9

502 28 2
                                    

"Kamu tahu soal ramalan itu?" Naeun bertanya dengan hati-hati pada gadis berpipi chubby yang sedang fokus menulis sesuatu di secarik kertas yang tak ia mengerti apa artinya. Pertanyaannya dibalas dengan anggukan. Naeun tidak ingin menghindar lagi. Ia ingin mengetahui isi dari Ramalam Besar yang pernah didengarnya beberapa kali semenjak memasuki Orion.

Yookyung tersenyum penuh arti. Gadis itu mengusap punggung tangan Naeun lembut. "Kamu tidak perlu cemas. Percayalah, semua akan berjalan baik-baik saja." janjinya. Gadis itu sedikit merasa bersalah karena menyinggung topik sensitif tersebut. Ia juga tidak tahu jika Naeun tidak mengetahui seluk beluk ramalan itu sendiri. Menurutnya, Naeun harus mencari arti dari ramalan itu sendiri; bukan darinya. Lagipula, Yookyung yakin Naeun tidak akan bisa tidur nyenyak jika ia memberitahunya.

"Naeun, aku mengantuk," bohong Yookyung. Ia tidak mau membahas apapun yang berkaitan dengan masa depan. Naeun juga tidak keberatan, karena begitu mereka selesai, Myungsoo sudah menunggu di sisi perpustakaan yang lain.

"Selamat malam, Yookyung." pamitnya. Naeun beranjak dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Myungsoo yang setengah tertidur. Gadis itu menggigit bibir bawahnya khawatir. Ia seharusnya menemui laki-laki itu setengah jam yang lalu.

Baru saja ia ingin membiarkan lelaki tampan itu terlelap, sebuah tangan menahannya. Ternyata, Myungsoo melihatnya datang. Ia menyuruh Naeun untuk duduk di sampingnya sementara ia pergi mencuci muka agar tidak lagi mengantuk. Dilihatnya buku yang dibaca Myungsoo tadi. Hanya buku biasa yang berisi tentang fotografi. Naeun hafal betul kegemaran Myungsoo. Gadis itu tidak heran.

"Maafkan aku karena membuatmu menunggu," sesal Naeun ketika Myungsoo kembali dengan wajah yang lebih segar. Myungsoo mengelus rambut Naeun gemas. "Untuk apa minta maaf? Kau ini seperti baru pertama kali bertemu denganku." kekehnya.

Naeun mendecak, "aku tahu kamu lelah. Seharusnya aku-" sebelum Naeun berhasil menyelesaikan ucapannya, Myungsoo menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Semburat merah muda muncul di kedua pipinya. Gadis itu terkejut, namun ia tidak protes saat Myungsoo memeluknya lebih erat lagi. Di sisi lain, Myungsoo menunggu Naeun membalas pelukannya. Gadis itu tampaknya malu dan ragu. Perlahan, tangannya menyentuh punggung Myungsoo, matanya perlahan memejam, ia menahan diri untuk tidak menangis saat itu juga.

"Myungsoo? Kenapa?" lirihnya. Naeun takut. Takut Myungsoo mendengar jantungnya yang berdetak kencang, takut kehilangan sahabat yang amat disayanginya itu.

"Ssst, aku sedang mengalirkan energi semangat untukmu. Aku tidak ingin kau menanggung semua beban itu sendirian," ujar Myungsoo terdengar ceria. Mendengarnya malah membuat kemeja yang dikenakannya basah di bagian pundak akibat tetesan air mata Naeun yang tak terbendung lagi.

Saat itu juga Naeun merasa gagal. Benteng pertahanan yang dibangunnya susah-susah selepas kepergiannya dari Seoul seakan runtuh begitu saja. Ia merasa cengeng dan lemah. Ia merasa tidak bisa melakukan segalanya tanpa lelaki itu. Naeun masih memejamkan matanya, membiarkan aliran energi itu menjalar ke sekujur tubuhnya. Perkataan Myungsoo ada benarnya juga. Manusia mana yang tahan memendam berbagai macam hal sendirian? Bagaimanapun juga manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi, seseorang yang bisa diajak untuk mengerti, seseorang yang tulus berada di sisimu.

"Terima kasih," gadis itu sedikit terisak. Menyadari bahwa terus-menerus berada di pelukan Myungsoo tak akan membuat tangisnya berhenti, Naeun pun melepaskannya. Ia merasa lebih ringan sekarang, setelah ritual pelukan itu.

"Sudah merasa baikan?" tanya Myungsoo. Tanpa malu-malu ia membantu Naeun menyeka air matanya. Naeun tidak menolak. Toh, dulu mereka sering melakukan hal seperti itu.

"Apa yang harus kita lakukan?" masih dalam keadaan serak, Naeun memaksakan diri untuk bersuara. Myungsoo memberinya botol mineral miliknya dan melarang gadis itu untuk mengatakan sepatah kata pun sebelum ia merasa lebih baik. Naeun patuh akan lelaki itu.

ORION [ APINK - INFINITE - EXO - BAP FANFICTION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang