"Eh itu ada anak kecil siapa?"
"Ohh itu adikku! Sebentar aku panggil dulu."
"Nah jadi namanya Tsuru adikku, Tsuru ini temen-temen kakak."
"Adikmu sangat lucu!"
"Benar! Lihatlah pipinya yang bulat seperti bakpao!"
"Hahaha adikku memang lucu!"
__________
"Ayah! Bunda! Sae boleh minta sesuatu nda?" Tanya anak kecil yang sedang menggendong bola di tangannya.
"Anak pinter, Sae mau minta apa sayang, hm?" Sang ibu yang sedang memasak menoleh sebentar kepada anaknya.
"Sae mau punya adek! Temen Sae ada yang punya adek, Sae juga mau." Serunya dengan wajah ceria dan senyumnya yang lebar.
"Ehhh jadi Sae mau adek?" Kini sang Ayah yang berbicara, dia memeluk istrinya dari belakang ketika mendengar pernyataan anak sulung nya yang berumur 3 tahun.
"Iya! Sae mau adek!"
"Besok ya, tunggu Sae bisa mandiri dulu."
"Tapi Bunda, Sae mau sekarang!!" Rajuknya dengan melempar bola di gendongan nya ke sembarang arah.
"Bunda ga mau kasih Sae adek kalo Sae belum bisa mandiri."
"Sae mandiri kok! Lihat." Kaki kecil itu melangkah kedepan lemari es dan mengambil bola yang ia lempar tadi.
"Lihat, Sae bisa ambil bola sendiri!"
"Hahaha besok ya tunggu Sae besar." Sang Bunda mencolek hidung anaknya gemas.
"Ga mauu!! Mau sekarang, hiks Bunda sama Ayah ga sayang lagi sama Sae. Bunda jahat!"
__________
Beberapa bulan kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki yang di beri nama Rin. Lahirnya Rin memang membuat mereka bahagia, tapi juga sedih.
"Anak Ibu memiliki kanker paru-paru, jadi di mohon untuk rutin periksa ke dokter."
"Ga! Ga mungkin dok! Jangan bohong!" Wanita itu yang sedang menggendong anaknya yang baru lahir menitikan air matanya.
"Saya tidak berbohong, kalau begitu saya pamit undur diri."
"INI SEMUA GARA GARA KAMU!"
"Bunda Sae salah apa? Jangan di cubit Bunda sakit hiks." Sae sedikit meremas tangan Bunda nya yang sedang mencubit pipinya dengan keras sehingga membuat pipinya menjadi merah dan perih.
"COBA AJA KAMU GA MINTA ADEK, PASTI BUNDA GA BAKAL PUNYA ANAK KANKER KAYAK GINI!!" Teriaknya kepada Sae membuat kedua anaknya kini menangis dengan keras.
"BUNDAA MAAF JANGAN CUBIT LAGI, SAKIT BUNDAA."
"OEEEE!!"
"Sayang cup cup nak jangan nangis lagi ya, anak Bunda kan kuat cup cup." Bayi itu tidak berhenti menangis lantaran Sae yang juga masih menangis kencang akibat pipinya yang masih perih.
"DIEM KAMU DAN KELUAR!" Marahnya kepada Sae.
"Bu-nda?" Sae tak percaya, Bunda nya yang kemarin masih menyayangi nya kini telah membencinya.
3 tahun kemudian hidup Sae sudah tidak seindah dulu, dimana kini Ayahnya ikut membencinya.
"Kakak! Temenin Rin main di depan!" Seru anak kecil dengan surai hijau army itu kepada kakaknya yang sedang belajar di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY || ITOSHI SIBLINGS
RandomKarakter milik Muneyuki Kaneshiro dan Yūsuke Nomura. Menceritakan keluarga yang dulunya cemara sampai ketika sebuah anak lahir kedunia yang bernama Itoshi Rin. Putra bungsu Itoshi mengidap penyakit kanker. Dirinya mencoba bertahan hidup selama bert...