Naresh menatap para pria yang berdiri mengelilingi brankar yang ia tempati. Mereka menatap Naresh dengan ekspresi yang sama, datar.
"Oke, waktunya berakting jadi amnesia layaknya orang dungu," batin Naresh bersemangat.
"Kalian ini siapa?"
Tangan Naresh bergerak menggaruk pipi tirusnya dengan ekspresi lugu khas anak kecil tidak tahu apa-apa. Ken yang berdiri di ambang pintu kamar tersedak ludahnya sendiri.
Seorang pria paruh baya yang tampak awet muda menghela nafas. "Jadi benar kamu mengalami amnesia..."
Naresh menatap dengan polos, jari lentik itu masih bergerak menggaruk pipi yang tidak gatal. "Bagus juga akting gue cok!" batinnya menjerit.
"Aku ini Opa mu."
Pria paruh baya tadi mendudukkan dirinya di bibir brankar, di sebelah Naresh. Sementara Naresh mengerjap "pria yang gagah ganteng ini udah kakek-kakek? Yang bener aja?!" batin Naresh tidak percaya. Oh ayolah, siapa yang akan percaya jika pria dengan badan yang berotot dan berahang tegas ini sudah bercucu?!
Naresh yang hitungannya masihlah remaja ini merasa minder setengah mati. Naresh nyaris mengira jika pria yang mengaku Kakeknya ini adalah Ayahnya.
Naresh El memang memberikan ingatannya, tapi dalam ingatan itu tidak menjelaskan secara mendetail siapa saja pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Saya tidak percaya kalau anda adalah Opa! Anda terlihat seperti seorang yang belum bercucu!" pekik Naresh yang masih belum Terima kenyataan.
Pria itu mengerjap, kemudian terkekeh halus.
"Makin ganteng aja kalo ketawa, sialan!" Naresh tidak Terima pria di sebelahnya ini sangat tampan dan awet muda!
"Begitukah? Tapi aku benar Opa mu. Namaku Theodor La Ganendra."
Naresh mengerjap, ia termenung untuk sejenak. Dalam novel aslinya Theodor ini memang dideskripsikan sebagai pria tua yang awet muda dan gagah sekali.
"Memang dalam dunia fiksi fantasi itu segalanya bisa menjadi mungkin." Naresh tersedak ludahnya sendiri.
"Panggil aku Opa Theo," ucap pria itu dengan suara bariton yang membuat Naresh mengelus tengkuk. Rasanya aneh sekali jika memanggil pria itu Opa karena wajah rupawan nya yang membuat canggung.
"Aku Ayah mu, Adelio De Ganendra." pria dengan setelan jas hitam bersuara, memperkenalkan dirinya dengan ekspresi seperti tidak memiliki emosi.
"Gue kira dia itu Kakak!" Naresh kembali membatin dengan tidak percaya. Ayah dari Naresh El ini tidak kalah tampannya dengan sang Opa. Bahkan, mereka bagai pinang dibelah dua.
"Duh author, sebenarnya apa yang lo bayangkan waktu bikin deskripsi rupa para tokoh?!"
"Aku Kakak pertamamu, Glennio Re Ganendra." pria dengan setelan jas biru tua memperkenalkan dirinya dengan ekspresi sama seperti sang Ayah.
Glenn, berperawakan tinggi dengan pundak dan dada bidang, rambut hitam legam yang lurus dan netra cokelat terang. Jika dibandingkan dengan Naresh, keduanya cukup mirip, hanya saja Glenn memiliki garis rahang yang lebih tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA REVENGE; Naresh Al.El Ganendra
Teen Fiction• Brothership series 1 [Not BL] • Transmigrasi series 1 • Slice of Life ──────── Tentang Naresh Al Nagendra, yang jiwanya nyasar ke raga tokoh figuran malang dalam novel yang pernah ia baca, setelah mengalami kecelakaan mengenaskan ketika balapan li...