Seorang wanita mungil berbincang intens dengan Yoo-ri. Tatapannya yang sangat lucu membuat semangat Yoo-ri membara."Kenapa nggak pulang aja sih? " Tanya Nako sambil memegang minuman kemasan berwarna merah muda.
Yoo-ri menggeleng. "Aku tidak merasa lelah lagi. Lagi pula aku pulang kerumah akan merasa bosan. "
Nako memukul pelan pundak Yoo-ri. "Ish, kau ini kenapa sih. Selalu saja sok kuat. Bilang 'tidak apa apa, tidak apa apa' kau kan punya teman, cerita lah. " Wanita imut itu memasang wajah yang serius.
Yoo-ri mengusap wajahnya kasar. "Aku tidak ingin melibatkan siapapun, Nako. " Dan kembali menyuap sesuap sup hangat buatan kantin sekolah.
"Sekali lagi kau seperti ini, tidak cerita denganku, aku akan pergi. Jangan cari. " Nako membalas dengan wajah yang seolah-olah marah besar.
Suara hentakan kaki yang bersamaan mendekati meja makan Yoo-ri dan Nako. Tiga perempuan yang berdiri di depan mereka berdua pun menyapa hangat.
"Boleh disini kan? " Ucap salah satunya yang berada di tengah.
"Boleh dong ya? Minji, kau duduk duluan." Sahut perempuan berambut pirang.
Mereka yang baru saja datang adalah teman sekelasnya Yoo-ri.
Seunghae, si rambut pirang itu menatap Yoo-ri dengan tatapan tajamnya. Berbeda dengan Siyeon yang hanya berekspresi datar saja.
"By the way. Tadi sakit apa ya? Um, dekat dengan Hyunwook belakangan ini? " Tanya Minji si primadona kelas serta sekolah.
Nako memasang wajah malas kepada mereka bertiga, kecuali Yoo-ri.
"Permasalahan nya sama Hyunwook apa ya? " Sahut Nako."Aku bertanya dengan Yoo-ri, bukan kau." Balas Minji mengintimidasi
Yoo-ri berhenti menyuap santapanya. "Aku tidak tahu. Aku bangun, sudah ada dia di ruang kesehatan. " Balasnya acuh tak acuh
Minji memutar kedua bola matanya. "Kalau ingin mencari perhatian, jangan didepan Hyunwook, ya? "
Yoo-ri menatapnya sinis. "perhatian? "
Tiba tiba saja Seunghae dan Siyeon bertepuk tangan, seolah-olah membuat situasi panas.
"Kapan lagi kau di tatap dengan orang seperti ini. " Pungkas Seunghae memanasi Minji.
Yoo-ri masih terpaku pada wajah sinis minji. Tatapan tajam Yoo-ri tidak teralihkan. Ia mengepal tangannya dengan kencang, menahan kekesalan yang ia dapat sekarang. Dirinya sangat benci dengan orang seperti ini.
"Kau haus perhatian apa gimana sih? " Minji mendekati tatapan intens Yoo-ri. Tiba tiba Minji tertawa sarkas.
Ia mengambil gelas minum milik Yoo-ri. Dengan cepat ia menyiram ke wajah Yoo-ri. Nako yang kaget itupun membalasnya dengan menyemprotkan minuman kemasan yang berwarna merah muda miliknya.
"Impas." sahut Nako.
"lagi kenapa sih? Datang datang buat masalah saja. Apa salahnya kalau Hyunwook peduli kalau temannya sakit? Dia juga teman sekelasnya, tidak mungkin Yoo-ri di telantar kan begitu saja. Hyunwook saja punya hati, masa kalian tidak! " Lanjut Nako sambil menaikan nadanya tinggi.
Minji berteriak dan membuat hening kantin itu. "Menyebalkan!." Ia mengambil aba aba untuk memukul Nako.
Niatnya tersebut tertahan oleh Yoo-ri. Pergelangan tangan Minji pun di pegang erat dan diputar. Minji menjerit kesakitan.
Yoo-ri di tenggelamkan oleh amarahnya saat ini.
"Yoo-ri sudah! berhentiii!". Ucap Nako yang mencoba melerai nya. Yoo-ri melepaskan genggaman tangannya tersebut. Dirinya bernafas tidak beraturan karena dikendalikan oleh amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
who is sincere?
Teen FictionShin Yoo-ri berjuang bersama kakak laki-laki nya untuk tetap menjalankan hidupnya. Tinggal di sebuah rusun mungil tidak masalah untuk mereka. Munculnya berbagai masalah yang tiada henti di hidupnya, membuat semua masalah tersebut menjadi pembelajara...