09

1.4K 194 6
                                    

Hanbin pikir semuanya akan selesai jika ia memutuskan hubungan dengan Zhang Hao. Hanbin pikir ia akan bisa kembali menata hidupnya kembali. Hanbin pikir ia akan baik-baik saja setelah ini. Hanbin pikir ia akan dapat melupakan Zhang Hao dengan mudah karena rasa marahnya sebelum ini.

Tapi semua pikiran itu sama sekali tidak ada artinya untuk saat ini karena Hanbin sama sekali tidak bisa melakukan itu semua. Jauh di dalam perasaannya hanya ada nama Zhang Hao yang sudah terpatri erat dan tidak akan bisa ia lepaskan.

Ibarat jika kita memaksa melepaskan sebuah ikatan dengan paksa tangan kita pasti akan terluka nantinya. Jika Hanbin benar-benar memaksa menghilangkan Zhang Hao dari hatinya yang ada ia malah akan semakin tersakiti.

Yang bisa ia lakukan untuk sementara ini hanyalah menangisi perasaan bersalahnya atas perbuatannya pada Zhang Hao tadi sore. Karena ia yakin setelah ini Zhang Hao akan benar-benar menjauhinya, mungkin dengan alasan 'jijik'.

"Maafkan aku Zhang Hao, karena sudah melewati batas persahabatan kita" ucapnya dengan suara seraknya sehabis menangis sambil memandang sebuah bingkai foto yang di dalamnya terdapat sosok Zhang Hao dan dirinya saat masih SMA.

"Maafkan aku Zhang Hao, karena sudah melewati batas persahabatan kita" ucapnya dengan suara seraknya sehabis menangis sambil memandang sebuah bingkai foto yang di dalamnya terdapat sosok Zhang Hao dan dirinya saat masih SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanbin benar-benar merindukan masa-masa dimana mereka benar-benar dekat tanpa ada rasa cinta dari Hanbin untuk Zhang Hao. Ia rindu masa-masa persahabatannya dengan Zhang Hao pada saat itu. Saat semuanya masih baik-baik saja dan saat Hanbin belum menyadari perasaannya sendiri.

Haruskah ia menyesali perasaan ini?

***

Zhang Hao memandangi dirinya sendiri di dalam cermin kamar mandinya malam ini. Wajahnya pucat lesu dengan mata sembab memerah akibat air mata yang ia keuarkan tadi. Ingatannya membawanya kembali pada kejadian tadi sore saat Hanbin menciumnya sensual.

Dadanya kembali berdebar tidak beraturan dengan napas yang sedikit menderu. Ia menyentuh dadanya sendiri merasakan betapa cepatnya detaka jantungnya saat ini. Itu terjadi saat ia memikirkan Hanbin. Zhang Hao masih tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Entah ia yang terlalu bodoh untuk memahami perasaanya atau ia yang belum siap menerima fakta kalau sekarang-

"Aku menyukai Hanbin..." ucapnya pada bayangan dirinya di cermin.

Zhang Hao menelan ludahnya gusar mengerjapkan matanya masih menatap bayangannya di dalam cermin. Matanya membola setelah sadar dengan apa yang baru saja ia katakan di depan cermin.

"MWO??!! Tidak mungkin!!" pekiknya di dalam kamar mandi yang menggema itu.

"Bagaimana ini bisa terjadi?! Tidak! Tidak! Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh!" Zhang Hao keluar dari kamar mandi duduk di sofa depan tv sambil menggigiti jarinya sendiri. Kebiasannya saat sedang gugup dan banyak pikiran.

Mungkinkah rasa nyaman dengan Hanbin karena mereka sudah lama saling kenal dan dekat? Kata orang-orang rasa suka itu diawali dari rasa nyaman.

"Mungkin begitu! Tapi...bagaimana dengan Xiaoting? Aku juga masih ingin pacaran dengan Xiaoting..."

[✓] Camaraderie | BinHao ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang