Jisung mulai merasakan perasaan berat sejak dia keluar dari rumah sakit itu.
Ada yang mengganjal.
Dia gelisah.
Jisung sebenarnya ingin menetap disana lebih lama, bisa dibilang menginap.
Namun, dia sudah tiga hari berturut-turut menginap di rumah sakit itu. Jika lebih lama dari situ mungkin saja Jaemin akan marah besar padanya.
"Jisunggiee~, kau mau ini?" Jaemin menyodorkan sebuah makanan ringan pada Jisung yang duduk disofa sembari memainkan handphone nya mencoba menghilangkan rasa gelisah.
Meskipun tatapan nya kosong,
Merasa ada seseorang, Jisung menoleh ke letak suara itu berasal. Dia menatap makanan itu dengan tatapan tak selera.
Jelas saja itu makanan yang paling disukai oleh Jisung.
"Tidak mau?" Jaemin bertanya kembali.
Jisung hanya menjawab sembari menggelengkan kepalanya.
Dia menatap kearah jam yang berdetak.
Pukul setengah dua belas, artinya sudah hampir tengah malam.
Dan sekarang, dia benar benar gelisah.
"Kau kenapa? Kalau lelah tidur duluan saja." Jaemin duduk di samping Jisung. Dia membuka camilan yang sudah ditolak oleh Jisung tadinya.
Jisung hanya terdiam.
Perasaan gelisahnya ini benar benar sudah mengacaukan pikiran Jisung.
Ah, dia harus kerumah sakit dan berada disamping Chenle sekarang.
Harus.
"Hyung aku akan kerumah sakit lagi."
"Hah?"
Belum dapat persetujuan dari hyungnya, Jisung beranjak dari sofa dan langsung mengambil jaket sembari memakai sepatunya.
"Tunggu, ini sudah tengah malam jisunggie, kau bisa pergi besok!" Jaemin mendekati Jisung. Mencoba menahan agar Jisung tidak pergi begitu saja.
"Aku pergi dulu."
Namun, Jisung seakan tuli. Dia langsung pergi tanpa menunggu Jaemin mengucap lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY JISUNG. [ END ]
General FictionHari itu, Jisung berteduh dibawah halte. Hujan begitu deras, rintik hujan yang mengenai atap halte juga sangat terdengar jelas di telinga Jisung. Jisung tak tahu sebelumnya jika ia akan bertemu dengan lelaki pendek dan mungil. Lelaki itu aneh, tetap...