Chapter 10

1.3K 53 0
                                    

Happy reading!!
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
dreeettt..dreettt

Bunyi deringan hp mahen.

"kau dimana hm, cepatlah ke kantor" ucap seseorang diseberang sana

"ck, tunggu aku" balas mahen lalu mematikan telfon secara sepihak. Mahen langsung bergegas ke kantor untuk menemui seseorang.

-

"knp sepi sekali? apa mahen pergi?" ucap niel penuh pertanyaan

Ia berjalan menuruni tangga dan pergi ke arah dapur. "hm, aku ingin ice cream"

Niel membuka kulkas dan tidak ada ice cream sama sekali. "hanya ada bahan memasak?, huh aku kurang beruntung" niel menghela nafas kasar

"ada apa nyonya?" tanya seseorang dibelakang niel

Niel menoleh, ternyata bibi lee

"emm anu, apakah tidak ada ice cream?"

"haha, nyonya ingin ice cream?"

"hehe, iya bi" ucap niel cengengesan

"maaf nyonya saya lupa membelinya" ujar bibi lee sambil membungkukan badannya

"ah, tidak apa apa bi jangan membungkuk seperti itu" niel menjadi tidak enak jika seperti ini

"apakah bibi bisa membuatkan aku sesuatu yang enak?" ucap niel mengalihkan topik

"tentu nyonya" bibi lee sambil menganggukan kepalanya

"jangan formal begitu bi, panggil aku niel saja tidak apa apa"

"tuan mahen menyuruh kami memanggil anda seperti itu, jika tidak kami akan dipecat" ujar bibi lee menundukan kepala

"emm, bagaimana jika bibi memanggilku niel jika kita sedang berdua? tp jika ada mahen bibi boleh memanggilku nyonya" tawar niel kepada sang bibi

"saya takut nyonya"

"tidak apa apa bi, jika ketahuan aku akan berbicara dengan mahen, bagaimana setuju?" tawar niel sekali lagi

"emm, saya setuju nyonya"

"hihi, terimakasih bi" ucap niel memeluk bibi lee. Bibi lee yang terkejut pun hanya diam dan tak membalas pelukan niel

"knp bibi tidak membalas pelukan niel? bibi tidak suka niel peluk?" mata niel mulai berkaca kaca

"eoh, tidak nak bibi hanya teringat dengan cucu bibi yang selalu memeluk bibi seperti ini"

"anggaplah aku seperti cucu bibi ya"

Bibi lee menganggukan kepalanya dan membalas pelukan niel.

"hmm, niel ingin dibuatkan apa?" tanya bibi lee pada niel

"emm, potongkan buah saja tidak apa apa bi"

"baiklah niel tunggu dikamar saja ya" ujar bibi lee

"tidak, aku ingin menonton televisi"

"tapi nanti tuan mahen akan marah niel" ucap bibi lee khawatir

"aku akan berbicara dengannya nanti bi" tenang niel

"ya sudah niel tunggu di ruang televisi ya"

Niel menganggukan kepala lalu meninggalkan bibi lee menuju ruang televisi.

-

"sepertinya pororo sudah mulai" ia mulai menekan tombol remot untuk memindahkan saluran televisi.

"nah, sangat pas sekali" girang niel

"ini buahnya diletakan dimana el?" tanya bibi lee

"emm, ah saya pegang saja bi terimakasih"

"iya el, makan yang banyak jangan sampai kurus"

"siap bi" ucap niel sambil mengancungkan ibu jarinya

"ya sudah bibi kembali ke belakang ya, pekerjaan bibi belum selesai" ujar bibi lee

"baik bi, hati hati yaa"

Bibi lee membalas dengan senyuman manis miliknya. Ia meninggalkan niel sendirian di ruang televisi lalu melanjutkan pekerjaannya.

Terdengar bunyi mobil mahen memasuki pekarangan mansion. "dia sudah pulang?"

"biarlah, aku lelah berbicara dengannya" monolog niel

"kau disini rupanya, aku mencarimu dari tadi"

"kau punya mulut, knp tidak tanya dengan pelayan saja"

"huh, baiklah"

"dari mana saja kau?" tanya niel

"dari kantor, knp? kau merindukanku ya" goda mahen

"y-yak, siapa juga yang kangen aku hanya bertanya saja" wajah niel berwarna merah padam hatinya seakan ingin berteriak keras menyebut nama mahen.

"hahaha, wajah mu knp babe?" tawa mahen

"t-tidak, memangnya ada apa dengan wajahku?" niel mengambil bantal dan menenggelamkan wajannya.

"wajahmu terlihat merah sayang" goda mahen

"tidak!" tegas niel

Niel meninggalkan mahen diruang televisi dan pergi ke taman belakang sambil menghentak-hentakkan kakinya.

"so cute"















































~Tbc

"Ketos Posesif" (boy love boy)🌈 ((hiatus)))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang