Danbi membuka mata. Tiga detik pertama setelah bangun tidur adalah saat paling tenang dalam hidupnya—sampai ingatan tentang semalam menamparnya. Danbi agak sedikit mabuk, sedikit sinting, tapi ia tidak melupakan sedetik pun.
Tubuhnya sontak melonjak duduk di tempat tidur. "Astaga," erangnya. "Apa kau sudah gila?"
Danbi berharap ia hanya mengkhayalkan semua tingkah agresf dan memalukan itu. Tapi, bukti percakapan di ponselnya membuktikan kalau itu bukan halusinasi.
Ryu Danbi: Menurutku kau cantik
Ryu Danbi: Tampan
Ryu Danbi: Apa ya
Ryu Danbi: Enak dilihat
Byun Baekhyun: ?????
Ryu Danbi: Seirus!
Ryu Danbi: Serius!!
Byun Baekhyun: Kau teler?
Ryu Danbi: Sdikt
Byun Baekhyun: kkk
Byun Baekhyun: Danbi-ya
Ryu Danbi: Ye ye
Byun Baekhyun: Kau imut
Byun Baekhyun: Aku suka
Ryu Danbi: Kau juga
Ryu Danbi: Imut
Ryu Danbi: Aku suka
"EWW!" Danbi melemparkan ponselnya ke tempat tidur seakan benda itu mendadak membakar tangannya. Ia tidak sanggup membaca sisanya. Menjijikan sekali. Kenapa ia bertingkah seperti itu?
Kalau ini bukan halusinasi, berarti percakapannya dengan Chanyeol dalam perjalanan pulang juga bukan....
*
"Kenapa kau tidak pernah di rumah?" Danbi mendumal.
Chanyeol meliriknya sekilas, lalu kembali meluruskan kepala. "Uh, aku sibuk..."
"Tentu saja...." Danbi mendengus. "Semua orang sibuk.... Hanya aku yang tidak sibuk.... Tapi, tidak bisakah kau sesekali di rumah? Atau pulanglah lebih cepat. Rumahmu itu besar sekali, kadang ada suara-suara aneh dari tempat cuci, aku sendirian pula.... Apa aku ini anjing penunggu?"
"Aku tidak menganggap—"
"Apa aku saja yang mengikutimu?" sela Danbi. "Apa aku boleh datang ke studio lagi? Aku ingin duduk di sebelahmu tanpa suara. Aku bisa melakukan itu seumur hidup."
"Tidak, kurasa kau tidak—"
Kata-kata Chanyeol lesap ketika Danbi tahu-tahu mencengkeram sikunya. "Apa aku keliatan cantik belakangan ini?"
"Hah?" Chanyeol mengerjap-ngerjap.
"Apa kau melihat perbedaannya belakangan ini? Bagaimana pakaianku? Mataku bagus, tidak?" Danbi melepaskan siku Chanyeol dan mundur selangkah, lalu berputar satu kali di tempatnya. "Baekhyun-ssi sedikit-sedikit mengajariku berpakaian. Apa kau suka? Suka, tidak?"
"Uh..." Chanyeol mengeryitkan dahi. "Sebaiknya kita cepat pulang."
*
"Aku sudah gila." Danbi memejamkan mata rapat-rapat dan memukuli dahinya dengan telapak tangan. "Bagaimana aku bisa menghadapnya sekarang?"
Danbi mondar-mandir lama di kamar, tenggorokannya serak karena haus, tapi ia takut keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan Chanyeol. Ia tidak mendengar suara apapun dari luar. Ia juga tidak tahu jadwal Chanyeol hari ini. Ia tidak tahu apakah Chanyeol bahkan ada di rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Ghostwriter
FanfictionRyu Danbi sudah mengagumi Park Chanyeol, yang dikenal dengan alias LOEY, hampir sepanjang karir laki-laki itu; mulai dari penyiar radio sampai menjadi penulis seri fiksi kriminal populer, dan sekarang menjelang debutnya sebagai aktor suara. Bagi Dan...