Chapter 5

1.8K 74 0
                                    

                                       •
                                       •
                                       •
                                       •
                                       •

Sinar matahari mulai menyinari dunia. Sinar tersebut mulai mengganggu dua insan yang sedang tidur. "huhh, jam berapa ya?" ucap niel sambil menguap.
Ia menatap seseorang yg sedang memeluknya. "ganteng" ujar niel sambil mengelus pipi mahen.

"gue tau klo gue ganteng" balas mahen yg masih menutup mata. "apaan si ka, kata siapa klo kaka ganteng"

"tadi siapa ya, yang bilang kaka ganteng"

"setan mungkin"

"yang benerr" ucap mahen sambil menarik pinggang niel lebih dekat dengannya. "jangan deket-deket ka" kata niel menjauhkan dirinya dari tubuh kekar mahen. "knp hmm, ga suka"

"ngga-hmmtpp" tiba-tiba bibir niel dibungkam oleh bibir mahen. "kk-kaa lle-ppas i-ih"

Niel mendorong tubuh mahen supaya ciuman tersebut bisa terlepas. Setelah terlepas niel langsung beranjak menjauh dari mahen. "anjing, first kiss gue lo ambil"

"pantes manis"

"apaan sih, sana pulang ortu lo nanti nyariin"

"tapi gue maunya disini gimana dong"

"cih" niel meninggalkan mahen dengan kesal. Ia berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan. "ketos anjing, udh ambil first kiss gue ga minta maaf pula bikin kesel aja" umpat niel

"kalo gue bisa bela diri udh gue-"

"aku mau diapain el"

Niel kaget saat mahen sudah duduk di kursi dapur. "gajadi"

Ia tak tau kalau mahen sedari tadi mendengar umpatan niel. Mahen beranjak dari kursi dan berjalan mendekati niel. Ia memeluk niel dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahu niel.0 Mahen menghirup aroma tubuh niel. "wangi vanilla"

"lepas anjing, ga sopan taukk" berontak niel. "biarkan gini dulu el, lo wangi banget bikin gue candu"

"lepas bangsat nanti masakan gue gosong"

"yaudh gue lepasin"

"nah gitu kek dari tadi, ganggu aja"

Mahen berjalan ke kursi dapur yg tadi ia tempati. Sesekali ia tersenyum melihat niel yg bergelut dengan alat-alat dapur. Ia mendengar nyanyian niel yg begitu merdu.

I'm sorry if i say
I need you
But i don't care
I'm not scared of love
Cause when i not with you, i'm weaker
Is that so wrong
Is it so wrong
That you make me strong

"ahh, suaramu merdu sekali el" puji mahen. "ouh, benarkah? aku bahkan tak menyadari itu"

"el"

"hmm"

"apakah kau sudah punya jawaban untuk perasaanku?"

"eummm, sepertinya belum"

Sungguh mahen ingin sekali menculik niel dan membawanya keluar negri. Ia mempunyai fikiran seperti itu tapi ia tau kalau cara itu salah.

"baiklah aku akan menunggu, aku selalu sabar menanti jawabanmu" ia tersenyum ke arah niel. Niel merasa kalau ia juga mempunyai perasaan pada sang ketos tapi ia merasa takut untuk mengungkapkannya pada mahen.

"huh sampai kapan aku terus memendamnya" batin niel sambil menarik nafas dan menghembuskannya panjang.

"cahhh makanannya sudah matang, ayo sarapan" ia menyodorkan sepiring nasi goreng dan ayam goreng. "wah kelihatannya lezat"

"siapa dulu dong yg masak" sombong niel.

"kan calon aku yg masak"

"dihh"

Mereka menghabiskan sarapan dengan lahap. "sana pulang trs mandi gue mau nyuci piring"

"mandi disini"

"gakkk, emang lo mau pake bajunya siapa hah"

"baju lo"

"lah mana muat anjing baju gue kecil ga muat sama badan lo yg segede gaban"

"yaudh gue pulang, nanti gue kesini lagi"

"ehh, gausah gue mau pergi jadi mending lo jangan kesini"

"gue anter"

"gue bisa naik taksi ka"

"gue anter el"

"iya deh"

"yaudh gue balik dulu, sampe nanti"

"hooh"








































~Tbc

"Ketos Posesif" (boy love boy)🌈 ((hiatus)))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang