Naeun tengah memperhatikan Daehyun yang berusaha mengambil mangga di atas pohon. Sudah dua tahun ia bersekolah disini dan ia baru tahu kalau Orion Academy memiliki kebun yang dipenuhi banyak buah-buahan seperti itu.
"Ya! Daehyun! Sebaiknya kau menyerah saja," cibir Naeun karena Daehyun tidak berhasil memetik satu buah mangga pun.
Daehyun yang merasa tersinggung akhirnya lompat dari pohon besar itu dan mendarat dengan keras.
BRUUKKK
"Nah, kan. Sudah kubilang. Pohon disini pasti dimantrai oleh orang-orang yang memiliki kekuatan chlorokinesis. Sudahlah, lebih baik kita cari makanan di kantin." Naeun menarik tangan Daehyun dengan susah payah namun laki-laki itu masih keukeuh ingin disana.
"Kumohon tinggallah disini sebentar saja. Temani aku. Aku bosan ada di asrama." pinta Daehyun. Kini ia yang menarik tangan Naeun lalu mengajaknya masuk ke dalam hutan.
"Eh? Apa tidak berbahaya disana?" tanya Naeun sambil mencengkram lengan Daehyun. Daehyun menghentikan langkahnya. "Kau tidak percaya padaku?" tanyanya balik. Naeun melepaskan genggaman tangannya pada Daehyun dan berjalan mundur dengan perlahan.
"Sebaiknya kita jauh-jauh dari sini, Dae. Aku tidak yakin akan aman." Ujar Naeun. Daehyun terpaksa menuruti permintaan Naeun. Lagipula, ia tidak mau temannya terluka.
Naeun tidak berani menengok ke belakang. Ia takut kalau 'Pangeran' tiba-tiba muncul dihadapan mereka walaupun sebenarnya itu tidak logis. Tapi untuk mencari aman, lebih baik mereka kembali ke asrama. Asrama yang berada di bawah tanah.
"Kau tahu, terkadang aku tidak percaya kita berada di bawah tanah." Terang Daehyun. Naeun mengangguk setuju. "Kau benar. Kukira tempat ini akan menjadi tempat yang menyeramkan. Kalau aku pikir-pikir, seperti titik balik Seoul. Dibawah tanah yang kita pijak sekarang adalah kota kelahiranku."
Naeun menghentak-hentakkan kakinya. Daehyun mengacak rambut gadis itu gemas. "Makan malam, sebentar lagi. Kita harus cepat, Naeun!" Daehyun mulai berlari kecil dan Naeun menantangnya untuk sampai di asrama lebih cepat.
.
Aula utama sudah dipenuhi oleh murid-murid Orion Academy. Walaupun sangat berisik, namun seluruh murid duduk rapi sesuai dengan kelasnya. Kecuali Suho, Woohyun, Chorong, dan segenap anggota Orion Army yang bertugas menjalankan misi.
"Dimana Daehyun dan Naeun, eo? Apakah mereka tersesat lagi?" cibir Bomi karena tak kunjung melihat mereka. Chorong mengangkat bahunya, masih bersandar pada Woohyun.
"Ya! Kalian berdua! Ini aula utama. Tak bisakah kalian menjaga jarak sedikit?"
"Bomi kau berisik sekali."
"Aku tidak—"
"Maaf kami telat." Naeun dengan napas memburu langsung duduk di samping Bomi. "Kalian sedang berdiskusi tentang apa?" tanyanya polos. Suho menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa."
Daehyun baru tiba lima menit berikutnya sambil membawa sebuah kantong berwarna cokelat kumal.
"Yah sepertinya ada yang memergoki aku memanjat pohon mangga. Jadi mereka berbaik hati memberikanku buah ini." Daehyun menaruh kantong itu di atas meja. Bomi langsung menyambarnya dan mengeluarkan dua buah mangga.
"Uhm..boleh aku ambil satu?" tanyanya pada Daehyun. Daehyun mengangguk setuju. "Ambil saja, Bomi."
TING TING TING
Suara gelas yang diketuk dengan gagang garpu membuat aula seketika menjadi hening. Kepala sekolah, memimpin acara makan malam itu. Beberapa murid mulai mengambil makanan. Begitu pula dengan Bomi yang piringnya penuh dengan makanan—sampai-sampai terlihat tidak menggunakan piring dari atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION [ APINK - INFINITE - EXO - BAP FANFICTION ]
FanfictionOrion Academy, adalah akademi yang terletak di bawah tanah. Tepat di bawah ibukota Korea Selatan, Seoul. Tidak banyak orang yang tahu tentang akademi ini, karena Orion Academy bukanlah tempat untuk sembarang orang; hanya orang-orang berkemampuan khu...