Tinggalkan-lah

90 6 1
                                    

Jisung berjalan melewati lorong kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung berjalan melewati lorong kampus. Jujus saja, jika bukan karena Jaemin hyung nya yang datang kerumah sakit dan mengatakan pada nya bahwa hari ini hari pertama kuliah dengan teriak, Jisung mungkin saja masih disisi Chenle. Menemaninya, atau hanya sekedar menatap Chenle yang sedang membaca buku pemberian nya.

Dan sekarang, setelah selesai kelas pertama, kemana lelaki pemarah itu pergi?

Jisung tak tahu.

Dia menghilang begitu saja.

Seperti diculik oleh makhluk lain begitu saja.

Tapi, Jisung tak terlalu peduli akan hal itu. Biarkanlah jika Jaemin pergi entah kemanapun.

Hari pertama yang tak terlalu mencolok dan seperti biasa saja di semester baru ini.

Bunga bunga berguguran begitu indahnya, tertiup angin dan dibiarkan jatuh ke tanah dengan lambatnya.

Jisung hanya duduk di bawah pohon halaman kampus. Dia menikmati roti yang berada di tangan nya dan memakan nya, sementara itu jari jarinya sibuk mengetik sesuatu di laptop itu. Sialnya, hari pertama ini sudah langsung diberikan tugas.

Ingin rasanya Jisung mengumpat, jika saja kalau tidak ada orang yang berada ataupun berjalan di sekitar tempat duduknya.

"Jisung?"

Jisung mengadah, seorang lelaki kini tepat berada di depan nya. Dia mengangkat tangan kanan nya lalu menyapa sang lelaki itu.

"Mark - hyung?"

Mark tersenyum, dia mengambil tempat duduk di bawah pohon yang sama seperti Jisung. Duduk dismaping Jisung.

"Sedang apa?" Tanyanya menatap laptop Jisung.

"Biasa, tugas, padahal baru awal semester." Jisung menghela nafasnya. "Hyung sendiri mengapa bisa disini?" Tanyanya sembari menatap lelaki itu.

Mark tersenyum.

"Aku kosong kelas, jadi hanya berjalan jalan." Jawabnya sembari meregangkan tubuhnya.

Mendengar tanggapan Mark, Jisung hanya mengangguk kecil untuk mengiyakan dan mengerti.

Lama sudah mereka berdiam disitu. Hanya terdengar jelas di telinga suara jari Jisung yang sedang mengetik di laptopnya. Dan masih berusaha memperselesaikan tugasnya.

Hingga Mark akhirnya membuka suara.

"Hei Jisungssi, kau masih berhubungaj dengan Chenle?"

Suara ketikan Jisung tiba tiba saja berhenti. Dia menatap kearah Mark dengan mata terbuka dan alis yang terangkat sebelah. Tak mengerti.

"Maksudnya?"

Tunggu, kenapa Mark tiba tiba saja menanyakan seperti itu? Bukannya itu sama saja dengan urusan pribadi seseorang?

DIARY JISUNG. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang