4

812 39 0
                                    

"Apa benar disini ada murid laki-laki?" tanya Hayoung sekali lagi pada Namjoo. Gadis itu masih bungkam, takut-takut kalau dia salah berbicara.

Akhirnya, gadis yang lainnya, yang menjawab pertanyaan Hayoung. "Disini memang ada laki-laki, tapi dia bukan murid. Dia penjaga perpustakaan, dan penjaga sekolah ini juga. Memangnya ada apa, Hayoung-ssi?" gadis itu tersenyum.

"Tidak apa-apa," Hayoung menggeleng dan tersenyum canggung. "Aku hanya memastikan kalau ini benar-benar akademi untuk perempuan."

Gadis itu terkekeh dan menepuk bahu Hayoung. "Kau ingin bertemu dengannya? Anaknya lumayan asik, lho. Ayo kita ke perpustakaan!" ajaknya pada Hayoung. Sebelum Hayoung menyetujui ajakannya, tangannya sudah ditarik oleh gadis berpipi chubby.

.

Mereka bertiga sampai di depan perpustakaan. Namjoo mempersilahkan Hayoung untuk masuk duluan, tapi Hayoung menolak. Akhirnya Namjoo lah yang masuk pertama, disusul Yookyung—si gadis berpipi chubby—dan Hayoung.

Perpustakaan di akademi itu sangat luas dan terbilang mewah. Semua buku di tata dengan rapi di rak-rak yang super besar dan mengkilap. Seakan-akan perpustakaan itu baru saja dibuka. Ada sebuah rak khusus untuk sepatu, karena lantai di ruangan megah itu dilapisi oleh karpet yang lembut. Hayoung bahkan bertanya-tanya adakah murid yang tertidur di perpustakaan itu.

Namjoo menggelengkan kepalanya saat melihat seorang laki-laki yang tertidur dengan wajah yang ditutupi oleh sebuah buku kumal. Laki-laki itu mendengkur, membuat Namjoo semakin gemas padanya.

"Ya! Lee Sungyeol! Bangunlah!" Namjoo menepuk pipi Sungyeol dengan buku kumal. Laki-laki itu terbangun seketika dan menyeka sekitar mulutnya.

"Eoh? Kim Namjoo? Ada apa kau kemari?" tanya Sungyeol—masih setengah sadar. Namjoo menyingkir dan membiarkan Sungyeol melihat sang putri yang malu-malu menatapnya.

Sungyeol mengerjapkan matanya berkali-kali. Memastikan apakah penglihatannya tidak salah. Ia tahu benar kalau gadis yang ada di hadapannya adalah seorang tuan putri dari Kerajaan Corona Borealis. Dan ia tidak menyangka kalau bisa bertatap muka dengannya.

"Ah, tidak usah memberi hormat, atau apalah itu. Anggap saja aku orang biasa." kata Hayoung cepat-cepat. Sungyeol yang merasa canggung menurut. Ia menyesal karena tidur disaat yang tidak tepat. Sungyeol juga bertanya-tanya apakah Hayoung mendengarnya mendengkur? Dari sikap Namjoo yang seperti itu harusnya ia bisa menebak jawabannya.

"Namaku Hayoung," ia tersenyum dan mengulurkan tangannya. Sungyeol tentu saja cepat-cepat menjabat tangan si putri. "Senang bisa berkenalan denganmu."

"Sungyeol. Lee Sungyeol. Aku juga—"

"Sungyeol! Dimana temanmu yang tampan itu?" potong Namjoo. Ia sudah tidak tahan melihat wajah Sungyeol yang terlihat seperti orang bodoh.

Sungyeol menggeleng. "Tidak tahu. Terakhir ia pamit padaku untuk keluar sebentar, dan aku tidak melihatnya sampai sekarang."

Hayoung menggerutkan keningnya. "Teman?"

.

"Jadi, tersesat di hutan, ya?" tanya Suho—yang sepertinya lebih ditujukan pada dirinya sendiri. Myungsoo mengangguk, walau Suho tak melihatnya. Naeun, Daehyun, dan Bomi masih bergeming, tidak mengucapkan sepatah katapun. Daehyun masih berusaha keras menahan emosinya, sementara Naeun sebisa mungkin tidak menatap mata Daehyun.

"Aku tersesat. Tidakkah kau lihat bajuku yang kumal ini?" Myungsoo melirik lengan bajunya yang hampir tak diketahui apa warna aslinya. Ia sebal karena Suho menghabiskan waktunya hanya untuk berpikir, dan sekalipun laki-laki itu berbicara, ia seperti berbicara pada dirinya sendiri. Myungsoo tidak tahan. Badannya terasa gatal, ia ingin cepat-cepat mandi. Kemudian ia melirik Naeun, yang menunduk sedari tadi.

ORION [ APINK - INFINITE - EXO - BAP FANFICTION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang