20 bulan kemudian......
Rumah memiliki baby sister. Perihal Jennie yang sibuk, juga Rosie yang tidak selalu di rumah karena harus memeriksa kafenya.
Karena Rosie pulang cepat, dia bisa main sama Ellan yang sibuk bengong depan TV, pegang mainan di tangannya.
Awalnya diam. Namun setelah mendengar suara Rosie, dia langsung teriak sambil noleh sana sini.
" Itu Papa El." Tunjuk Bibi dan El sempat merangkak sambil cengir nampak gigi. Terus berdiri, lari sampai tersandung dan untungnya sang Papa sigap menangkap.
Rosie ayun anaknya. Iming-iming anak tunggal kesayangan keluarga memang.
" Sous~~" Ucap El dan Rosie tersenyum sambil merespon saat dia membuat roti lapis untuk dimakan.
" Gipe mee~" Pinta El. Teriak-teriak minta roti Rosie yang lagi di makan.
Akhirnya Rosie suap pinggir nya saja. Karena dia sudah menuangkan saus beserta tomat dan acar.
Anaknya kecap-kecap. Dia lalu nganga lagi minta sambil duduk di meja pantry.
Karena Jennie selalu bicara dengan El menggunakan bahasa Inter, anaknya hanya paham itu. Tapi jika dengan Rosie, pria ini berusaha mengajarkan bagaimana bicara bahasa Korea agar lawan bicaranya nanti tidak bingung karena minimnya pengetahuan bahasa orang.
" Choco!!" Seru El. Senyum sumringah saat Rosie memberikannya sendok untuk makan sendiri.
Rosie selalu membuat El bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan suapan. Setidaknya dia belajar dari dini. Lagipula El bawaan Jennie. Mamanya pintar, anakpun ikut.
" Di tuang." Kata Rosie dan El sempat nganga sambil nunduk terus menuangkan susu di gelas kecil ke gelas kaca di depannya meski tumpah-tumpah.
Rosie mengajarkan El untuk membuat milkshake rumahan.
" Pelan-pelan." Ucap Rosie. Memegang tangan El, membantunya mengaduk agar gelas tidak tumpah dan pecah.
" Milk!? Milk?" Tanya El.
" Iya susu." Jawab Rosie sambil memberikan mangkok isi choco chips pada El yang memakannya satu butir namun dia menuangkan semuanya ke gelas membuat Rosie nahan tawa lalu mengangguk saja.
Rosie meletakkan pipet di gelasnya. Lalu El seruput sampai sesekali tangannya ingin masuk ke gelas untuk mengambil choco di dalamnya.
" Jangan El. Hisap pakai ini." Suruh Rosie. Mengajarkan nya pelan-pelan agar El paham.
" Hisap." Kata Rosie lagi dan El seruput pipet nya meski jari sibuk sekali ingin masuk ke gelas. Tapi El bisa meski satu biji dapat dan dia langsung dongak ke arah Rosie sambil gigit Choco di mulutnya.
" Good boy~" Ucap Rosie. Mengelus rambut anaknya yang sibuk menikmati milkshake buatan dia sendiri.
Mungkin jika dengan Rosie, El sulit paham cepat. Tapi jika dengan Jennie, dia langsung paham. Mungkin caranya saja yang berbeda. Kalau dengan sang Mama, suaranya akan sangat lebih lembut ketimbang Papa.
" Powdeelll." Ucap El. Sehabis mandi saat Jennie mengeringkan rambutnya.
" Yes this is powder~~" Jawab Jennie. Dia diam melihat El membuka bedaknya lalu dia pukul-pukul ke muka, pakai sendiri.
Tidak di marah meski kasur putih semua. Jennie membiarkan anaknya melakukan sendiri.
" Hand?" Pinta Jennie. El menyodorkan kedua tangannya saat di beri pewangi.
Sambil di setelkan lagu anak-anak, El diam menonton tv di depannya selama Jennie mendadani.
" Ahk! Ahk!" Teriak nyaring El. Meminta hp Jennie untuk dimainkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jove 16 | Married for What? ✓
FanfictionJennie menikah akhirnya di umur 26 tahun. Membangun rumah tangga dengan suaminya Rosie tanpa cinta. Dia melakukannya karena memiliki Kakek seorang dukun yang tau masa depan Jennie akan baik dengan pria ini. ---- Jove = J-ennie l-OVE