Jisung kurang fokus hari ini, tahu kan? Tentang sakit yang Chenle alami. Setelah dia membeli satu buku, pastinya untuk lelaki hujan nya. Jisung langsung bergegas ke kampus.
Sedikit telat, tetapi bukan berarti Jisung terlambat ke kampus. Dia hanya melewatkan satu kelas.
Setelah seluruh kelas berakhir, Jisung buru buru membawa tas nya untuk pergi dari kelas. Dia bahkan tidak memperdulikan Mark yang menanyakan apakah ada jadwal basket atau tidak. Dan anehnya, bahkan untuk pertama kalinya Jisung tidak menghiraukan Jaemin yang sedari tadi menyapa nya untuk pulang bersama.
"Berhenti." Ucap Jaemin sembari memegang ujung kemeja Jisung.
"Mau kemana? Buru buru sekali." Lanjutnya dengan tatapan yang lurus ke mata Jisung.
Menakutkan. Hal itu membuat Jisung ingin semakin cepat berlari meninggalkan hyung nya dengan cepat. Dia tidak ingin melihat mata Hyung nya lebih lama dari ini.
"Jawab aku, Na Jisung."
Jisung sama sekali tidak menjawab pertanyaan Jaemin, ia hanya diam. Tidak mengeluarkan sepatah katapun. Yang ada di pikiran nya hanya pergi secepatnya ke perpustakaan.
"Perpustakaan." Jawab Jisung dengan rasa ketakutan.
"Baiklah, aku mengizinkanmu. Tidak lewat dari jam 7 kau harus berada dirumah, mengerti?" Ucap Jaemin sembari tersenyum lembut.
Jisung mengangguk kecil, lalu pergi berlari kearah perpustakaan. Jaemin mengetahui nya sedari tadi, adik nya akan pergi ke perpustakaan untuk bertemu dengan Chenle. Itu sudah biasa. Tetapi Jaemin merasakan ada yang aneh dari Jisung tak tahu mengapa.
Jaemin tak terlalu memperdulikan nya.
Dengan langkah terburu - buru, Jisung mendekati ruangan sepi penuh buku tersebut.
Seperti biasa, Jisung menemukan Chenle yang sedang mendengarkan musik sembari membaca buku.
Chenle duduk di kursi yang sama, tempat yang sama, dan buku yang sama banyak terletak di samping tas nya.
Jisung terlihat capek berlari sedari tadi.
"Jisungssi !" Chenle tersenyum melihat Jisung yang masih berada di depan pintu perpustakaan.
Jisung mendekati Chenle, dia menarik kursi yang sama. Benar, di depan hadapan Chenle. Namun, anehnya, ekspresi Jisung begitu suram hari ini.
Chenle menyadari ada yang tidak beres dengan perlakuan dan ekspresi Jisung hari ini, Chenle bertanya "ada apa?"
Jisung menghelakan nafas nya dengan kasar, ia mengambil tas nya lalu mengambil sebuah bungkusan dan memberikan nya kepada Chenle.
"Ini, untukmu."
Chenle menatap bingkisan itu dengan mata berbinar.
Sebelumnya, tak ada yang memberikan ia sebuah bingkisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY JISUNG. [ END ]
General FictionHari itu, Jisung berteduh dibawah halte. Hujan begitu deras, rintik hujan yang mengenai atap halte juga sangat terdengar jelas di telinga Jisung. Jisung tak tahu sebelumnya jika ia akan bertemu dengan lelaki pendek dan mungil. Lelaki itu aneh, tetap...