Part 2

14 2 4
                                        

Kak Dicky dan teman-temannya meninggalkan kelas setelah selesai memaparkan informasi mengenai MAKRAB lalu teman sekelasku ikut bergegas keluar karena langit yang sudah menunjukkan cahaya senjanya, sedangkan aku diam saja dikursi sembari menunggu semuanya keluar. mereka selalu menunjukkan ekspresi tidak suka jika aku keluar beriringan Bersama, maka dari itu lebih baik aku menghindari tatapan mereka dan keluar terlambat saja.

Setelah semua pergi aku bergegas keluar dan mempercepat langkah menuju halte bus, jadwal keberangkatan bus di sore hari itu jam 17.50 sedangkan aku masih dihalaman kampus di jam 17.45 dimana Jarak antara kampus dan halte itu aku harus berjalan sekitar sepuluh menit. Memang keinginan Tuhan bahwa hari ini kesialanku belum selesai, baru saja sampai ke halte namun bus yang ingin aku naiki pergi begitu saja tanpa sempat untuk aku hentikan.

hahh...hahh... hah...

"Hari ini benar-benar membuatku ingin menyerah" Dengan nafas yang tersenggal-senggal aku mendudukan bokongku dikursi halte dan berusaha mengatur napasku agar Kembali stabil.

Bagaimana aku bisa pulang sebelum jam 20.00 malam jika jadwal bus selanjutnya ada di jam 20.30, ibu pasti marah karena aku pulang telat walaupun ia hanya memperdulikan aku untuk pekerjaan rumah tapi tetap saja aku takut sekali dimarahi olehnya . Jarak kampus dengan rumahku yang cukup jauh apalagi jika aku harus berjalan kaki itu akan memakan Waktu kurang lebih selama satu jam dan itupun jika aku tidak banyak berhenti untuk istirahat di tambah dengan keadaan ponselku yang lowbat membuatku tidak bisa memesan ojek online supaya lebih cepat sampai kerumah.

Sepertinya hari ini aku harus berjalan kaki dan semoga saja diperjalanan nanti ketemu tukang ojek jadinya aku tidak perlu lelah untuk berjalan sejauh itu batinku

Setelah menguatkan niat untuk berjalan kaki aku tidak menunggu dan langsung bergegas karena takut jika terlalu lama istirahat aku tidak akan sampai rumah sebelum jam delapan nanti. 30 menit sudah aku berjalan namun aku tidak bertemu satupun kang ojek yang menawarkan jasanya dan jalanan pun terasa lebih sepi dari biasanya atau itu hanya perasaanku saja. Berjalan selama itu sudah membuat kakiku pegal kulihat jam ditanganku ternyata menunjukkan jam tujuh malam, masih ada Waktu untuk istirahat.

Aku melihat sekeliling dan kebetulan ada sebuah kursi yang tidak jauh dari tempat aku berdiri

"Padahal baru jalan kaki 30 menit tapi udah cape bangett, belum lagi masih ada setengah perjalanan yang harus kutempuh huft" aku mendengus kesal

Setelah cukup istirahat aku bergegas untuk berjalan lagi tapi baru saja aku berdiri tiba tiba dari arah yang berlawanan ada motor melaju dengan cepat dan sepertinya pengendara motor itu membawanya sempoyongan hingga....

Duggg....brukkk

Dia menabrakku dan kami berdua terjatuh dan motornya merusak kursi yang aku duduki tadi hal ini terjadi karena aku yang tak sempat menghindar, badanku terpental kejalan hingga tangan kiri yang sudah aku obati tergores aspal membuat darah kembali keluar dan sepertinya kali ini keluar lebih banyak daripada siang tadi

"Kalo jalan itu dipinggir dong" orang yang menabrakku malah menyalahkan aku jelas jelas tadi dia yang membawa motor nya itu sempoyongan bukan karena aku yang berjalan terlalu dekat dengan jalanan bahkan aku belum berjalan masih berdiri didepan kursi tadi, harusnya dia yang hati-hati

"Maaf pak, tapi bapak yang tidak membawa motornya dengan hati-hati dan saya juga sedang duduk dikursi itu" aku berusaha membela diri walaupun dengan suara gemetar

"Sembarangan lo ngomong, kali ini gue maafin karena buru-buru awas aja lo" setelah mengancam dia langsung pergi meninggalkan aku yang masih terduduk menahan perih dari luka yang terbuka kembali

Kutukan Cinta ErinsWhere stories live. Discover now