LL 07

712 50 1
                                    

Sebulan berjalan lancar.
Nukuea sudah keluar dari Gemini.
Sekarang Nukuea menjaga dan mengurus rumah sesuai permintaan Lian.

Namun Nukuea merasa bosan dirumah dan dia memutuskan untuk meminta ijin pada Lian agar dia bisa kembali bekerja.

"Untuk apa kau bekerja. Phi sudah merasa tenang kau ada dirumah."
Lian menekuk wajahnya.

"Phi, Kuea merasa bosan dirumah, tidak ada yang bisa Kuea lakukan dirumah."

Lian merenungkan permintaan Nukuea dan tiba2 tersenyum.
Nukuea sudah tahu lagi pasti ada ide gila dipikiran Lian.

"Ide gila apa lagi yang Phi pikirkan?" ujar Nukuea.

Dan Lian hanya tersenyum dan memeluk pinggang Nukuea.

"Phi punya pekerjaan untukmu."

"Apa?"

"Menjadi sekretaris pribadi Phi."

Nukuea melepaskan pelukan Lian.
Dan berbalik menghadap pada Lian.
Lian terkejut dengan reaksi Nukuea.

"Phi, apa Phi sadar, pendidikan Kuea hanya sampai SMA sedangkan Kuea tahu syarat pendidikan di perusahaan Phi paling sedikitnya S1. Itupun hanya karyawan."

"Tapi Nhu lupa. Phi yang punya perusahaan itu."

Nukuea menghela nafasnya.

"Kuea tahu Phi. Makanya Phi jangan seenaknya seperti ini."

"Phi tidak seenaknya. Phi tahu pekerjaan yang cocok untuk kamu. Dan tidak akan mengganggu kredibilitas perusahaan. Phi bilang Nhu adalah sekretaris pribadi Phi. Jadi tugas Nhu hanya menemani, menyediakan kopi, menyiapkan makan siang dan kalau Phi pegal, bagian memijit. Bagaimana?"

Nukuea sebenarnya sangat jengah dengan kelakuan Lian. Namun apa mau dikata itu ide baik juga daripada bermasalah dengan pria yang ada didepannya yang Nukuea yakin jika dia menolaknya, Lian akan mengeluarkan lagi ide yang lebih gila yang pastinya tidak menerima penolakkan.
.
.
Paginya Nukuea bersiap2 untuk hari pertamanya bekerja di perusahaan Lian.
Lian tampak sangat bahagia melihat Nukuea berpakaian rapi dan tentunya akan bersama dia seharian.
Nukuea pun sadar tentang itu, namun Nukuea hanya bisa mengelengkan kepalanya.

Didepan kantor, Lian berjalan dengan gagahnya dan tampak senyum tidak lepas dari bibirnya.
Sedangkan Nukuea tampak kikuk dengan banyaknya mata yang memandangnya.

Hingga sampailah mereka dikantor Lian.
Dan ketika Lian membuka pintu kantornya, ada 2 orang disana.
Lian melihat mereka dan merasa terkejut namun bahagia.

"Pho, Mae."

Lian pun menghampiri mereka dan memeluk mereka.

"Lian, apa kabarmu, nak?" ujar Mae.

"Baik Mae. Mae dan Pho bagaimana?" tanya Lian.

"Kami baik2 saja, nak. Cuma Mae mu ini sangat khawatir dan merindukanmu." ujar Pho.

"Lian juga rindu Pho dan Mae."

Melihat kemesraan keluarga Lian membuat satu orang merasa sedih karena teringat keluarganya.
Ya Nukuea.

Mae melihat raut wajah seseorang yang dia tidak kenal ada disana.

"Lian, siapa dia?" ujar Mae dan menunjuk pada Nukuea.

"Sawadikhap."
Dan Nukuea pun memberi wai pada mereka.

"Dia Nukuea, Mae. Dia sekarang sekretaris pribadinya Lian. Dan dia juga orang yang paling Lian sayang Mae."

Mae dan Pho terdiam.

"Apa maksudmu , Lian?" ujar Mae sedikit membentak.

"Lian sayang pada Nukuea, Mae. Dan Lian ingin Nukuea menjadi pendamping hidup Nukuea."

Nukuea memegang lengan Lian menandakan kalau Lian telah dengan gegabah mengatakan itu semua. Namun Lian tidak peduli.

Mae dan Pho saling tatap dan tidak berkata apa2.
Suasana pun menjadi kikuk.

"Baiklah, besok kau temui kami di rumah. Jangan lupa." ujar Mae.

Mae dan Pho pun akhirnya pergi dari sana.

"Phi, kenapa kau berkata seperti itu? Lihat ayah dan ibumu menjadi shock seperti itu."

Namun Lian memegang bahu Nukuea, menatap matanya.

"Tapi itu adalah kebenarannya Nhu. Phi tidak mau kalau masalah sebesar ini mereka tahu dari orang lain. Nukuea tidak usah khawatir. Biar masalah ini Phi yang hadapi."
Lian pun memeluk Nukuea.
.
.
Sementara dirumah kediaman Panich, ayah Lian memanggil seorang anak buahnya dan menyuruhnya mencari tahu tentang Lian dan Nukuea.

Karena kemampuan menyelidik anak buah ayah Lian, besok siangnya mereka sudah mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

Dan malam harinya Lian datang kekediaman keluarga Panich.

"Duduklah Lian. Ada yang ingin Pho bicarakan."

Lian pun terduduk, Lian melihat raut wajah ibunya yang terlihat marah.

"Kau sudah gila atau kau terkena sihir? Bagaimana kau mau hidup dengan seorang pria? Itu tidak lazim Lian." teriak Mae.

"Tapi Mae, Lian cinta pada Nukuea, Lian ingin selalu bersama Nukuea."

"Kau tahu kan dia orang miskin dengan pendidikan yang rendah, bagaimana kau tahu kalau dia bukan hanya mengejar harta kita?"

"Mae, Lian tahu Nukuea bukan orang yang seperti itu, bahkan sampai sekarang Nukuea belum menerima Lian sebagai kekasihnya."

"Apa? Kau ditolak oleh seorang pria dari kelas rendahan?"

"Mae."

"Dengar Lian sampai kapanpun, Mae tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan dia."

Lian bersedih namun juga kecewa dengan perkataan Maenya tentang Nukuea.

"Mulai sekarang kau putuskan hubunganmu dengan dia. Mae tidak mau tahu, cinta, cinta itu mustahil terjadi antara yang kaya dan yang miskin."

"Maafkan Lian, Mae, tapi Lian tidak bisa. Lian tidak bisa kehilangan Nukuea, Mae. Lian mohon restui hubungan Lian dengan Nukuea."

Lian pun bersujud pada ibu dan ayahnya itu.

"Lian pikirkan perkataan ibumu. Memang benar yang dikatakan ibumu, bagaimana kau yakin kalau pria itu tidak mengincar harta kita. Lagi pula pria dengan pria, apa yang akan dikatakan oleh orang2."

"Apakah yang dikatakan orang2 lebih penting daripada kebahagiaan anak Pho dan Mae?" ujar Lian.

"Lihat pengaruh buruk dari orang yang tidak mendapatkan pendidikan dari orangtuanya. Kau jadi seperti ini, tidak punya sopan santun pada orangtuamu sendiri. Sebelumnya Kau tidak pernah membantah kata2 kami." teriak Mae

Mae pun pergi dari sana.

"Lian lebih baik kau pergi dulu, pikirkan matang2 apa yang kami bicarakan."

Pho pun pergi menyusul istrinya.

Lian pun pergi dengan hati yang hancur mendengar kata2 yang keluar dari mulut Maenya tentang Nukuea.




Bersambung





874

Love is Love (ZeeNunew) 005Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang