08

1.5K 211 16
                                    

Zhang Hao sama sekali tidak bisa menahan senyumnya sepanjang perjalannya pulang dari kampus ke tempat tinggalnya. Ia terus terkikik mengingat wajah Hanbin yang terlihat sangat menghawatirkannya tadi.

"Aku lupa kalau Hanbin itu tsundere" ucapnya lalu kembali tertawa gemas sambil meremat bantal sofanya.

Zhang Hao terus berdebar merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tidak tahu dengan jelas bagaimana ia merasakan perasaannya itu. Yang bisa Zhang Hao jelaskan mungkin hatinya tersentuh akan sikap perhatian sahabatnya itu.

Walaupun bukan kali ini saja Zhang Hao mendapatkan perhatian dari Hanbin tapi baru kali ini hatinya berdebar kencang sampai membuat wajahnya panas. Zhang Hao pikir dirinya demam.

"Oh iya, aku harus minum obat"

***

"Hanbin bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa tadi aku tadi melakukan itu?!" rutuknya pada dirinya sendiri.

Hanbin terus menyesali perbuatannya pada Zhang Hao sore tadi pasalnya ia sudah memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan Zhang Hao agar ia bisa melupakan luka akibat perasaan yang tidak mungkin terbalas selama ini.

Tapi nyatanya ia tidak bisa. Kata hatinya terus mendorong Hanbin untuk kembali pada Zhang Hao akibat kejadian tadi. Awalnya hanya rasa kasihan tapi ia malah kebablasan oleh perasaannya sendiri.

"Sepertinya aku memang tidak bisa menghapusnya..."

***

Setelah seluruh kelasnya selesai Zhang Hao langsung menunggu di gedung fakultas Hanbin. Ia bertekad harus menghancurkan dinding penghalang diantara mereka selama hampir tiga minggu lamanya. Zhang Hao ingin kembali membangun persahabatan yang sempat runtuh itu.

Beberapa sesaat menunggu akhirnya kelas terakhir Hanbin selesai dan satu persatu mahasiswa keluar dari ruangan. Zhang Hao langsung bersembunyi saat melihat Xiaoting sedang berjalan ke arahnya, untung saja Xiaoting tidak menyadarinya. Ia bernapas lega.

Begitu Zhang Hao melihat Hanbin akhirnya keluar dari ruang kelas langsung saja Zhang Hao berlari ke arah Hanbin dan menarik lengannya membawanya pergi dari gedung fakultasnya.

"Hei! Kamu ngapain?!" pekiknya di tengah larinya mengikuti Zhang Hao membawanya pergi.

"Ikut aku sebentar, Hanbin" jawabnya dan ia semakin erat menggenggam erat tangan Hanbin seolah tidak akan pernah ia lepaskan lagi.

Mereka berdua kemudian berhenti di area belakang gedung fakultas Hanbin yang tidak ramai orang. Keduanya terengah-engah dan setetes peluh menetes dari wajahnya. Hanbin menatap tangan kirinya yang masih setia digenggam Zhang Hao.

"Kamu. Lepaskan tanganku" ucapnya datar.

"Eoh. Ma-maaf" Zhang Hao refleks melepaskan gandengannya dengan Hanbin.

Mereka berdua terdiam kaku dan canggung tidak tahu apa yang harusnya mereka lakukan. Hanbin sudah jelas kini membuang pandangnya dari Zhang Hao sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Lihat. Dia bahkan tidak langsung pergi dari sini"

"Hanbin. Aku minta maaf" ucapnya sambil membungkuk menandakan kesungguhannya.

Hanbin menoleh melihat Zhang Hao dengan posisi itu. Kepalanya terus bergelut dengan dua pilihan, haruskah ia memaafkannya atau ia abaikan saja? Mana yang terbaik untuk nanti kedepannya?

Menyadari Hanbin malah berbalik dan berjalan pergi meninggalkannya Zhang Hao segera menyusul dan menubrukkan tubuhnya memeluk Hanbin erat dari belakang.

"Yak! Kenapa kamu sangat jahat, Hanbin?! Kita ini teman baik kan? Kenapa kamu jadi sebenci itu padaku? Aku bilang aku minta maaf karena sudah memukulmu hari itu. Aku sungguh menyesal" ujar Zhang Hao sambil masih terus memeluk Hanbin erat meskipun Hanbin sama sekali tidak memberontak alias dia hanya terdiam.

"Lepaskan" ucapnya datar.

"Tidak! Tidak akan aku lepaskan sebelum kamu mau memaafkan aku dan kembali bersamaku lagi!" ucapannya sempat tercekat karena ia menahan air matanya agar tidak keluar.

"Aku bilang lepas!"

"Bukankah dulu kamu sudah janji kalau kita akan terus bersama? Kamu bilang akan terus melindungiku dan terus bersamaku sampai kapanpun! Kamu bilang kamu menyayangiku! Hanbin, hikss...." Ia tidak bisa lagi menahannya. Air matanya ia tumpahkan di pada pundak sahabatnya itu.

Hanbin seketika berbalik melepaskan pelukannya lalu menarik kerah baju Zhang Hao kasar dan menatap tajam.

"Hanbin...Kamu..."

Tanpa aba-aba Hanbin menarik Zhang Hao mendekat dan menempelkan bibirnya di atas bibir tipis milik Zhang Hao. Zhang Hao membelalak dalam keterkejutannya, tubuhnya melemas tidak sanggup melawan.

Masih dalam keterjutannya Hanbin mulai menyesap dan mengulum kasar bibir Zhang Hao yang selama ini ia idam-idamkan. Hanbin menarik tengkuk Zhang Hao makin memperdalam ciumannya. Zhang Hao hendak melawan tapi ia sudah terlanjur terbuai akan ciuman itu.

Ini bukan ciuman pertamanya tapi Zhang Hao rasa inilah ciuman yang paling memabukkan diantara semua mantan-mantannya. Baru saja Zhang Hao akan membalas ciuman itu Hanbin malah menyudahi ciumannya dan mendorong Zhang Hao menjauh membuatnya jatuh ke tanah. Hanbin menatap sinis pada Zhang Hao yang masih sibuk menetralkan pikirannya. Mata mereka saling bertemu dengan napas terengah dengan matanya yang sayu dan dada yang berdebar kencang tidak karuan. Bisa Hanbin lihat kalau wajah Zhang Hao sudah benar-benar merah padam.

"Cih" decih Hanbin lalu meninggalkan Zhang Hao. Ia pikir ini adalah jalan yang terbaik untuknya, Zhang Hao pasti tidak akan mau melihatnya lagi setelah ia cium seperti itu. Paling tidak ia bisa merasakan rasanya ciuman perpisahan dengan orang yang ia cintai.

Zhang Hao sama sekali tidak memahami situasi barusan. Hanbin menciumnya? Tapi kenapa? Apakah ciuman dengan sahabat itu sedang tren saat ini? Zhang Hao menyentuh bibirnya yang masih sedikit basah akibat saliva milik Hanbin yang membasahi seluruh bibirnya.

"Apa yang baru saja kamu lakukan, Hanbin? Kenapa dadaku terasa sakit..."

Mungkinkah Zhang Hao akhirnya merasakan rasa sakit yang selama ini Hanbin pendam sendiri?

"Apa yang sebenarnya terjadi? Ini jelas bukan mimpi..."

Zhang Hao menangis makin terisak menumpahkan seluruh emosinya disana. Ia benar-benar tidak mengerti dengan semua ini. Zhang Hao hanya ingin berbaikan dengan Hanbin tapi kenapa malah mendapat ciuman yang terasa sangat menyakitkan itu.

To Be Continued...

- 07.03.2023 -

[✓] Camaraderie | BinHao ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang