*Tok tok tok
Terdengar ketukan yang cukup keras dari arah pintu kamar membuat seseorang yang berada di dalam kamar sedikit terganggu.
"Rin sayang ayo makan malam, Nak."
"Iya Bun." Rin yang mendengar itu segera bangkit dari tidur nya lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Di meja makan terdapat dua orang paruh baya dan satu remaja yang sedang khidmat memakan makan malam mereka.
'Tch, kemana lagi tuh orang?' Rin menoleh ke samping kiri dan kanan mencoba mencari seseorang.
"Nyari apa, Rin?" Pertanyaan itu sontak membuat Rin menoleh ke arah wanita yang sedang membereskan piringnya.
"Nggak, Bun ga nyari apa apa."
"Habis makan jangan lupa minum obat ya, ini obatnya Bunda taruh sini." Wanita itu mengambil beberapa bungkus obat di kotak P3K lalu meletakan obat tersebut di meja makan dekat dengan Rin.
Rin hanya mengangguk lalu melanjutkan makan malamnya sendiri karena orang tuanya pergi setelah menyelesaikan kegiatan makan malamnya.
Setelah makan Rin memutar mutar bungkus obat itu, ia teringat akan sesuatu.
"Kak, tuker hidup yok? Gua cape kayak gini." Seru Rin saat melihat Sae menaiki tangga.
"Gua juga cape Rin, ga lo doang."
"Cape apa sih lo? Cape ngangkang? Yaelah cuma buka kaki doang cape lagian lo keenakan kan?"
"Gua jahat ga sih?" Monolognya.
"Tapi ini juga gara gara dia, gua... Hidup gua udah ga lama lagi hahaha." Rin tertawa miris lalu memasukkan beberapa pil obat kedalam mulutnya lalu segera pergi menuju kamar.
Saat berjalan menuju kamar ia melewati kamar Sae dan mencoba berhenti sejenak. Ia ragu ingin masuk tapi takut tidak sopan. Dan Rin memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Sae dan melihat kamar itu kosong tak berpenghuni.
"Tch, kemana lagi tuh anak." Rin melihat lihat kamar yang rapih dengan sedikit barang itu.
"Di inget inget gua dulu deket banget sama Kak Sae." Rin berjalan menuju meja belajar Sae, disana terdapat beberapa foto Sae dengan dirinya tertata rapih.
Flashback on
"Kak!! Lihat Rin punya handphone baru!!" Seru Rin dengan semangat menghampiri Sae.
"Wahh pasti di beliin Bunda sama Ayah."
"Iyaa! Ayo kita foto berdua, Kak!"
"Foto?"
"Iyaa, kaya gini nih." Rin menyalakan handphone yang ia genggam lalu menekan icon berbentuk kamera.
"Senyum, Kak!" Rin dan Sae tersenyum mengadap kamera.
"Fotonya bagus, nanti aku bilang ke Bunda biar bisa di pajang kayak foto Bunda sama Ayah di ruang tamu." Rin tersenyum dan Sae ikut tersenyum melihat adiknya.
"Nanti kalo udah jadi kasih tau kakak ya biar kakak pajang di kamar kakak foto kita." Rin mengangguk antusias lalu setelahnya Rin bermain game di temani oleh Sae yang hanya melihat saja.
Flashback off
Rin tersenyum sembari mengusap bingkai foto itu, mengingat betapa manisnya kenangan mereka dulu.
Jujur saja Rin masih sayang terhadap Sae tapi setiap melihat Sae ia teringat akan perkataan Bunda mereka yang mengatakan bahwa Sae adalah penyebabnya mendapatkan penyakit mematikan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY || ITOSHI SIBLINGS
DiversosKarakter milik Muneyuki Kaneshiro dan Yūsuke Nomura. Menceritakan keluarga yang dulunya cemara sampai ketika sebuah anak lahir kedunia yang bernama Itoshi Rin. Putra bungsu Itoshi mengidap penyakit kanker. Dirinya mencoba bertahan hidup selama bert...