Menangislah, Dirimu adalah Pohon yang Tabah

12 3 0
                                    

Kekasih, akan tiba saatnya ketika hari terasa menjadi haru; seperti saat kata-kata cinta perlahan tiada dan tak menyisakan apa-apa selain airmata yang tiba-tiba saja jatuh
tanpa aba-aba.

Airmatamu pun jatuh.

Kengerian adalah hal yang tak ingin kudengar kekasih, namun semesta seperti selalu punya cara untuk membisikkan sesuatu ke telinga yang kadang tuli ini: seorang kiai menodai santriwati.

Airmataku pun luruh.

Samar kudengar bahwa yang telah terjadi adalah takdir, namun seperti kabar angin; suara-suara tersebut seolah lahir dari otak-otak yang kerdil.

Kekasih, menangislah, sebab dirimu adalah pohon; selembar daun adalah airmatamu, setiap yang gugur barangkali akan menyuburkan tanahmu.

2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perajin Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang