Kiranamu

340 50 2
                                    

"Mohon maaf, sensei. Isagi Yoichi sedang sakit sekarang, bagaimana jika nanti saya yang mengantarnya ke ruang BK sete-"
"Sekarang."
"Tetapi saya mohon pengerti-"
"Tidak ada pengertian untuk tindakan yang salah. Antar dia ke ruang BK jika kau memang peduli, daripada saya yang menyeretnya walau saya tau dia sedang sakit."

Bachira tidak bisa berkata apapun jika ia sudah berhadapan dengan wali kelas nya yang sedang marah.

"Megu, gapapa. Aku bisa ke sana sendiri. Aku udah mendingan kok."
"Muka lo pucat. Apanya yang mendingan? Gue gak bisa biarin lo sendirian kalo tampang lo aja udah begini."
"Megu gak usah khawatir kali ini. Aku gak bakal ngelakuin hal yang aneh-aneh lagi, kalo itu gak sama kamu."

Isagi tersenyum pada Bachira dengan gigi putihnya yang tersusun rapih.
Awalnya ia masih ragu-ragu dengan kondisi Isagi, namun berkat senyuman hangat yang terlontar padanya itulah ia percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Bachira membalas senyum Isagi.

"Jangan bohong ya. Kalo bohong, muka lu kelap-kelip kaya kaktus joget."
"Ahaha! Santai aja."

Bachira mulai memapah Isagi perlahan. Kaiser berjalan mendahului mereka berdua untuk menemui Ego-sensei.

"Ya, guten morgen mein Herr.⁷ It's nice to see you here, Mr. Ego."
"Guten morgen, junger Mann.⁸ I hope you don't become a bad egg⁹ in the next day, Michael."

Ego-sensei langsung meninggalkan kelas tersebut dengan Kaiser berada di belakang dan mengikutinya.
Melihat dua orang itu sudah pergi, membuat Isagi segera berlari kecil menyusul mereka. Sejenak langkahnya terhenti saat Bachira memanggil namanya.

"Yoi! Gue tungguin di kelas ya! Abis dari BK, jangan mampir ke mana-mana!"
"Iya, Bachigur!" sahut Isagi dari jauh.

"Mau gue anter ke kelas gak?" Chigiri menepuk pundak Bachira.
"Eh, gausah. Udah waktunya masuk, kita gak searah kelasnya, takutnya lo malah telat masuk kelas."
"Oke lah kalo gitu, gue sama Kunigami duluan ya."
"Bachira, kalo ada apa-apa, jangan sungkan buat ngabarin kita." Kunigami menyikut lengan Bachira.
"Aduh, iya bang. Santai aja."

(10:19am)
Keheningan menyertai tiga manusia yang saat ini sedang berjalan beriringan. Isagi merasa sangat canggung sekaligus malu karena berada dalam situasi ini. Ia tak tahu harus berbuat apa, atau setidaknya membicarakan sesuatu untuk mencairkan suasana.

Mungkin diam memang satu-satunya hal yang harus Isagi lakukan, mengingat ia datang ke BK sebab suatu masalah, bukan karena diperintah untuk membawakan dokumen penting.
Jadi, kali ini dia lebih ingin menunjukkan bahwa ia merasa bersalah dalam kecanggungan itu daripada berusaha mencairkan suasana yang dingin bak sebongkah gunungan es.

"Silakan kalian masuk, duduk di sofa, dan jangan berulah. Saya akan mencari guru BK terlebih dahulu, sepertinya beliau sedang pergi menemui wakasek."
Pintu dibuka, disusul oleh Kaiser dan Isagi yang masuk ke ruangan.

"Baik, Sensei." Ucap kedua murid itu sembari duduk bersebrangan.
"Saya ulangi sekali lagi. Jangan berulah, atau kalian akan tanggung akibatnya."
Isagi menelan ludahnya dan kakinya bergetar hebat karena Ego-sensei nampak seperti ingin membunuhnya. Ia berakhir dengan hanya menganggukkan kepala nya.

(10:24am)
Lima menit bagi Isagi kali ini nampak seperti setengah jam. Bukan tanpa alasan, sekarang ia hanya berdua, satu ruangan dengan manusia aneh dan menakutkan baginya. Walau makhluk aneh tersebut hanya menatap layar ponselnya, tekanan yang dikeluarkan membuat Isagi merasa sesak terhimpit. Ia takut kalau pria besar di depannya tiba-tiba marah karena dirinya lalu mengamuk, menjambak rambutnya lalu menghantamnya dan akhirnya ia sendiri pingsan.

UNEXPECTED LOVE || BLUE LOCK AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang