Kekasih, akan tiba saatnya ketika hari terasa menjadi haru; seperti saat kata-kata cinta perlahan tiada dan tak menyisakan apa-apa selain airmata yang tiba-tiba saja jatuh
tanpa aba-aba.Airmatamu pun jatuh.
Kengerian adalah hal yang tak ingin kudengar kekasih, namun semesta seperti selalu punya cara untuk membisikkan sesuatu ke telinga yang kadang tuli ini: seorang kiai menodai santriwati.
Airmataku pun luruh.
Samar kudengar bahwa yang telah terjadi adalah takdir, namun seperti kabar angin; suara-suara tersebut seolah lahir dari otak-otak yang kerdil.
Kekasih, menangislah, sebab dirimu adalah pohon; selembar daun adalah airmatamu, setiap yang gugur barangkali akan menyuburkan tanahmu.
2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Perajin Patah Hati
PoetryHari lalu memberiku pelajaran bahwa, selalu ada yang tak bisa kembali sekalipun mati-matian diperjuangkan.