Chapter 7

1.5K 64 0
                                    

Happy reading
Typo banyak!!










"hoamm, ugh ngantuk bgt"

"sana tidur"

"gpp ni klo gue tinggal?"

"iya"

"ydh"

Niel berjalan menuju kamar tidurnya, sebelum tidur niel menggosok gigi dan membasuh wajahnya dahulu. Ia berjalan ke arah kasur dan merebahkan dirinya. "huh capek bgt ya hari ini"

Niel mulai menutup matanya perlahan dan menuju ke alam mimpi.


















"kau milikku saniel"





Sinar sang surya mulai terlihat dan mengganggu tidur pria manis itu. "eugg"
Pria manis itu mencoba bangun dari tidurnya dan mengumpulkan nyawanya. Ia mulai asing dengan tempat yang ia tiduri ini. "ehh ini dimana?" niel bertanya tanya sekaligus bingung.

"kau sudah bangun sayang"

Niel menoleh dan melihat pria gagah nan tinggi itu sedang membawa nampan yang berisi roti dan juga susu. "ka mahen?"

Ya, pria tampan dan gagah itu adalah mahen. "ini dimana ka?"

"mansionku sayang"

"APAA!!"

"kenapa aku disini, bukankah aku dirumah?"

"aishh itu tidak penting sekarang makan sarapanmu dan mandilah, nanti ada pembantu yang akan menyiapkan pakaianmu, aku akan pergi sebentar"

"baiklah"

Mahen meninggalkan nial dan menutup pintu tak lupa menguncinya. Niel melahap habis roti dan susu tersebut. Ceklek pintu ruangan niel terbuka dan mendapati seorang wanita paruh baya yg sedang membawa pakaian untuk niel.

"selamat pagi nyonya, perkenalkan saya bibi lee ini saya diperintah tuan mahen untuk mengantarkan pakaian ini untuk nyonya"

"ahh, baiklah terimakasih bi"

"sama sama nyonya"

"apakah makanannya sudah habis nyonya, kalau sudah biarkan saya meletakannya didapur"

"tidak usah bi, biar saya saja yang menaruhnya takutnya nanti malah merepotkan bibi"

"tidak sama sekali nyonya, lagi pula saya kan memang pembantu disini jadi tidak merepotkan sama sekali"

"terimakasih bi"

"sama sama nyonya, saya tinggal dahulu nanti kalau ada apa apa tinggal panggil saya saja atau penjaga disini"

"siap bi"

Bibi lee berjalan meninggalkan niel dengan membawa nampan sarapan tadi. "emm, mandi dulu lah badan gue lengket banget"

Niel berjalan ke arah kamar mandi dengan membawa pakaian yang diantarkan oleh bibi lee tadi.

"anjir, celananya pendek amat dah"

"gpp lah daripada ga pake"

"emm bosen bgt, hp gue dimana ya"

"apa ketinggalan dirumah?"

"bentar ini hari apa dah, kok gue lupa tanggalannya mana lagi masa disini ga ada tanggalan"

"bentar kan kemarin kek nya hari-"

"minggu?"

"EHH, ANJIRR SEKARANG HARI SENIN DONG ADUHH INI UDAH JAM 7 LEBIH LAGI"

"mana ada jadwal miss ranti lagi, aduhh mati guee"

"tenang aja, udah gue izinin sama temen lo tuh si dion"

"ehh, makasih ka jadi ngerepotin"

"udh mandi?"

"udah"

"makan?"

"udah"

"oke"

"emm, hp gue kemana ya ka?"

"gtw"

"ishh, kalo gini kan jadi bosen"

"mau keliling?"

"emang boleh?"

"boleh sini"

.
.

"rumah kaka gede juga"

"hm, disebelah kiri disana ada taman sama kolam di kanan ada dapur sama ruang art"

"oh oke"

"kamar kaka dimana?"

"tempat yang lo tidurin tadi kamar gua"

"hah maaf ka malah tidur dikamar kaka"

"iya gpp, itu juga bakal jadi kamar lo kok"

"maksud?"

Mahen hanya tersenyum dan malah membuat niel tambah bingung.

"ka, anterin aku pulang ya"

"no, lo bakal tinggal disini selamanya"

"nda mau, nanti mimi sama pipi niel nyariin"

"biarin, pokonya lo harus tinggal disini"

"ishhh nda mauuu"

"jangan membantah niel"

"aaa pokonya anterin niel pulang, titik ga pake koma"

"JANGAN MEMBANTAH NIEL!!" bentak mahen dengan keras.

"hikss hikss huwaa, niel mau pulang"

Tanpa aba aba mahen menggenong niel ala karung beras. "huwaa lepasin niel, niel mau pulang hiksss hikss" sambil menepuk bahu lebar majen.

"gue gabakal lepasin apa yang udah jadi milik gue"



















































~Tbc

"Ketos Posesif" (boy love boy)🌈 ((hiatus)))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang