Hooaaamm.
Seperti menemukan suasana baru, pagi ini terasa begitu ceria dan berbeda. Mungkinkah karena akhirnya setelah sekian lama ada juga seseorang yang mau menjadikan aku sebagai seorang teman. Aku sungguh bahagia sekali hari ini dan semoga saja dikampus nanti tidak ada hal buruk yang menimpaku.
"Selamat pagi yah, belum berangkat ke kantor?" Sapaku saat menuruni tangga yang berpapasan dengan ayah.
"Belum sayang kebetulan rapat hari ini agak siangan jadi ayah bisa bersantai terlebih dahulu dirumah" Jawabnya sambil mengelus pelan rambutku yang terurai.
Aku tersenyum senang mendapat perlakuan ini. Kebiasaan ayah yang sering pergi pagi pulang larut malam menjadikan kita jarang bertemu dan juga semakin gencar perlakuan buruk yang dilakukan oleh Ibu dan juga Kak Tasya terhadapku. Tapi selama ayah ada dirumah aku tidak akan mendapat semua perlakuan itu, jadi kesempatan yang baik bukan?.
Kami berdua pergi ke ruang makan karena ibu sudah memanggil katanya sarapannya sudah disiapkan. Ada obrolan-obrolan ringan antara aku dan ayah tapi setelah sampai di ruang makan aku tidak terlalu banyak bicara karena suara Kak Tasya dan Ibu mendominasi yang bermanja-manja dengan ayahku. Setelah selesai sarapan aku pamit ke kamar dengan alasan mempersiapkan keperluan kuliah walaupun sebenarnya aku masih ingin bersama dengan ayah lebih lama namun ada tatapan ibu yang mengintimidasi untuk aku cepat-cepat menghilang dari hadapannya.
Saat masuk ke dalam kamar aku langsung merebahkan badanku mengangkat tangan kiriku seolah-olah bisa mencapai langit-langit kamar. Ingin sekali mengatakan kepada Ayah bahwa aku menderita hidup Bersama dengan mereka, aku tidak sanggup untuk terus menerus tinggal ditempat yang juga ditinggali oleh mereka. Namun apalah dayaku, melihat ayah yang bahagia Ketika Bersama mereka membuat aku Kembali mengurungkan niat itu dan memendamnya sendirian.
Sudahlah jangan bersedih terus Erins Western Bernard, sekarang yang harus kamu pikirkan adalah MAKRAB nanti waktunya sebentar lagi dan kamu harus menyiapkan segala keperluannya. Aku menguatkan pikiranku dengan berkata seperti itu.
Pikiranku Kembali tenang, setelahnya aku melihat jam dan bersiap-siap untuk mandi dan pergi kuliah. Sekarang aku sedang berada di wilayah kampus tepatnya di perpustakaan, tadi saat berangkat tidak sempat berpamitan pada Ayah karena dia lebih dulu pergi dibandingkan aku. Jalan ninja ku disaat datang lebih dulu sebelum waktu kuliah adalah pergi ke perpustakaan dan membaca buku karena tidak ada yang mau berbincang denganku seperti teman-temanku yang lain.
Sebenarnya aku ingin menghubungi Alma namun aku tidak seberani itu walaupun kita sekampus dan hanya berbeda fakultas tapi tetap saja rasa takut masih mendominasi pikiranku Ketika ingin lebih dekat dengannya. Daripada bermain dengan pikiran lebih baik aku menyibukkan dengan membaca syukur-syukur ada ilmu baru yang aku ketahui dibanding merusak pikiran dengan terus beroverthinking ria.
Aku sudah menyiapkan alarm di ponsel agar tidak telat masuk kelas karena kalian tau sendiri jika sudah membaca aku sulit mengalihkan fokus ku pada hal lain. Selesai membaca satu buah buku dan alarm itu berbunyi, wah pas banget waktunya selesai sebelum jadwal masuk. Aku segera mengembalikan ketempat semula dan juga pergi meninggalkan perpustakaan menuju kelas karena sebentar lagi kelas siang akan dimulai.
*******
Tidak terasa waktu MAKRAB telah tiba, kami semua diperintahkan untuk berkumpul dikampus sebelum adzan subuh yakni jam 04.35 karena akan berangkat menuju lokasi setelah adzan subuh atau perkiraan jam 05.30. Seharusnya aku tiba tepat waktu akan tetapi ada drama dirumah yang membuatku terlambat datang. Alhamdulillah nya Tuhan masih melindungiku bahwa rombongan dari kampus belum berangkat jadinya aku masih bisa mengikuti MAKRAB ini.
Tanpa menunggu lama kami semua pergi dengan total lima bus yang pergi berisikan 60 orang mahasiswa. Tidak memiliki teman yang bisa diajak duduk Bersama membuatku mau tak mau duduk dikursi paling belakang dan juga paling ujung. Orang-orang disebelahku sebenarnya ingin mengusirku pergi namun karena ada dosen di dalam bus kami akhirnya mereka diam.
Setelah 4 jam di perjalanan akhirnya kami tiba di lokasi perkemahan. Perjalanan menuju lokasi cukup memakan waktu ditambah dengan jalanan yang rusak membuat kami tiba lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan. Semua Mahasiswa turun dari bus satu persatu dan seperti biasa aku selalu menjadi yang terakhir. Kampus kami menyewa semua villa besar bertingkat layaknya hotel dipedesaan yang mampu menampung 300 Mahasiswa ditambah dengan 7 Dosen pengawas.
Sebelum memasuki villa kami mengantre terlebih dahulu untuk mendapatkan no kamar dan juga kunci, entah kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga aku disatukan dengan Anggi dkk dalam satu kamar. Setiap kamar berisikan 2 Kasur ukuran besar untuk 6 orang dimana setiap Kasur itu untuk 3 orang mahasiswa. Anggi dkk itu ada 4 orang ditambah aku dengan Sheila yang memenuhi kamar ini dan yaa dia berhasil membuat aku tidur dilantai yang dingin yang hanya beralaskan selimut tipis. Sedangkan mereka berlima tidur dengan nyaman dan hangat di Kasur empuk itu.
Satu banding lima ya tentu kalahlah aku, mau mencari bantuan pada siapa jika mencari teman saja tidak bisa aku dapatkan ya walaupun sekarang ada Almaira tapi dia tidak ikut kegiatan MAKRAB ini jadi tidak bisa kusebut mempunyai teman disini. Setelah semuanya membereskan barang bawaan kami diperintahkan ke lapangan untuk pencarian kayu bakar.
Tim yang dibentuk untuk pencarian kayu bakar adalah teman sekamar alhasil aku Kembali Bersama dengan Anggi dkk dan pastinya aku yang akan menjadi babu mereka. Saat memasuki hutan awalnya Anggi dan yang lain membantuku mengambil kayu namun ketika kami tidak diawasi oleh dosen anggi menyuruhku mencari kayu bakar sendirian kedalam hutan. Awalnya aku bersikeras membantah perintahnya namun karena ada ancaman yang diberikan membuatku mau tak mau Kembali menuruti permintaan konyol nya itu.
Fokus ku untuk mencari kayu bakar tanpa sadar membawaku masuk kedalam hutan terlalu dalam dan sepertinya aku tersesat. Saat melihat sekeliling aku menemukan sebuah gubuk tua, saat diamati lebih dekat ternyata keadaan gubuk itu terlihat terawat seperti ada seseorang yang menempatinya. Rasa penasaran yang besar membuatku masuk kedalam gubuk tua itu untuk mencari tau ada apa dan siapa orang yang merawatnya.
Kok bisa ya ada gubuk yang terlihat sudah tua tapi senyaman ini ucapku dalam hati
Ketika aku mengelilingi rumah itu pertama kali tidak ada orang sama sekali namun saat akan beranjak untuk pergi aku dikagetkan dengan seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dihadapanku.
"Kamu sudah datang nak" ucapnya dengan sebuah senyuman yang dilemparkan padaku
Aku semakin terkejut dengan ucapan yang dilontarkan sang kakek, sepertinya dia sudah menungguku datang ke gubuk tua ini.
"Kakek menungguku?"
Jangan lupa tinggalin jejak dengan Like, Coment, and Vote ya^-^

YOU ARE READING
Kutukan Cinta Erins
RomanceErins memiliki sebuah kutukan di dalam dirinya yang membuat dia dijauhi oleh semua teman-temannya karena kutukan itu membuat wajahnya menjadi buruk rupa sehingga tidak ada yang berani untuk dekat-dekat dengan dia apalagi berteman. kutukan itu bisa...