Aku melihat kau berjalan mundur
saat gerimis reda di mataku.
Pelan namun pasti, kau melangkah
menuju pintu hari lalu.Kau tidak tersesat,
akulah yang terlambat menemukanmu.Lantas,
inilah yang mampu kutafsirkan;
di matamu, hari lalu barangkali adalah pintu.
Kau memasukinya,
meski kau tahu tak ada jaminan
untuk kebahagiaan baru.Kota Hujan, 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Perajin Patah Hati
PoesíaHari lalu memberiku pelajaran bahwa, selalu ada yang tak bisa kembali sekalipun mati-matian diperjuangkan.