Sayangnya, kini Chenle hanya bisa menelan dan memakan makanan lunak.
Dia kesusahan menelan makanan berat karena infeksi yang berada di lambungnya. Hanya bubur yang benar benar lunaklah yang hanya bisa dia telan.
Ini awal awal bulan.
Tubuh Chenle semakin kurus dan pucat, seperti mayat pada umumnya.
Selain bubur yang sudah lunak, Chenle juga masih bisa memakan permen karet, kesukaan nya. Walaupun dia hanya menghisap nya tanpa menggigit atau sekalipun mengunyah.
Ketika rasa manisnya kemudian sudah ia rasa menghilang, Chenle akan membuangnya.
Dokter datang lebih sering dari sebelumnya.
Karena Chenle hanya makan sedikit makanan, infusnya akan lebih cepat habis.
Saat ini, Chenle sedang berbaring di kasur sembari membaca buku yang di berikan Jisung ntah sudah ke berapa kalinya.
"Matamu akan semakin sakit jika membaca seperi itu." Jisung sedikit berkomentar tentang Chenle. Dilain sisi Chenle hanya mendengus.
"Biarkan saja, lagupula sebentar lagi mataku akan tertutup untuk selamanya." Dia mengangkat bahunya tanda sama sekali tak peduli tentang itu.
Jisung menghela dengan kasar, dia sama sekali tak suka dengan posisi membaca Chenle. Dia mengambil buku itu dari genggaman tangan Chenle, mendudukkan lelaki itu untuk mengubah posisinya dan menaruh bantalan sebagai sandaran tubuh itu.
Membuat Chenle duduk secara nyaman disana.
"Sudah."
Chenle sedikit terkejut dengan kelakuan yang di lakukan Jisung kepadanya. Sebelumnya Jisung tidak pernah seperti ini, bahkan dia tak peduli dengan hal apapun.
Chenle berkedip kedip sedikit lama sebelum ia benar benar berterimakasih kepada Jisung dengan canggung. Ppftt-
"T- terimakasih."
Jisung mendengus. Dia tersenyum miring.
"Kenapa tidak memakai kacamatamu lagi selama akhir akhir ini?"
Itu benar, kacamata yang sering Chenle pakai kini hanya diam di pinggiran ranjang. Tak pernah dipakai lagi oleh Chenle dan mungkin bisa dibilang sudah sedikit berdebu.
Bahkan, jarang disentuh oleh pemiliknya.
"Penglihatanku tidak seburuk itu." Chenle tertawa dengan canggung.
Jisung mengerti, dia mengangguk paham.
Hari ini, Jisung membawa laptopnya. Sebentar lagi dia akan memulai semester lima. Jadi, Jisung harus bersiap mulai sekarang. Apalagi sekarang dia sering bolos.
Jisung membuka dan menghidupkan laptopnya, sebelum itu dia melihat ke handphone nya. Ada pesan dari sekolah dan juga pesan dari Haechan.
Teman Renjun, dan teman nya Chenle juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY JISUNG. [ END ]
General FictionHari itu, Jisung berteduh dibawah halte. Hujan begitu deras, rintik hujan yang mengenai atap halte juga sangat terdengar jelas di telinga Jisung. Jisung tak tahu sebelumnya jika ia akan bertemu dengan lelaki pendek dan mungil. Lelaki itu aneh, tetap...