Dianterin siapa kamu?"
Degg
Baru saja aku menutup pintu rumah sudah disambut oleh aura yang mencekam. Kalian tau itu siapa?dia adalah ibu tiriku a.k.a ibu kandung Kak Tasya. Kalian pasti penasaran dimana ibu kandungku, ibuku meninggal ketika aku berusia 4 tahun karena sebuah kecelakaan ketika ibuku pergi dinas diluar kota. setelah 2 tahun menduda akhirnya ayah memutuskan untuk Kembali menikah karena merasa bahwa aku sangat perlu sosok seorang ibu dan perempuan yang dijadikan istri olehnya adalah Mela Yerlisa Bernard yang adalah sekretarisnya dikantor.
Aku sudah pernah bilang bukan bahwa hidupku seperti cerita cinderella yang dikucilkan dan diperlakukan seperti budak bukan anak oleh ibu tiri serta Anak-anaknya. Awal dia datang kerumah sebagai istri ayahku adalah 17 tahun yang lalu di saat aku berusia 6 tahun dan anaknya Kak Tasya berusia 10 tahun Jarak umur yang terpaut 4 tahun.
Dulu sosok ibu bisa aku rasakan dari hadirnya, dia yang begitu perhatian padaku dimana tidak pernah ada sekalipun membedakan antara Kak Tasya yang notabene adalah Anak kandungnya dan diriku. Namun ternyata semua itu tidak berlangsung lama mereka berubah saat aku menginjak bangku SMP kelas 3, perlakuan mereka menjadi kasar dan selalu memarahi aku yang bahkan tidak tau letak kesalahannya itu dimana serta sering menjadikan aku seolah-olah pembantu dirumah jika ayah sedang ada dinas keluar kota.
Aku membalikan badanku dengan kepala yang menunduk. Aku tak cukup berani untuk menatap wajahnya yang menakutkan apalagi dengan auara yang sudah sangat mencekam ini. ditambah dengan kejadian dulu bahwa ia tidak akan segan-segan bermain fisik kepadaku jika aku melakukan satu perbuatan yang menurutnya salah atau berbuat kesalahan.
"Dia seorang perempuan Namanya Almaira Bu, tadi dia menolongku saat tertabrak motor dijalan menuju rumah" Jawabku pelan
"Kamu tidak berusaha membohongi Ibu kan?" Tanyanya ketus. Ibu akan marah jika aku ketahuan berbohong.
Aku merasa ada sebuah ingatan yang hilang di saat aku SMA ditambah dengan sikap aneh ibu yang melarang keras jika ada laki- laki yang ingin mendekatiku entah dengan alasan apapun padahal semasa SMA aku belum pernah sekalipun dekat dengan seorang laki-laki bahkan jangankan untuk sekedar dekat yang ada adalah mereka selalu menghina dan mengerjaiku jika bertemu.
"Aku tidak berbohong bu, saat akan pulang aku ketinggalan bus dan juga aku tidak bisa memesan ojek online karena batre ponselku yang mati jadinya aku memutuskan berjalan kaki. Lalu ditengah perjalanan ada yang menabrakku dan dia datang menolongku, lihatlah tangan kiriku ini dia yang membawaku ke rumah sakit untuk diobati kemudian mengantarku pulang." aku mencoba menjelaskan semuanya pada ibu namun dari raut wajahnya sepertinya ibu tidak peduli pada kenyataan bahwa aku terluka.
"Aku tidak tertarik dengan urusanmu dan tidak peduli kamu seperti apa yang terpenting kamu tidak bersama seorang laki-laki" Perlakuan Ibu sangat aneh, ia benar-benar tidak peduli dengan keadaanku yang dia pedulikan hanya jika aku bersama seorang laki-laki.
Jika sudah berkata seperti itu aku tidak bisa membela diri lagi, karena mau bagaimanapun aku berdebat dengannya hanya aku yang selalu kalah. Apalagi Ketika aku mencoba menanyakan alasan mengapa aku tidak boleh dekat dengan laki-laki ibu selalu marah dan mengalihkan pembicaraan yang pada akhirnya membuatku enggan untuk Kembali bertanya...
"Aku pamit ke kamar dulu bu"
"Ya"
*****
Setelah memasuki kamar aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, badanku rasanya lengket sekali dengan keringat. Mungkin gara-gara perjalanan yang cukup jauh ditambah tragedy tadi membuat badanku jadi seperti ini. Selesai mandi aku berganti pakaian lantas aku duduk ditepi kasur mengambil bantal untuk menjadi tumpuan tanganku

YOU ARE READING
Kutukan Cinta Erins
RomanceErins memiliki sebuah kutukan di dalam dirinya yang membuat dia dijauhi oleh semua teman-temannya karena kutukan itu membuat wajahnya menjadi buruk rupa sehingga tidak ada yang berani untuk dekat-dekat dengan dia apalagi berteman. kutukan itu bisa...