12

735 42 7
                                    

"Ini adalah ide terburuk yang-terpaksa-kusetujui!" Keluh Bomi gerah. Gaun cantik yang menempel pada tubuhnya tak membuat gadis itu puas, justru sebaliknya, karena ia harus memakai wig untuk menutupi warna asli rambutnya.

"Wig ini bagus, tapi gatal dan bikin gerah. Ah, apa kita harus benar-benar melakukan ini?"

Sungyeol mendecak, tersinggung atas perkataan Bomi. "Kau mau mengecat rambutmu? Terserah. Tapi, jangan salahkan aku kalau nanti kau tertangkap. Aku tidak mau repot-repot menyelamatkanmu."

"YA! Mengapa kau jadi menyebalkan seperti Baekhyun, Sungyeol-ssi?"

"Hei, berhenti membawa namaku!" Baekhyun melempar apel ke arah Bomi, yang ditangkap dengan sukses.

"Aku suka ide Sungyeol," Suho mengacungkan kedua ibu jarinya. "Brilliant! Apa kau yakin tak mau menerima tawaranku?"

"Eh? Akan kupikirkan nanti."

"Apa kalian semua sudah siap?" suara Suho akhirnya meredakan keributan mereka. Tak ada yang menjawab, hampir semuanya hanya melirik satu sama lain. Bukan karena mereka takut, tapi melihat Suho yang berpenampilan aneh dengan kumis dan brewok membuat mereka diam seribu bahasa.

"Ahaha, tenang saja. Aku tidak akan memakai pakaian seperti ini. Kalian tahu, Raja dan Ratu sudah pernah melihatku. Tenang saja."

Suho berkeliling, memeriksa satu persatu anggota Orion Army yang yang tengah bersiap-siap untuk acara nanti malam. Tatapannya terkunci saat ia melihat Naeun yang memakai riasan wajah sederhana, tak seperti Bomi ataupun Chorong. Naeun menyadari dirinya diperhatikan oleh seniornya. Ia hanya tersenyum canggung, kemudian menunduk berpura-pura membaca buku tebal yang berada dalam genggamannya.

"Naeun-ah? Kau tidak memakai...?"

Naeun mendongak, menggeleng pelan. "Aku tidak butuh penyamaran. Hayoung tidak akan mengenaliku nanti." jawabnya seraya tersenyum simpul.

Suho mengangguk paham. Ia menepukkan tangannya tiga kali setelah berdeham, hendak memberikan pengumuman.

"Tiga puluh menit lagi kita akan berangkat. Persiapkan diri kalian dan periksa kembali agar jangan sampai ada yang tertinggal." Kemudian, sang ketua berlalu. Ruangan kembali menjadi ribut.

"Omong-omong, kau dapat softlens merah ini dari mana, Sungyeol?" Baekhyun tak berhenti melihat pantulan dirinya di depan cermin.

"Kau tidak perlu tahu. Sudah, bergegas lah semuanya. Aku akan keluar." Lelaki itu beranjak dari sofa, keluar untuk mencari udara segar. Niatnya adalah untuk mencari Myungsoo. Sungyeol ingin tahu, apa yang dipikirkan lelaki itu sekarang.

.

"Aku hanya tidak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi," ungkap Daehyun. Myungsoo, lelaki yang duduk di sebelahnya tak merespon. Ia tak berpikir macam-macam, padahal ungkapan itu jelas-jelas ditujukkan untuk Naeun.

Selama ini, Daehyun lah yang selalu berada di dekat Naeun. Di mana ada Daehyun, pasti ada Naeun. Begitu pula sebaliknya. Semenjak kedatangan Myungsoo, Naeun berubah drastis. Naeun selalu membela Myungsoo. Daehyun tidak suka. Lelaki itu harusnya berada di tempat asalnya, di Seoul. Bukannya di Orion. Adanya Myungsoo di sana termasuk salah satu pelanggaran berat. Daehyun ingin, lelaki itu cepat menyingkir agar Orion tak mendapat masalah lagi. Jika ada yang tahu, Orion bisa-bisa terancam ditutup. Daehyun harap, Myungsoo bisa mengerti akan posisinya. Tak ada yang mengerti laki-laki itu, bahkan, ia merasa semua Orion Army lebih memilih Myungsoo ketimbang dirinya sendiri. Menyakitkan.

Daehyun mungkin akan merelakan, jika Naeun lebih memilih Myungsoo asalkan mereka berada di Seoul, menjalani kehidupan normal seperti yang didambakannya.

ORION [ APINK - INFINITE - EXO - BAP FANFICTION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang