Part 6

6 1 1
                                        

"Kenapa kamu masih ada disini, apakah tidak ada yang menjemputmu?" Tanya Kak Dicky yang tiba-tiba menghampiriku ketika sedang duduk dikursi sendirian.

"Ah iya kak, Orang rumah sudah tertidur semuanya dan tidak ada yang mengangkat panggilanku" Bohong, aku tidak menelpon siapapun karena sudah pasti tidak ada yang sudi menjemputku pulang.

Saat ini kami sedang berada di lapangan kampus, dimana aku yang menghilang dihutan di hari pertama MAKRAB setelahnya tak ada lagi kendala dan acaranya berjalan lancar tanpa ada yang terluka satupun hingga pulang. Mahasiswa seangkatanku sudah pulang semuanya yang tersisa hanya aku dan para kating yang sedang membereskan barang bawaan yang dibawa ke acara MAKRAB, yaa bagaimana aku bisa pulang kerumah di tengah malam seperti ini Jam 1 malam bus baru tiba di kampus dan pastinya Ibu dan Kak Tasya sedang tertidur pulas sekarang lagipula aku tidak bisa seenaknya minta untuk dijemput dan juga Ayah sedang ada dinas keluar kota yang membuatku tidak bisa mengandalkan pada mereka yang notabene sering memerintah padaku.

"Bagaimana jika aku antarkan kamu pulang? Tidak baik kamu berdiam disini semalaman menunggu pagi tiba kan" Kak Dicky menawarkan tumpangan untukku.

"Hah?! Apa kak?" Terkejut bukan main Kak Dicky mau mengantarkan aku. Dari awal aku sudah curiga dia yang tiba-tiba menghampiriku, Apakah dia sama seperti Alma? memangnya dia tidak melihat wajahku yang buruk rupa ini?

Tanpa sadar aku memperhatikan wajahnya lebih tepatnya bola matanya. That right!, bola mata yang sama seperti Alma. Pantas saja dia mau berbaik hati padaku karena bola matanya yang suci itu bukannya membiarkan aku karena malas berdekatan denganku tapi malah mau membantuku.

Keasikan memperhatikan bola matanya membuatku tak menghiraukan panggilan darinya sampai-sampai dia menepuk pundakku baru aku tersadar dan berhenti menatapnya.

"Hei! Apa kamu baik-baik saja?Mengapa menatapku seperti itu?" Tanya Kak Dicky karena tak kunjung mendapat respon dariku.

"Eh maaf kak, tidak ada apa-apa dan iya aku baik-baik saja kok" Aku tersenyum kaku karena malu

"Yaudah, ayo mari kuantarkan pulang"

"I..iya kak"

Setelah mengucapkan itu Kak Dicky membantuku membawa barang bawaan yang cukup berat ke motornya. Sebelum pergi dia pamitan dulu pada teman-temannya yang masih berada dikampus dan mengatakan tidak akan lama hanya mengantar pulang dan kembali lagi kesini. Kurasakan ekspresi tak suka dari mereka yang melihatku namun aku harus bertahan sebentar saja agar bisa secepatnya pulang kerumah dan menganggap bahwa semua ekspresi itu bukan apa-apa kok.

45 menit kemudian

Kini kami sudah tiba didepan gerbang rumahku, aku turun dari motornya dan membuka gerbang rumah yang untungnya sebelum berangkat MAKRAB aku sudah mempersiapkan jika hal ini terjadi dengan membawa kunci cadangan gerbang luar rumah dan juga kunci rumah. Beruntungnya aku datang dikala mereka sedang tertidur pulas, jika mereka masih terbangun bisa-bisa aku dimarahi karena diantarkan oleh laki-laki seperti ini apalagi tampang Kak Dicky yang ganteng dan pastinya akan ditambah dengan sedikit 'balasan' atas kelancanganku itu.

Kak Dicky Kembali membantuku membawa semua barang kedepan pintu rumah, awalnya aku menolak tapi ia bersikeras katanya ini terlalu berat jika aku membawanya sendirian jadi apa boleh buat dan juga supaya dia bisa secepatnya pulang karena aku sudah tidak kuat ingin rebahan dikasur empukku.

Setelah semuanya selesai Kak Dicky pamit pulang tak lupa aku mengucapkan terimakasih atas kebaikannya mengantarkan aku dimana seharusnya ia istirahat karena kelelahan, sungguh seorang pemimpin yang sangat baik sekali. Kak Dicky sudah menghilang dari pandanganku, aku langsung mengunci gerbang dan masuk kedalam rumah. Ternyata barang bawaanku sebanyak ini yaa dan semuanya sangat beratt.

Aku tidak membereskan semuanya dan hanya menaruhnya di pojok kamar lalu membersihkan badan yang sudah sangat lengket ini. Beres-beres ini bisa aku lakukan besok saja, sekarang badanku sudah sangat lelah dan ingin menidurkan tubuh lalu bermimpi indah.


***

Seperti yang sudah aku putuskan sebelumnya Ketika aku berada di villa saat itu, hari ini aku akan mencoba mencari cara menemukan laki-laki yang disebutkan oleh Kakek tua itu.

Tanda seperti Kelabang ditangan kirinya gumamku

"Dimana aku menemukan orang yang memiliki tanda seperti itu? Mana mungkin aku harus membuka baju mereka, itu sangat tidak sopan dan bukannya menemukan orang itu tapi yang ada aku akan disiksa oleh mereka karena berbuat lancang seperti itu." Aku bermonolog memikirkan cara tepat yang bisa aku lakukan.

Kebanyakan laki-laki yang aku temui sering memakai baju lengan Panjang membuatku sulit untuk melihat tanda itu. Walaupun hanya Sedikit yang sering memaki baju lengan pendek hal itu tidak menyurutkan niatku untuk mencarinya. Setiap berpapasan dengan laki-laki yang berbaju lengan pendek mataku langsung tertuju pada lengan kiri mereka. Aku berusaha tidak terlihat mencolok dalam memperhatikan takut-takut disangka aneh oleh orang yang melihatnya.

Ternyata tak semudah itu mencari, Sudah  seminggu lebih aku melakukannya tapi sulit sekali untuk aku menemukan dia. Kembali aku berpikir bagaimana cara yang lebih mudah melihat tanda tanpa mengusik ketenangan mereka.

"Wah aku punya ide, laki-laki sering melepaskan baju atas mereka jika sedang berenang. Apakah aku harus mencari ditempat berenang saja?" Jika di dalam film ada sebuah lampu kecil berwarna kuning yang muncul diatas kepala seseorang ketika ia mendapatkan sebuah ide, and yaa itu kondisiku sekarang.

Aku tersenyum senang bahwa aku bisa berpikir pintar juga, eh tapi tempat renang mana yang harus aku lihat pertama kali? Kan banyak sekali tempat berenang yang bisa aku datangi.

Karena kampusku ini memiliki banyak Mahasiswa dibanding mahasiswi nya aku akan mencari dimulai dari kampus saja. Walaupun setiap kali aku berpapasan dengan mereka membuatku merasa tidak nyaman karena ekspresi yang ditujukan mereka padaku tapi aku tidak boleh takut untuk mencobanya. Hal pertama yang harus aku cari adalah tempat berenang yang sering didatangi oleh mahasiswa kampus Tsarakova ini.

Berpura-pura sebagai pegawai ditempat berenang seperti nya ide yang bagus untuk aku tidak ketahuan menguntit mereka hanya untuk melihat tanda itu, aku harus berbicara pada orang yang memiliki kolam renang sebelumnya agar mau memperkejakan aku sementara untuk beberapa hari saja tentu saja dengan alasan yang masuk akal. Mana mungkin aku mengatakan yang sebenarnya, mau disangka gila?

Kukira mencari ditempat seperti ini akan tebih mudah ketimbang hanya melihat dari mereka yang berpakaian lengan pendek, ternyata tetap saja sulit. Sudah seminggu terhitung dari pertama aku mengatakan akan menjadi pegawai ditempat renang ini. Setiap selesai kelas aku pasti datang untuk memastikan adakah orang yang memiliki tanda itu.

Hari ini adalah jadwal kakak tingkatku yang sedang berenang. Sebelum mencari orang tersebut aku memastikan data setiap rombongan yang akan berenang ditempat ini. Ketika aku sedang berjalan mendekat kearah kolam yang dimana banyak laki-laki disana untuk berpura-pura membersihkan tak sengaja aku menabrak salah seorang diantaranya dan tabrakan itu membuatku terjatuh kedalam kolam. Aduh bagaimana ini sepertinya aku akan mati, aku kan tidak bisa berenang.

sudah pasrah dengan keadaan tapi tak lama kemudian sepertinya ada seseorang yang mau menolongku untuk keluar dari kolam itu, dan beruntungnya aku tidak kehabisan oksigen.

Aku berhasil naik ke permukaan, sesaat melihat lelaki yang menolongku aku terfokus pada tangan kirinya, aku memicingkan mata untuk memperjelas penglihatanku benar apa tidak. Nyatanya memang benar lelaki yang ada dihadapanku adalah dia yang selama beberapa minggu terakhir ini aku cari. Karena kegirangan bisa menemukan tanpa sadar aku langsung menubrukkan badanku padanya dan kini posisinya aku sedang menindih tubuhnya.

Brukk

"Hei, apa-apan kau. Cepat turun dari atas tubuhku" Ucapnya marah

"Eh ma,maaf kak aku tidak sengaja" Dasar si aku main meluk orang sembarangan, lo kan posisinya masih buruk lupa. Aku langsung turun dari tubuhnya.

Setelah itu dia langsung berlalu pergi untuk menemui teman-temannya. Aku yang tersadar belum bertanya perihal nama langsung berterik

"KAK NAMANYA SIAPA?"


Terimakasih sudah mampir^_^
Jangan lupa like, coment and vote nya yaa

Kutukan Cinta ErinsWhere stories live. Discover now