnya, dia hanya diam dan terlihat seperti memejamkan mata.

BRUKKK...

Lantai itu sampai ke tanah. sangat Tiba Tiba sampai membuat Eila hilang ke seimbangan.

"AHH.. "

Dion menangkap pinggang eila yang nyaris menyentuh tanah. Dion yang semula tidak seimbang ikut terbawa dengan tubuh Eila yang mendadak terasa berat di tangannya, sampai akhirnya.

Brukk..

bukan hanya bokong tapi seluruh badan Eila juga ikut terjatuh ke tanah dengan dion yang juga ikut jatuh dan menimpa tubuh Eila.

"Ahhhh!! " Teriak Eila kencang saat tubuhnya menyentuh tanah. dengan sigap Dion menangkap kepala Eila sampai tak jadi terbentur ke tanah.

Dion sedikit meringis kala kedua tangannya terbentur dan juga tertindih tubuh Eila. Namun, setelah itu, ia bak terhipnotis dengan wajah cantik Eila yang hanya berjarak 5 senti dengan wajahnya.

Eila memejamkan mata kala hembusan napas dion menerpa wajahnya, dan dia pikir setelah ini semua yang berbau mint akan menjadi favoritnya, termasuk harum napas dion.

"Khemm, sampai kapan kalian akan seperti itu? " Tanya david bersedekap dada. "Kalo sudah, ikuti Saya"
Ucap David sambil berlalu pergi.

Eila akhirnya tersadar dari lamunannya dan seketika itu juga dia bangkit untuk bangun, namun naas kepalanya malah kejedot dengan jidat mulus dion.

Takk..

"Au.. " Seru keduanya kompak.

Eila memegangi kepalanya sakit. Begitu juga dion yang lagi lagi hanya bisa meringis dan meratapi nasib.

"Kalo mau bangun bilang, biar Gue bisa menghindar" Ucap dion sedikit kesaal.

"Salah kak dion juga gak ikut bangun, kan padahal pas aku bangun kak dion juga bisa ikut bangun" Timpal Eila tak mau kalah.

"Gimana Gue mau ikut bangun kalo Lo bangunnya tiba tiba gitu, untung tadi yang kena cuma jidat doang, coba kalo yang lain, bisa berabe nantinya" Ucap Dion yang kini sudah tegap berdiri.

Dion menyodorkan tangannya ke arah Eila yang masih terduduk di tanah dan sedang menatapnya kesal.

"Gak mau bangun, yaudah terserah" Ucap dion menarik tangannya kembali.

"Gak ikhlas banget jadi orang" Omel Eila sembari berdiri.

Eila berjalan melewati dion dengan sangat sangat kesal, sudah jatuh tertimpa tangga pula, sama mahluk ngeselin ini lagi piuhh cape deh gue..
Gerutu Eila sambil terus menghentakkan kakinya ketanah.

Sumpah seumur hidup baru kali ini ia kena apes berturut-turut seperti ini.

Dion tersenyum miring, lucu melihat Eila yang terus menghentakkan kaki di hadapannya, bahkan dia tak segan untuk bombastis said eyes berulang kali sambil mencibir tanpa suara kepada dion.

****

Eila menatap takjub ruangan yang orang sebut "jeruji besi " Itu. Sumpah baru kali ini dia melihat penjara seindah ini, interior klasik dengan cat putih dan sofa yang berkilau, di tambah dapur yang minimalis tapi elegan dan ruang istirahat yang dilengkapi TV besar yang menambah kesan mewah. Penjara ini persis seperti apartemen, eh bukan, bahkan ini lebih dari sekedar apartemen biasa.

"Wahh... " Eila benar benar terpesona, sungguh penjara ini lebih baik dari pada apartemen milik kakaknya mill.

"Kalian boleh tinggal di sini selama di penjara, dengan catatan, tidak boleh memakai ponsel dan juga elektronik lainnya selain TV" Ucap David sambil menatap dua remaja di depannya.

"Apa kalian setuju? Jika kalian tidak setuju kalian bisa tinggal di sel tahanan biasa" Lanjut David.

"Aku setuju!" Ucap Eila antusias.

David mengangguk- ngangguk mengerti. Dan beralih menatap dion.

"Kamu?" David beralih menatap dion.

"Saya setuju, sekarang tolong tunjukan dimana sel saya berada" Jawab Dion sambil melangkah keluar sel.

"Kami hanya menyediakan satu sel untuk kalian berdua, kalo kalian tidak mau kalian boleh berunding untuk menentukan siapa yang akan berada di sel ini, dan siapa yang akan berada di sel biasa. " Ucap David.

Dion berbalik. "Hah?" Beo dion.

"Aku mau di sini, kalo kak dion gak mau, kak dion bisa tidur di sel biasa" Ucap eila.

Dion memijat pelipis nya bingung. Di satu sisi dia tidak ingin satu sel dengan Eila, wanita yang seharian ini terus menerus membuat jantungnya tak aman. Dan di sisi lainnya dia juga tidak ingin tidur di tempat kotor, dingin dan tak higyenis.

"Okay. Kalo gitu gue tidur di sel ini juga" Dengan sangat berat hati ia harus memilih tidur satu sel dengan eila. Apa boleh buat, kalo gak kaya gitu dia harus tidur di tempat kotor, Pikirnya.

Huaaa....
Kasian banget si dion harus bareng eila mulu, bisa sakit jantung lama lama bareng eila...

Guysss... Yang suka cerita ini boleh vote dan komen aku yaa.. Komen yang bae bae aja tapi yaaa.. Awas.. Hihi byby.

@andinideliaalfi_

@andinideliaalfi_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







DION MARCELL (ON GOING 🔥) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang