Jisung berlari menerjang hujan. Hujan begitu deras, dan seharusnya ia membawa kendaraan nya tadi.
Tetapi dengan keras kepalanya dan dengan tentunya alasan klasik. Keberadaan rumahnya tak terlalu jauh dari sekolah.
Hanya karena itu, Jisung tidak membawa kendaraan nya.
Kemeja nya begitu basah kuyup.
Jisung sedikit mempercepat berlarinya dan berhenti di depan sebuah halte.
Jisung berteduh di bawah halte itu, Jisung mengusap surai hitam nya yang sudah sangat basah.
Setelah selesai mengusap dan merapihkan surai hitam nya itu, ia duduk di pinggir kursi halte.
Jisung menaruh tas punya nya di sampingnya dan memasangkan jaket nya yang berwarna hitam abu abu.
Jisung menatap kosong ke depan sembari menunggu hujan deras itu reda.
Rintik hujan begitu terdengar jelas di telinga nya, tetapi itu sama sekali tidak menganggu keberadaan Jisung.
"Menunggu bus?"
Tanya seseorang di samping Jisung.Hal itu membuat Jisung kaget.
Jisung terdiam sebentar. Melirik kearah letak suara itu.
Jisung melirik lelaki dengan hoodie coklat, tubuh yang mungil dan pendek.
Hey? Dia seperti siswa smp atau sma bukan?
Lebih cocok ke siswa smp. Dia begitu pendek dan mungil. Apakah aku bisa mengenalnya?
Anehnya,
Jisung melirik hoodie lelaki itu yang sama sekali tidak basah, artinya lelaki itu sudah lama berteduh di halte itu. Dan mungkin sebelum hujan turun.
"Tidak."
Ucap Jisung menjawab pertanyaan lelaki itu, sembari menggelengkan kecil kepalanya.Lelaki tadi hanya melihat kearah jisung lalu tersenyum. Ia juga kembali dengan melihat bukunya.
Jisung juga lebih memilih diam.
Tidak ada yang membuka suara. Suasana disitu begitu hening.
Hingga,
"Sudah sejak kapan disini ?"
Untuk pertama kalinya mungkin, Jisung membuka suara kepada lelaki asing ataupun orang asing.Tak seperti biasanya.
Jisung tidak merasa canggung atau malu berbicara dengan lelaki asing itu. Ia bahkan seperti sudah lama mengenal lelaki itu. Seperti sudah berteman dekat.
"Setelah aku selesai kelas dan basket."
Jawab lelaki itu yang masih fokus dengan bukunya.Jisung hanya mengangguk sebentar lalu menanyakan kembali dengan pertanyaan yang berbeda.
"Kau menyukai basket?"
Tanya jisung sembari memiringkan kepala nya melihat kearah lelaki itu.Lelaki itu menjawab dengan anggukan cepat sembari tersenyum kearah jisung.
Suasana hening itu kembali menyelimuti nya.
Tidak ada yang membuka suara. Jisung juga lebih memilih diam daripada berbicara.
Ia tak ingin menanyakan lebih jauh dari situ.
Hey, apakah dia masih smp? Artinya tebakan ku benar, bukan?
"Berhenti berpikir tentang aku. Aku tidak smp ataupun sma, aku sudah kuliah." Ucap lelaki itu.
Jisung kembali kaget dengan suara itu.
Jisung mengehela nafasnya kasar dan memegang bagian dadanya.
Jisung melirik kearah lelaki itu.
"Bagaimana kau tahu?"
"Terlihat dari wajahmu. Dengar. Jangan hanya karena aku pendek, kau mengira yang aneh aneh."
Lanjut lelaki itu kesal.Jisung menggaruk tengkuk lehernya.
"Tetapi kau memang pendek." Ucap jisung seperti tak bersalah.
"Berhenti. Aku sadar diri." Jawab lelaki itu.
Lelaki itu menghela nafas nya dengan kasar, ia sangat kesal. Benar - benar kesal.
Bahkan bisa saja jika aku lebih tua darinya, kan?
Manusia sekarang, menyebalkan. Aku membencinya.
Tak lama.
Bus datang di depan halte bus.
Lelaki itu melihat bus itu, ia mulai membereskan buku bukunya dan membawa tas nya.
Jisung hanya tersenyum.
Lelaki itu mulai berjalan masuk kearah bus.
Ia melambaikan tangan sembari menunjukkan senyum lebar nya.
Jisung melambai kan tangan nya balik kearah lelaki itu, ia tersenyum.
Pintu bus tertutup rapat.
Bus mulai jalan dan perlahan menghilang dari tatapan Jisung.
Jisung terkekeh.
"Lelaki hujan"
Kurasa ia menyukai hujan..
Dia lucu.
Aku juga tidak mengetahui namanya, kuharap aku bertemu kembali dengan nya nanti.
Hujan deras berubah menjadi sekedar gerimis.
Lalu hujan mulai reda.
Jisung yang melihat itu hanya tersenyum dan menghela nafas lega.
"Huft. Akhirnya" ucap Jisung.
Jisung mengangkat tas nya.
Jisung mulai meninggalkan halte itu, dan akan langsung pulang ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY JISUNG. [ END ]
General FictionHari itu, Jisung berteduh dibawah halte. Hujan begitu deras, rintik hujan yang mengenai atap halte juga sangat terdengar jelas di telinga Jisung. Jisung tak tahu sebelumnya jika ia akan bertemu dengan lelaki pendek dan mungil. Lelaki itu aneh, tetap...