Chapter 8: TERESA AND THE GENG

1 2 0
                                    

Jangan lupa vote & komen yg banyak ya😘

Happy Reading 🕊️




Sosiologi. Nama buku paket tebal di hadapan Indi dan Alin. Kelas X-D sedang sibuk mencatat materi penting dalam buku itu. Buku yang membosankan, bagi Indira. Sudah jelas bahwa gadis itu tidak akan mau masuk kelas IPS nantinya.

"Pak Gatot, kemana?" Tanya Alin. Melihat meja guru, kosong.

Indi mengedikkan bahu. Sibuk mencatat. Padahal sosiologi adalah pelajaran membosankan baginya, tapi kenapa jadi sok rajin begini?

"Denger, ya. Pak Gatot ngasih amanat. Catatannya harus lengkap untuk bab ini. Kunpulin ke saya. Sebagai ketua kelas" Indira dan Alin memberikan atensi penuh pada Jeno--ketua kelas X-D.

"Dan.. jangan ada yang keluar kelas sebelum bel!" Tegasnya. Sebenarnya tidak cocok galak, soalnya wajah Jeno itu kyut.

"No, gue izin!" Baru saja Jeno menyelesaikan kalimatnya. Eh, sudah ada yang izin. Siapa lagi? Teresa and the geng.

Posisi pertama. Geng mereka di pimpin oleh Teresa Yoanna. Memiliki tinggi 160 senti dengan badan triplek yang dipaksakan terlihat seksi sehingga kalau ia berjalan, maka pantatnya ditunggingkan. Aneh.

Posisi kedua. Ghea Sandrina. Memiliki tinggi sekitar 147 senti. Kalau Teresa berbadan triplek, maka Ghea tak perlu diragukan lagi ke-bohay-annya. Sengaja ia gunting seragam atas-nya agar menampilkan pantatnya dibalik rok abu-abu. Gila!

Posisi ketiga. Luna Kirana. Tingginya tidak beda jauh dari Ghea. Mereka sama-sama pendek. Tapi bedanya, jika Ghea memiliki tubuh bongsor maka Luna tubuhnya kecil. Paling cerewet dan centil diantara mereka. Bahkan suara mendayu-dayunya memang sengaja dia buat. Entah apa faedahnya?

Posisi keempat. Kalina Isadora. Tingginya hampir sama dengan Teresa. Tubuhnya juga bongsor seperti Ghea. Dia yang paling sedikit waras diantara mereka. Juga punya otak yang agak encer diantara mereka. Sedikit kalem.

Teresa dan teman-temannya memang terkenal pembuat onar dan langganan guru BK. Bagaimana tidak? Baju mereka yang sudah oversize malah di jahit agar nge-pas di badan. Rok mereka yang standar-nya sampai lutut, malah di gunting sampai beberapa senti diatas lutut--menampilan paha seksoy.

"Nggak denger, gue bilang apa?" Tanya Jeno. Sinis.

Teresa merotasikan bola matanya. "Ke toilet" Ucapnya.

"Lo doang? Apa geng lo ikut?" Tanya Jeno. Sebenarnya sudah malas memperingatkan Teresa dkk.

"Gue ikut!"

"Gue juga!"

"Ikut!"

Jeno menghela napas kasar. Sudah ia duga, tiga orang lainnya akan ikut mengekor Teresa--kemanapun dia pergi. Jeno tahu, mereka bukan ke toilet. Melainkan ke belakang kantin untuk nyebat.

"Gue catet ya, nama kalian" Ancam Jeno.

Teresa melototkan matanya. Ia segera berdiri dan berlari kecil kearah Jeno. Dia mengusap-usap lengan Jeno di balik seragamnya.

"Jangan dong, No. Jahat amat" Rayu Teresa.

Indira dan Alin yang melihat adegan itu didepan matanya malah ingin muntah sekarang juga. Apalagi beberapa menit sebelumnya, Indi mengetahui fakta dari Alin bahwa Teresa adalah mantan pacar Jeno. What the fuck, Jeno?!

ARKA DEVANTARA (Suara Hati Indira)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang