Kim Chaehyun menatap keluar jendela. Awan mendung bergulung di kejauhan, siap mencurahkan hujan deras kapanpun ia mau. Ia duduk di tepi tempat tidur berseprei putih mengabaikan aroma tajam dari obat-obatan di ruangan yang hampir seluruhnya didekorasi dengan warna putih itu. Jemarinya bergerak menggenggam tangan seorang pria yang tertidur lelap disebelahnya, Zhang Hao. Sahabatnya, kasihnya, suaminya, cintanya.
Zhang Hao tertidur lelap, wajahnya begitu damai seakan tidak terjadi apapun. Tapi Chaehyun tahu telah terjadi perubahan besar pada fisik suaminya itu. Kanker mengubah segalanya. Kulitnya yang semula kekuningan memucat dan mata coklat dibalik kelopak yang sedang terpejam itu, biasanya memancarkan semangat dan harapan, tapi kali ini hanya ada keputusasaan. Chaehyun bahkan sudah tak pernah melihat senyum terkembang di wajah Zhang Hao lagi.
Air mata jatuh membasahi pipi putih Chaehyun, bersamaan dengan turunnya rintik hujan pertama.
"Chaehyun.." Bibir Zhang Hao bergerak perlahan, menyebut nama istrinya dengan suaranya yang melemah itu.
Chaehyun cepat-cepat menghapus air matanya, ia tidak ingin Zhang Hao melihatnya menangis. Suaminya itu selalu berkata kalau senyumanlah yang harus mengiringi kepergiannya, dan sebisa mungkin Chaehyun akan mengabulkan hal itu, walaupun itu adalah keinginan terakhir Zhang Hao.
"Ya?" tanggap Chaehyun, memaksakan seulas senyum.
Zhang Hao membuka matanya, cercah semangat disana hampir sirna. "..Ada sesuatu yang harus kau tahu.. tentang masa laluku.."
Chaehyun sedikit terhenyak. 'Ada yang masih belum ia katakan padaku selama 5 tahun masa pernikahan kami?'
"Apa itu?"
Zhang Hao melepaskan tangannya dari genggaman Chaehyun. "Tolong ambilkan sebuah buku.. di tasku.."
Chaehyun menoleh ke atas bufet di samping kepala tempat tidur. Diatasnya terletak sebuah tas yang Chaehyun sadari sebagai tas kesayangan suaminya, sejak mereka sama-sama kuliah di Juilliard School of Art delapan tahun yang lalu. Chaehyun bangkit dan mencari buku yang dimaksud Zhang Hao. Ia sedikit tertegun ketika melihat satu-satunya buku yang ada di dalam tas adalah..
"Ini?" Chaehyun mengeluarkan buku harian biasa bersampul kulit dari dalam tas. Setahunya, buku harian itu datang setahun setelah pernikahan mereka melalui paket, dan ia masih ingat dengan jelas ekspresi suaminya begitu melihat buku itu. Zhang Hao terdiam selama beberapa menit sambil memandang sampulnya, dan kemudian langsung memasukkannya lagi ke dalam kotak pembungkusnya tanpa membaca terlebih dahulu. Ia melarang keras Chaehyun untuk menyentuh buku itu apalagi membacanya. Sedangkan Zhang Hao sendiri juga melakukan hal yang sama, mereka tak pernah mengungkit-ungkit buku harian itu lagi setelahnya.
Tapi entah kenapa hari ini Zhang Hao memintanya untuk..
"Bacakan untukku Chaehyun.."
Chaehyun memandang Zhang Hao heran. Ia kembali duduk di sisi suaminya, tapi sama sekali belum melaksanakan perintahnya. Ia ragu.
Zhang Hao menghela nafas pelan dan menggenggam tangan Chaehyun. "Ada sesuatu tentang masa laluku yang harus kau tahu Chaehyun, dan satu-satunya cara hanya dengan membaca buku itu."
Chaehyun mengalihkan pandangannya dari mata cokelat Zhang Hao ke buku harian di pangkuannya. Ia yakin sepenuhnya tak ada rahasia diantara mereka berdua, tapi pada kenyataannya Zhang Hao masih menyembunyikan sesuatu darinya. Ia benar-benar ingin tahu, tapi kalau Zhang Hao menyimpannya dalam-dalam selama ini, ia ragu apakah ia benar-benar ingin tahu? Ia takut. Ya, takut kalau ia tidak bisa menerima kenyataan yang disembunyikannya suaminya. Ia takut kalau kenyataan itu terlalu menyakitkan.
"Chaehyun, let the story begin.."
Chaehyun menatap mata suaminya, bimbang. Tapi akhirnya ia membuka sampul buku harian itu, dan menghadapi halaman pertama penuh dengan tulisan rapi.
"Tolong bacakan untukku.." ulang Zhang Hao memejamkan matanya. Sekilas Chaehyun melihat seulas senyum samar di wajah suaminya, membuatnya menggenggam tangan Zhang Hao lebih erat dan ia mulai membaca.
"Hanbin's journal, 11 January, 2009." Chaehyun berhenti membaca. Ini buku harian sepuluh tahun yang lalu. Ia menatap suaminya yang masih memejamkan mata, seakan meresapi apa yang dibacakan oleh Chaehyun.
"Hanbin itu siapa, Zhang Hao?"
Zhang Hao hanya tersenyum kecil. Senyum tulus pertama yang Chaehyun lihat sejak enam bulan yang lalu, ketika Zhang Hao pertama kali divonis mengidap kanker mematikan. "Kau akan tahu kalau kau menyelesaikan membaca buku harian itu.. Jadi selesaikanlah apa yang sudah kamu mulai, Chaehyun."
Chaehyun kembali menunduk menatap buku harian, merasa tak ada gunanya bertanya lebih lanjut. Zhang Hao tampak sedang menantikan sesuatu. Sesuatu yang hanya ada dalam buku harian itu. Chaehyun tak punya pilihan lain selain meneruskan. Ia berdehem pelan dan kembali membaca tulisan rapi yang tertera di setiap lembaran buku harian itu.
"Hanbin's journal, 11 January, 2009.."
To Be Continued...
- 11.03.2023 -
Main Characters
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Blue And Red | BinHao ♡
FanfictionSung Hanbin adalah anak dari pengusaha terkemuka di Korea yang ingin mewujudkan impiannya menjadi pianis sukses. Namun keluarganya terus mencoba menghalangi impiannya itu bahkan saat Hanbin sudah kabur dan berhasil bersekolah di Universitas musik te...