7

601 33 0
                                    

“Apa rencanamu?”

“Apa maksudmu?”

Lelaki itu memutar bola matanya. Tak habis pikir dengan orang yang dianggapnya sebagai belahan jiwa. Tentu saja, istrinya sedang merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuannya. Dan rencana ini melibatkan anak semata wayang mereka.

“Aku hanya ingin membuatnya bahagia.” tutur sang ratu tanpa memandang raja. Tangannya sibuk memilah perhiasan yang hendak dikenakannya malam itu. Akan diselenggarakan pertemuan antara Kerajaan Corona Borealis dengan wakil dari dua akademi terkenal di negara itu. Orion, dan Columba.

Dari pihak Orion, diwakilkan oleh Suho. Tak banyak orang yang tahu akan keberadaannya saat ini, termasuk anggota Orion sendiri. Pertemuan ini sangat rahasia. Dan bukannya Suho tidak bisa mempercayai seluruh anggotanya. Hanya saja, ia ingin memastikan apa yang membuat kerajaan ini melirik akademi tercintanya.

“Membuat Hayoung bahagia? Dengan cara memasukkannya ke dalam asrama khusus perempuan?”

Ratu akhirnya menemukan pasangan perhiasan yang cocok. Ia memasukkan satu persatu berlian miliknya ke dalam kotak dengan lamban, membuat sang raja gemas dan hampir saja membanting kotak itu ke tanah kalau ia tidak ingat malam ini moodnya tidak boleh dirusak oleh hal yang—sebenarnya tidak—sepele.

“Raja, kau akan tahu alasannya saat makan malam nanti. Sebaiknya kita sambut tamu kita sekarang.” ia tersenyum simpul, kemudian beranjak dari kursi meja riasnya. Ratu meninggalkan raja sendirian di dalam kamar.

“Seperti air dan api. Tak akan pernah bisa bersatu.”

.

“Jadi, kau benar-benar akan pulang malam ini?” tersirat perasaan kecewa dari Naeun. Myungsoo mengangguk yakin. Keputusannya sudah bulat.

Keberadaannya disini sudah salah. Ia tidak mau membuat masalah baru. Tidak mau menambah musuh, apalagi dari seseorang yang tak mengenalnya dengan baik. Naeun juga nampaknya tertekan dengan kehadirannya di Orion. Gadis itu terlalu shock. Myungsoo hanya bisa berharap agar semua permasalahan di Orion dapat terselesaikan dengan baik. Kedoknya akan acara pentas seni di Seoul ternyata dipercayai Naeun dengan mudahnya. Jika boleh berkata jujur, Myungsoo senang melihat perubahan Naeun. Ia memang tidak kelihatan tangguh, sifat aslinya yang hanya ditunjukkan pada Myungsoo terkadang muncul tanpa disadarinya. Myungsoo ingin bisa melindungi Naeun. Tapi bukan disini tempatnya. Semua hal yang terjadi berada diluar akal sehatnya.

Naeun memberikan sebuah pelukan singkat. “Aku akan mengantarmu ke hutan. Ke portal dimana kau bisa kembali ke Seoul.” ia tersenyum hangat. Masih ada perasaan bersalah di dalam hatinya karena telah bertindak tidak baik pada sahabat lamanya.

“Tidak usah,” tolak Myungsoo. “Aku tahu jalannya. Kau tahu, kan, ingatanku tajam.” dustanya. Ia hanya tidak ingin merepotkan Naeun. Dan jika ia sudah kembali, bagaimana jika Naeun tersesat di dalam hutan?

“Sungguh, tidak apa-apa. Aku memaksa. Daehyun juga akan menemani.” rasanya lidahnya kelu menyebut nama Daehyun. Myungsoo sendiri langsung mengubah ekspresinya. Naeun tidak tahu apa masalah mereka berdua. Namun ia harus membuat keduanya berbaikan sebelum berpisah. Menurutnya, sekarang lah waktu yang tepat.

Myungsoo  tak langsung menjawab. Kenapa sih, harus orang itu lagi?

“Naeun-ah,”

“Kumohon.” Naeun meraih kedua tangan Myungsoo, menautkan jari-jari mereka. Myungsoo tak enak hati menolak, namun hatinya juga tak siap menerima kehadiran Daehyun nanti. Kalau bukan Naeun yang meminta, ia tidak akan luluh dan lebih baik memilih mencari jalan pulang sendiri.

“Mmh, baiklah.” putusnya. Naeun mengeratkan tautan jari mereka kemudian melepasnya, digantikan oleh pelukan singkat lainnya.

“Kita bertemu di halaman jam tujuh malam.”

ORION [ APINK - INFINITE - EXO - BAP FANFICTION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang