Percakapan itu
berlangsung di ujung jari senja,
kita memilihnya karena sesuatu yang sebentar itu,
bagaimana pun selalu memiliki harga."Aku punya cerita,
maukah kau mendengarkan?" Begitu tanyaku.Lantas, kau pun menyimak setiap kalimatku.
Kata-kataku begitu melimpah!
Beruntung, telingamu selalu mampu menampung.Tiba-tiba malam meluruhkan langit
yang berwarna keemasan."Aku punya derita,
maukah kau mendendangkan?" Begitu tanyamu.Lantas, kau pun pergi
tanpa menambah kalimat apa-apa lagi.Kota Hujan, 2015-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Perajin Patah Hati
PoetryHari lalu memberiku pelajaran bahwa, selalu ada yang tak bisa kembali sekalipun mati-matian diperjuangkan.