Part 7

11 1 4
                                    

"KAK NAMANYA SIAPA??"

Seolah ditelan bumi orang yang barusan menyelamatkan aku menghilang begitu saja. Kok aneh banget sih, padahal dia belum lama menjauh dari posisiku saat ini. Emangnya dia itu punya kekuatan super yang bisa menghilang dengan jentikan jari.

Aku mencari keseluruh penjuru kolam renang yang ada ditempat ini bahkan sampai ngintip-ngintip ke kamar mandi laki-laki yang siapa tau dia bisa aku temukan disana. Hasilnya nihil, dia menghilang dari pandanganku dan tidak bisa netraku menemukannya.

"Baru aja seneng orangnya ketemu eh langsung ilang lagi" Aku menepuk jidat pelan, sungguh malang nasibku ini Tuhan. Ingin rasanya menangis.

Orang yang aku cari akhirnya ketemu ya walaupun masih delapanpuluh lima persen sih gara-gara aku belum mengetahui namanya. Tidak bisa untuk terus meratapi nasib, aku kembali bekerja dan menyelesaikan tugas hari ini lantaran mulai esok hari aku sudah tidak akan bekerja lagi disini.

Malam pukul 20.00 aku baru menyelesaikan semuanya lalu ijin pamit pada pemilik kolam dan pastinya tak lupa mengucapkan terimakasih atas waktu seminggu yang ia berikan untuk aku bekerja padanya.

"Nih, sedikit upah untukmu" Pemilik kolam memberikan aku amplop putih berisi uang.

"Eh tidak dibayarpun tidak apa-apa pak" Ucapku menolak

"Terima saja uangnya, aku hanya memberikan sesuai kinerjamu" Sepertinya sang pemilik kolam tidak mau berdebat mengenai ini membuatku mau tak mau menerima uangnya.

"Terimakasih"

Kalian pasti aneh kenapa aku bisa diluar rumah di jam segini, sebelum aku memutuskan untuk bekerja aku sudah meminta ijin terlebih dulu pada ibu jika seminggu terakhir ini akan pulang lebih lambat dari biasanya dan tentu menggunakan alasan yang lebih logis yaitu urusan kuliah, mana mungkin aku mengatakan yang sebenarnya yang ada dia tidak akan tinggal diam dan mencegahku jika rencana anaknya digagalkan olehku. Sebelum memberikan ijin seperti biasa ada perdebatan tapi akhirnya aku menang dan diperbolehkan pulang telat.

***

Hari ini aku sedang malas kekampus karena tidak ada matkul dan sudah menjadi rutinitasku untuk membaca buku di kamar saja ditemani snack dan minuman kesukaan jika tidak berkegiatan diluar. Sebelum bisa bersantai seperti ini aku menjadi babu terlebih dahulu, mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya pembantu tapi karena sudah terbiasa aku tidak mempermasalahkan nya lagi ataupun mengeluh.

Misi menemukan laki-laki itu aku tunda dulu satu hari untuk istirahat, beberapa minggu terakhir mencarinya di setiap tempat tanpa jeda membuatku kecapekan. Jadi, sebelum aku bertempur kembali untuk mengetahui namanya aku harus mengisi batre tubuhku dulu dengan membaca buku.

Saat sedang asyik-asyiknya membaca buku ada sebuah nada dering yang mengganggu, kulihat siapa yang menelpon di jam segini dan ternyata itu Almaira. Wah karena focus mencari laki-laki itu aku sampai lupa bahwa pernah membuat janji dengan Almaira yang belum ditepati.

"Assala...."

"Lupa ya?" Belum selesai mengucap salam ia sudah memotongku dengan sebuah pertanyaan.

"Ma..maafkan aku Alma"

"Aku kira kamu memang mau melupakan aku begitu saja, aku selalu menunggu kabar darimu tapi sampai sekarang tidak ada. Bahkan harus aku yang memulai duluan baru kamu mau menjelaskan alasannya padaku." Aku terharu dengan sikapnya, walaupun sedang marah aku tau dia peduli padaku dan itu sangat menyentuh perasaanku.

"Bukan seperti itu, tolong dengarkan dulu penjelasanku. Beberapa minggu terakhir setelah aku selesai Makrab ada hal yang harus aku kerjakan, Aku tidak bisa menundanya karena hal itu menyangkut masa depanku nanti. Maaf karena terlalu focus aku sampai lupa bahwa ada janji yang belum kutepati padamu."

Kutukan Cinta ErinsWhere stories live. Discover now