Harusnya aku marah atau menendang kakinya saat dia melewatiku begitu saja, tapi apalah daya. Dia membentakku seperti itu sudah membuat nyaliku ciut ingin menangis. Aku menahan air mata itu dan mencoba untuk bangun. Benar apa yang di katakan alma Belum apa-apa aku sudah di perlakukan seperti ini. Bagaimana dengan membuatnya jatuh cinta padaku?
Setelah kembali berdiri aku langsung pergi dari tempat itu menuju gudang kampus, di depan gudang ada sebuah kursi yang biasa aku singgahi jika ada masalah yang datang menghampiri.
Entah karena aku yang lemah terhadap bentakan atau memang hatiku yang sedang sensitif. Air mata itu keluar begitu saja tanpa di minta maupun aba-aba.
"Baru segini aja kamu udah nangis?" Tanyaku pada diri sendiri.
"Lalu bagaimana jika kamu berusaha membuatnya jatuh cinta padamu? Akan berapa banyak air mata yang keluar nantinya?"
Bukannya berhenti, air mataku terus mengalir deras. Aku menutup mulut rapat-rapat agar isak tangis itu tak terdengar oleh siapapun.
Sepertinya cukup lama agar air mata itu berhenti mengalir, ternyata bukan karena bentakan itu saja tapi memori tentang kejadian di hutan kembali berputar dalam ingatan. Sakit hati yang kembali menguak mengingat betapa kejamnya seorang kakak terhadap adiknya.
Kenyataan pahit yang harus aku telan bahwa mereka yang menginginkan kehancuran untukku. Mereka yang aku anggap sebagai bagian keluarga walaupun dengan darah yang mengalir diantara kami berbeda. Sepertinya di masa depan banyak air mata yang harus aku keluarkan demi perasaan yang ingin ditumbuhkan agar kutukan ini segera hilang, aku harus kuat. Balas dendam akan perbuatan mereka dengan menghancurkan segala kutukan yang telah mereka tanamkan dalam diri adalah rencanaku saat ini. Mah, doakan anakmu ini agar bisa kuat melawan mereka dan menjauhkan mereka dari ayah dan juga membuat ayah sadar bahwa kebahagiaanku di renggut oleh adanya mereka
Aku menyeka air mata dengan kasar. Tidak apa-apa jika sekedar menangis asalkan jangan sampai aku berhenti berusaha dan menyerah. Aku harus bisa membuktikan bahwa aku mampu untuk mematahkan kutukan ini.
"SEMANGAT ERINS!!" Ucapku dalam hati dengan tangan yang dikepalkan menyalurkan semangat untuk seluruh tubuh.
Akhirnya tangisku mereda dan emosiku kembali stabil, tak lama setelahnya aku pergi meninggalkan tempat itu untuk pulang. Aku harus merencanakan strategi yang bagus agar bisa memikat kating dan membuatnya jatuh padaku.
***
Karena pikiran yang tidak ingin berhenti berpikir sebelum menemukan titik temu membuatku mau tak mau berdagang semalaman, untung saja hari ini aku cuma ada satu kelas dan itupun siang jadinya pagi ini bisa tidur sebentar.
Kalian sering gak sih berada diposisi ku saat ini? Memikirkan orang semalaman padahal dia bukan siapa-siapa di hidup kita. Hadeuhh menghabiskan tenaga saja, bikinn capekk.
"Ehh napa jadi ngeluh sih erins" gerutu ku pada diri sendiri yang bertingkah aneh-aneh.
"Fokus lagi yaa" Erins membuka buku untuk menulis segala stategi yang dia rencanakan.
Rencana memikat hati kating
1. Membuatkan bekal setiap hari
2. Membantunya dalam melakukan tugas kuliah
3. Selalu menempel atau dekat-dekat dengannya
4. Tampil cantik
5. Selalu tersenyum"Point ke empat kayaknya gabakalan bisa deh, kan orang-orang gabisa liat muka aku yang sesungguhnya karena tertutupi kutukan dan mereka pasti melihatku dengan wajah buruk rupa. Jadi bagaimana ya?"
Aku kebingungan sendiri saat memikirkan stategi yang harus dibuat, berpacaran saja tidak pernah bagaimana aku tau apa saja yang harus dilakukan.
Ke-5 point rencana yang tertulis adalah hasil aku bolak-balik melihat google, ceritanya lagi nyari referensi buat memikat hati kating itu kek mana tapi tetap saja aku malah pusing membaca semua rencananya, bahkan ada rencana yang sangat tidak masuk akal buatku.
"Kok susah banget yaa? Padahal aku sering baca novel-novel romantis tapi kenapa sulit sekali menentukan rencana yang bagus untuk aku gunakan"
"Yaudah deh, aku pikirin lagi nanti. Sekarang waktunya istirahat biar nanti siang gak datang terlambat masuk kelas" Ucapku monolog, berusaha menghentikan kepala yang tak henti memikirkan si kating gila itu.
****
Pukul 22.00 WIB.....
Selesai kelas aku tidak langsung pulang melainkan pergi ke perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas. Aku mengatakan pada ibu dan kakak bahwa malam ini aku akan pulang sangat larut karena ada tugas yang perlu aku selesaikan dimana deadline nya itu malam ini dan aku kekurangan referensi. Makanya aku memilih mengerjakan di sana sekalian menjernihkan pikiran karena terlalu terbebani dengan pikiran tentang kating itu.
Aku tidak sendirian disini, banyak teman-teman seangkatan bahkan kating yang sering melakukan hal sedang aku kerjakan. Pihak kampus tidak melarang kita menggunakan fasilitas diluar waktu perkuliahan, bahkan menyediakan penjaga kampus di malam hari untuk menjaga kita.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga"
Jam 10 malam aku baru menyelesaikan tugas yang saangattt merepotkan ini. Setelahnya aku bergegas merapihkan buku-buku yang aku pinjam tadi dan barang bawaanku lalu pergi meninggalkan kampus.
"Sambil nunggu ojol dateng aku cari makanan dulu deh, daritadi pikirannya dikuras buat ngerjain tugas si perut jadi laper"
"Eh sejak kapan jalanan jadi basah gini, emangnya tadi hujan ya?" pertanyaan yang dilontarkan ke diri sendiri, meman aneh aku ini.
Aku sedang berada dipinggir jalan, menunggu lampu lalulintas berubah warna agar bisa pergi ke sebrang sana. Aku mengambil ponsel disaku celana untuk mengecek apakah kang ojol nya sudah tiba di titik lokasi atau belum.
Di saat aku sedang melihat kearah ponsel tiba-tiba ada yang menyenggolku hampir limbung dan sialnya entah karena tanganku yang tidak erat untuk menggenggam ponsel atau rasa kagetku yang berlebih, ponselku terlempar ke kubangan air yang ada di jalanan penuh kendaraan.
"Aaaaa ponselku" Teriakku lantang, orang di sekeliling pun memperhatikanku.
"Maaf saya lagi buru-buru" orang yang menabrakku pergi begitu saja setelah mengucap satu kata maaf, bukannya membantuku atau melakukan hal lainnya.
"Bagaimana ini, ponselku pasti rusak karena kemasukan banyak air di tambah dengan warnanya yang kotor itu"
Mataku berkaca-kaca, ada beberapa file penting mengenai tugas kuliahku di ponsel itu yang belum ku cadangkan di laptop. Aku mencoba menenangkan diri, melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang lewat diatas kubangan air itu supaya aku bisa mengambil ponselku yang masuk kedalamnya.
Di rasa tidak ada yang lewat aku langsung menuju kubangan itu, mengedarkan pandangan mencari-cari dengan tangan yang diarahkan ke segala arah.
Akhirnya ponsel itu kutemukan tapi diwaktu bersamaan suara klakson mobil truk menyadarkan aku yang tengah berada ditengah jalan, seharusnya aku berdiri dan berlari menepi akan tetapi kaki sudah terlanjur lemas. Aku malah terduduk dan menutup mata rapat-rapat, berpikir bahwa mungkin sudah saatnya aku pergi sekarang.
"AWASSS" Teriak seseorang yang menarikku, kami terjatuh telentang dengan posisi dia yang memelukku erat.
Jangan lupa like, comment and vote gaiss
YOU ARE READING
Kutukan Cinta Erins
Storie d'amoreErins memiliki sebuah kutukan di dalam dirinya yang membuat dia dijauhi oleh semua teman-temannya karena kutukan itu membuat wajahnya menjadi buruk rupa sehingga tidak ada yang berani untuk dekat-dekat dengan dia apalagi berteman. kutukan itu bisa...