Jangan lupa vote & komen yg banyak ya😘
•
•
Happy Reading 🕊️
Terhitung sudah satu bulan, kelompok Paskibra tersebut latihan. Mereka makin kompak dan handal dalam baris-berbaris. Namun itu tidak menutup fakta bahwa setiap hari akan ada beberapa siswa-siswi yang mendapatkan hukuman. Bukan hanya hukuman tambahan seperti jalan jongkok--yang pernah dilakukan Indi dan Alisha. Melainkan lebih parah. Mereka di suruh push-up 50 kali. Menggelinding 10 kali di Lapangan, bahkan ada yang sampai muntah.
Juga sialnya, hukuman merayap di jalan ber-aspal. Dan Indira pernah merasakan hukuman itu. Benar-benar militer, bukan? Bagaimana tidak? Posisi tubuh mereka benar-benar seperti cicak merayap di dinding. Bedanya, mereka merayap di aspal.
Indira Faleesha tengah duduk di bangku baris Gedung Olahraga. Ia mengguyurkan air pada wajahnya--setelah sebelumnya meminum air kemasan itu. Rambutnya yang diikat satu tadi, kini ia gerai sejenak. Lalu membuat cepolan agak tinggi agar angin leluasa menyentuh tengkuknya. Segar.
"Lo nggak pernah bolos tugas, kan?" Tanya Dara. Menyapu pelu di pelipisnya.
"Gue anak teladan, Ra. Tenang aja" Jawab Indira. Sedikit menyombong.
"Akhirnya, yah. Nggak kerasa udah mau 17 agustus. Nggak kerasa kita udah latihan sebulan" Ucap Alisha. Menatap langit yang sangat cerah diatas sana.
"Alhamdulillah, Al! Alhamdulillah bangettt" Pekik Indira. Ia tak henti-hentinya memberikan senyum paling merekah. Sebentar lagi ia akan terbebas dari perbudakan ini.
"Eh, liat! Kapten barisan kita" Cicit Dara. Suaranya langsung mode bisik.
Indira dan Alisha menoleh bersamaan. Menatap seorang lelaki bertubuh jangkung. Kaki yang jenjang. Kulit hitam manis, ditambah senyuman manis. Mungkin tingginya berkisar 170 atau lebih dari itu. Auranya sangat berkharisma. Pahatan wajahnya, tegas.
"Kak Vikri?" Beo Indira. Lalu menatap Dara kembali.
Dara mengangguk. "Ganteng, kan?"
"Lo naksir?" Tanya Alisha.
Dara menggeleng.
"Terus?" Indira bingung. Lalu untuk apa membahas Kapten itu?
"Gue tanya. Ganteng apa enggak?" Ucap Dara.
Indi dan Alisha menatap satu sama lain dengan dahi mengerut. Tidak tertebak jalan pikiran Dara saat ini.
"Lumayan" Indira membuka suara.
"Oke lah" Diikuti Alisha. Sambil manggut-manggut tak meyakinkan.
"Ken-"
"Kak Vikri!!" Ucapan Indira terpotong ketika dengan tidak tahu malunya Dara meneriaki Kapten Barisan, Si Vikri.
"Lo gila?" Pekik Alisha. Terheran-heran dengan keberanian Dara.
Padahal Vikri adalah salah satu senior yang di segani. Mungkin karena lelaki itu terlihat penuh wibawa dan disiplin.
Lelaki itu menoleh ke sumber suara. Tubuhnya tetap berada di sana, tak bergerak sama sekali. Hanya tatapannya lurus kearah tempat duduk Dara, Indi dan Alisha. Wajahnya datar.
"Ngapain, sih?" Cegat Indi. Ketika Dara hendak berlari kearah Vikri.
"Ikut. Kalo mau tau" Dara melepas cekalan itu. Ia berlari kecil menghampiri pria tinggi tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA DEVANTARA (Suara Hati Indira)
Ficção Adolescente"The star is beautiful isn't it?". Mungkin kalimat itu yang lebih tepat menggambarkan kisah cinta Indira Faleesha. Tentang bagaimana gadis itu ingin mengungkapkan perasaannya namun tidak sanggup. Indira Faleesha. Gadis remaja SMA yang ceria. Memilik...