Lupus.

169 11 0
                                    

Kupu kupu ungu?, Julukan yang bagus. Sepertinya aku mengenalnya, tunggu, aku pernah melihat ruam merah milik Chenle.

Jisung mencari di internet tentang julukan dari kupu kupu ungu. Dia menemukan nya.

Jisung membaca informasi tentang penyakit itu dengan seksama.

Lupus. Ya, penyakit lupus.

Itulah yang dimaksud dari tebak tebakan yang di bilang Chenle.

Penyakit radang yang disebabkan ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan nya sendiri.

Jisung masih fokus dengan membaca artikel artikel itu.

"Lupus ( SLE ) salah satu jenis penyakit autoimun kronis yang menimbulkan peradangan pada beberapa bagian tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, hingga otak." Dibacanya satu artikel dengan suara yang berat.

Jisung menggeser mouse nya ke bawah, dia mengepalkan tangan nya.

Matanya membelak saat membaca artikel itu.

lupus adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi gejala serta mencegah pasien mengalami komplikasi lebih parah.

Selain mengonsumsi obat-obatan, penderita lupus juga disarankan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, mengelola stres, menghindari paparan matahari langsung, dan menjaga pola makan sehat.

Artinya, Chenle sudah tahu tentang penyakitnya. Dia tahu tentang penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan.

Ah, Chenle membilang dia akan hidup yang lama? Ah, pembohong yang hebat. Tapi tak bisa menipuku. Lagipula dia jurusan farmasi, yang artinya Chenle lebih tahu banyak tentang penyakit yang dia alami.

Tetapi mengapa Chenle masih bisa tersenyum seringan dan selembut itu?

Jisung menghelakan nafasnya dengan kasar. Dia ingin sekali menelpon Chenle, sayangnya dia tak mempunyai nomor telepon nya. Jisung menyenderkan tubuhnya ke kursinya.

"Ck. Lelaki macam apa dia?" Jisung mendecih kesal, dia mengacak acak surai hitam milik nya, sehingga berantakan.

Jisung diam sejenak, ia mengusap kasar wajahnya.

Jisung mengingat sebelum manusia mempunyai handphone dan internet, bagaimana cara mereka berkomunikasi?

"Aghh." Kesal Jisung, ia menepuk keras kepalanya, biasanya cara itu membantu Jisung mengingat sesuatu.

Ah, Jisung ingat. Dia langsung bergegas mengambil buku nya lalu merobek sebuah kertas. Dia juga mengambil pulpen nya lalu menuliskan sesuatu.

'ah chenle, maafkan aku, aku tidak bisa datang ke perpustakaan hari ini. Aku akan mengikuti kelas basket nantinya.

Tapi, aku ingin sekali ketemu denganmu, jadi bisakah kau menungguku di tempat biasa? Aku ingin membicarakan sesuatu.'

Jisung kemudian melipat kertas itu lalu memasukkan nya ke kantong kemeja nya lalu bergegas pergi ke kelas sebelum dosen. Tidak telat.

Setelah menghabiskan waktu dengan kelas yang sangat membosankan, Jisung menghabiskan waktu dengan duduk di pinggir kampus. Ia memilih duduk di bawah pohon besar yang berada di taman sembari memainkan handphone nya.

Sebenarnya, Jisung juga sedang menunggu seseorang.

"Jisunggie!"

Lihat, seseorang yang sedari tadi Jisung tunggu datang menghampirinya.

Jaemin melambaikan tangan nya, jamein juga menunjukkan senyuman nya yang sangat cantik.

"Uri jisunggie~ ada perlu apa hmm? Kangen denganku??" Tanya Jaemin. Dia duduk disamping Jisung sembari tersenyum dan mengacak acak surai hitam milik Jisung hingga berantakan.

DIARY JISUNG. [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang